✧ ۪۪Part'e 25 ཻུ⸙͎

192 39 20
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫   ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

"Jangan! gak mungkin mimpi gue kenyataan! gak boleh!" batin Dwi.

Kursinya sudah tidak ditarik lagi, Dwi mencoba untuk melihat apa yang dilakukan Azka, namun nihil. Ia diikat sangat kuat.

"AAAAAA..." teriakan itu membuat Dwi semakin menegang, sekarang ia benar-benar ketakutan. Takut, jika mimpinya menjadi kenyataan.

Kursi Dwi langsung dibalikan oleh Azka dan netra Dwi melihat 2 orang perempuan yang sangat ia kenal. Bir yang lengan dan kakinya diikat serta mulutnya ditutup lakban. Dan Bella yang diikat dikursi dengan kondisi mengenaskan.

"Kata-kata terakhir untuk Bella?" tanya Azka membuat Dwi naik pitam.

"AZKA!!! LEPASIN MEREKA!!! APA MAKSUD LO!" Teriak Dwi menggelegar diruangan itu.

"Cukup mudah... gue udah gak kuat denger cacian Bella dan Bir em...dulu pernah khianatin gue." jawab Azka.

"Dasar laki-laki munafik! laki-laki biadab, bangsat... Gua nyesel suka sama Lo..."lirih Bella.

"Jangan kak..." Dwi tidak bisa berbuat apa-apa.

Azka keluar dari ruangan itu, entah kemana dia pergi. Apa mungkin setelahnya Bella akan dibunuh?

"Mu...naa...fik! munafik!" racau Bella.

"Kak... jangan ngomong dulu kak, Dwi takut kakak dibunuh sekarang."

"hmm..." deheman dari mulut Azka membuat Dwi menoleh kebelakang dan melihat Azka bersender diambang pintu. Ia semakin menjadi meronta Dag Dug! Dag! Dug!

"Azka jangan!" bentak Dwi. "JANGAN!!!" teriak Dwi kesetanan.

Azka mengeluarkan pisau disaku belakangnya dan meneliti setiap bagian pisau itu. Dia mulai mendekati Bella dan Bir lagi.

"Sudah waktunya Bella..." bisik Azka pada Bella.

Azka memotong ikatan ditangan dan kaki Bella....

"Azka! jangan please." lirih Dwi, dia memejamkan matanya takut untuk melihat adegan selanjutnya.

Sedangkan Bir juga terus meronta-ronta ingin membantu Bella seperti halnya Dwi.

Sret...srrtt..

"AAAAAA!!!" Satu sayatan pisau berhasil mendarat lagi ditangan Bella. "AAAAW...!!! SA-KITTT!!!!" Dua sayatan dan seterusnya.

Seakan belum puas Azka menyayat- nyayat wajah Bella, dan merobek kedua sudut mulut Bella. Azka mencengkram pipi Bella kuat.

"Kanan atau kiri?"

"DA-sar... iblis...Gak punya hati!!!"lirih Bella tidak jelas.

Azka menyeringai dengan satu hentakan pisau ditangannya menancap pada leher Bella, ia benar-benar menancapkan pisaunya. Bir yang melihat itu langsung jatuh pingsan.

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang