✧ ۪۪Part'e 20 ཻུ⸙͎

152 49 30
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫ ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

"JANGAN!!!!" Teriak Dwi tersentak dari alam mimpinya.

"Kenapa Kak?!!" tanya Bir karena melihat Dwi yang mengeluarkan keringat dingin.

Dwi celingak-celinguk ternyata dia masih di rooftop dan untung saja itu hanya mimpi. Ia kembali menyandarkan kepalanya pada sofa reyod.

Tapi... jika itu akan terjadi bagaimana?

"Kak??!?" Bir melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Dwi, membuat Dwi kembali sadar dari lamunannya.

Bukannya menjawab Dwi berlari menuruni undakan tangga dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Semakin hari semakin aneh, ia tidak bisa diam saja.

Nafasnya masih berderu, "Kenapa gue mimpi itu? gue takut itu terjadi." Katanya pada diri sendiri.

Seketika Dwi merinding dan merasakan ada tangan-tangan halus yang memeluk dan mengusap punggungnya, sudah lama tidak merasakan sentuhan itu. Ia sudah beberapa kali mencoba untuk berkontak langsung dengannya, tapi tidak pernah berhasil.

"Kau siapa?" tanya Dwi karena tidak bisa melihat arwah itu.

"Kenapa jika kau didekatku aku merasa tenang?" tanya nya sekali lagi.

Dwi bukan anak indigo yang bisa melihat semua arwah, mata batinnya hanya dibuka untuk Maura. Dia hanya bisa merasakan arwah yang berlalu lalang saja sejak dibukanya mata batin.

"Baiklah jika kau tidak ingin menampakan wujudmu." lirih Dwi.

Dwi keluar dari kamar mandi dan berlari menuju gerbang lalu meminta izin pada satpam akan keluar sebentar, tapi nyatanya tidak. Dan saat itulah arwah tersebut menampakkan diri, wajahnya... Mengisyaratkan sebuah kepedihan.

Kembali ke Dwi, dia melajukan mobilnya menuju rumah. Perasaannya tidak enak, dia ingin menanyakan perkembangan pencarian Bella.

⚛⚛⚛

Dwi tengah duduk di sofa ruang tengah, diam dengan lamunannya dan menunggu kedatangan Anka. Ayolah, ia sudah tidak tenang sekarang.

Cklek...

"Pahh!!" sapa Dwi.

Anka langsung duduk didepan Dwi, menatap putri keduanya datar. Untuk kali ini ia akan mendengarkannya, siapa tau ada informasi tentang Bella, putrinya.

"Kenapa?"

"Kakak gimana?" tanya Dwi to the point.

"Belum ada kemajuan, detektif sudah di berhenti kan. Tapi polisi masih mencari." jawabnya.

"Arghh!!" Dwi mulai gelisah, wanita yang ada di mimpi nya adalah Bella.

"Kenapa kamu?"

"Dwi pengen cari Bella!"

"Kamu masih belum lancar pake mobil ke jalan besar!!! sedangkan daerah pencarian Bella sudah diperbesar!!!!" ucap Anka penuh penegasan. Ia tidak akan mengizinkan Dwi ikut campur dalam urusan ini.

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang