✧ ۪۪Part'e 9 ཻུ⸙͎

200 51 19
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫   ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

Dwi saat ini masih hidup. Dia fikir Azka langsung mencekiknya saat itu, tetapi dia salah. Ekspetasinya terlalu berlebih. Azka sekarang bersifat manis kepadanya, entah memang itu termasuk rencana untuk membunuhnya atau tidak. Dia tidak bisa tidur nyenyak jika nyawanya seperti dipermainkan oleh Azka.

-ooo-

Brak!!!

Seorang gadis melempar tasnya ke atas meja dan berkacak pinggang lalu mondar-mandir tidak jelas. Membuat lelaki yang tadinya duduk santai mengernyitkan keningnya heran dengan tingkah gadis itu.

"Kenapa lo? pagi-pagi gini udah mencak-mencak?" tanya Nata.

"yaapalagi, tadi gue di marahin sama papah dan kunci mobil gue disita. Terus waktu masuk gue udah ketemu ketos syalan itu." ucapnya sambil menghentak-hentakkan kakinya dibarengi dengan emosi yang menggebu-gebu.

"hahaha...jangan marah nanti cantiknya ilang..."

Blush

Dwi mencoba untuk menetralkan raut wajah meskipun jantungnya seperti copot dari kandangnya dan sekarang tengah bermain trampolin, tidak karuan.

"Emang gue cantik?" ucapnya lalu duduk dan menopang dagu, niatnya ingin menjahili Nata.

"emm...iya cantik." mendengar itu Dwi tersipu malu. Niatnya ingin menjahili Nata tapi sebaliknya dia yang salting.

"Tapi boong!" Sialan Nata membuat Dwi malu 7 keturunan.

Dwi memukul-mukul Nata yang terkekeh sambil menghindari pukulannya. Mood nya kembali memburuk. Dwi langsung keluar kelas, dia sepertinya akan bolos mengingat sekarang pelajaran MTK. Dia langsung membawa ponsel di tasnya dan berlalu pergi tanpa mengindahkan panggilan dari Nata.

⚛⚛⚛

Bir

Dwi
Bir gue di rooftop...lo kesini temenin gue😶 Gak pake lama, disini merinding
hawanya gak enak.

Ya! Bir sebagai kakak kelasnya sering bolos menemani Dwi. Sekarang Dwi bisa merasakan arwah yang berlalu lalang. Dia sering merasakan ada arwah yang mencoba memeluknya. Katanya itu arwah yang  mengikutinya selain Maura.

"Kak...kenapa?" Tanya Bir yang entah sejak kapan sudah dibelakang Dwi. Entah dia ounya kekuatan teleportasi?

"Biasa MTK, gue males." jawab Dwi.

"Ouh...mau sampai kapan menghindar terus?"

Kini Bir sudah disamping Dwi yang duduk di sudut. Spot paling favorite kedua insan itu.

"Gak tau, gue kayaknya sampai mati gak bisa bersahabat sama MTK apalagi sama angka itu."

"hmm..." dehem Bir acuh tidak acuh. Ia memposisikan dirinya agar lebih nyaman.

"Bir...gue gak bawa mobil, takutnya nanti Azka tiba-tiba mau nganterin balik lagi." ucap Dwi memecah keheningan.

"Azka gak akan bunuh kakak, gak tau juga sih apa alasannya tapi Bir yakin... toh ini juga udah mau 2 minggu sejak kejadian itu."

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang