*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫ ⃟ ཹ։
🕰️🕰️🕰️
10 Tahun kemudian...
"ONTIII!!!" Teriak anak laki-laki berusia kisaran 9 tahun pada seorang gadis berusia 27 tahun, dia adalah Dwi. Ya tokoh utama dalam cerita ini.
"Aaaa... Sini Daz, ponakan kesayangan aunty!" Pekik Dwi sama senangnya seperti anak laki-laki yang bernama Daz itu.
Daz berhambur pada pelukan Dwi. Dwi pun menyambutnya, ia langsung menggendong Daz dan memutar-mutarnya layaknya baling-baling hal tersebut membuat Daz tertawa kegirangan.
"Onti. Onti. Onti k- kenana aja? Kog balu pulang sihhh?" Tanya Daz dengan suara khasnya yang cadel.
Dwi yang merasa gemas langsung menggigit hidung kecil nan mancung milik Daz. Daz meringis tapi selanjutnya tertawa lagi.
"Ini kan Aunty dah pulang."
"Ya kan Daz mu taw onti pelgi kenana."
"Bocil gosah kepo wle." Ejek Dwi.
"Ah gatu ah Daz malah sama onti! Tulunin Daz ONTIII." Rengek Daz minta untuk diturunkan.
"Gamau wle!" Kata Dwi, ia semakin erat memeluk Daz agar tidak lolos darinya.
"Eh-eh-eh ANKEL... TOLONGIN DAZ III, INI ONTI NA NAKAL ANKEL." Teriak Daz minta tolong pada seseorang yang ia panggil Uncle.
Bukannya membantu yang dipanggil Uncle malah memeluk Dwi dengan erat dari belakang. Alhasil Daz merenggut sebal, ia mencebikkan bibirnya, menggembungkan pipinya dan tidak lupa menyilangkan tangannya juga membuang muka pertanda ia benar-benar marah.
"Males ah, Penen beli teluk!"
"Lah emang punya duit lu bocil?" Sergah unclenya.
"Puna, kan nanti Daz minta uang ke ANKEL aja."
"Ga ya, turun kamu enak aja peluk-peluk istri saya."
"Sapa juga mau deket-deket onti, onti bau ankel juga bau. HUUUU."
Daz turun dari pangkuan Dwi dan pergi ke kamarnya tanpa menoleh ke belakang lagi. Dwi menggeleng melihat tingkah ponakan dan suaminy, jika bertemu pasti saja bertengkar. Sebenarnya ia baru nikah kemarin lusa, tapi Daz sudah biasa memanggilnya Uncle.
"Sayang, susulin sana. Aku mau nyamperin emaknya dulu." Kata Dwi.
"Ga ah males."
"CEPET!"
"IYA, IYA."
-000-
Dwi sedang menuju ke sebuah kamar yang terletak di lantai 2 paling ujung. Ia ingin melihat seseorang yang dulunya selalu ada disisinya, siapa lagi kalau bukan Bir satu-satunya orang yang selamat dari insiden 10 tahun yang lalu. Soal Daz? Ya, dia anak dari Bir dan Azka. Ternyata Bir pernah dilecehkan dan diperkosa oleh Azka sebelum insiden itu terjadi. Namun, dia hanya diam saja tidak bercerita pada siapapun.
"Bir..." Lirih Dwi.
"Kak..."
Dwi langsung memeluk Bir, kondisi Bir sekarang jauh dari kata baik-baik saja. Memiliki anak dengan cara yang sangat menjijikan membuatnya tertekan ditambah lagi anak itu sekarang ada disisinya. Tapi jika ia melakukan aborsi, bukankah dia akan berubah menjadi seorang pembunuh?
"Kak... Bir capek."
"Kamu kuat kok, dia udah gak ada Bir. Jadi kamu jangan aneh-aneh. Daz gak bersalah, dia gak punya salah yang salah cuman DIA." kata Dwi menekankan kata Dia, yang dimaksud adalah Azka.
"Tapi kak, Bir stress, depresi, Bir malu... Pasti gak ada lagi yang mau atau cinta sama Bir. Bir udah punya anak, tapi gak punya suami..." Ucap Bir, "Kak adobsi Daz ya? Kakak kemarin lusa udah sah jadi istri seseorang, maaf aku gak bisa datang. Udah terlalu trauma buat kenalan sama lelaki lain. Tapi kali ini tolong Bir buat jaga Daz, biarin Bir pergi dari sini. Bir mau kehidupan yang baru..." Lanjutnya.
"Tapi Bir..." Kata Dwi menggantung, "Semuanya baru mau dimulai" lanjut Dwi dalam batinnya.
🕰️🕰️🕰️
Follow >> urjjousca
KAMU SEDANG MEMBACA
Triskaideka Phobia [END]
Gizem / Gerilim𝐉𝐮𝐦𝐚𝐭 𝟏𝟑 𝐃𝐞𝐬𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 "Happy birthday to me... happy birthday to me... happy birthday... happy birthday... happy birthday to me....." Wanita itu bernyanyi dan mengasah pisau yang akan dia gunakan untuk memotong kue. Aneh! mengapa? kalian...