2 ; THIEF 2

22K 5.4K 1.3K
                                    

Mari kita coba pake aku/kamu




Kalau di Ice ada Heeseung dan Jay, di Fire ada Niki dan Jaeho. Niki memiliki kemampuan teleportasi sehingga mereka bisa lolos berkali-kali. Tapi kemampuannya belum sempurna, Niki butuh latihan ekstra.

Kalau Jaeho, kemampuan apinya lumayan berguna. Iya, kalau waktu kepepet, Jaeho akan langsung membakar barang yang ada di sekitarnya supaya mereka bisa berteleportasi tanpa takut kesasar.

Jadi bakar-bakaran deh, malah mereka pernah bersantai di tengah-tengah kobaran api sambil memanggang sosis dan daging.

Saat ini, mereka sedang memantau rumah salah satu petinggi di Fire. Mereka mengincar vas bunga antik yang berharga miliaran ire (mata uang wilayah Fire).

"Niki, berapa lama lagi kita harus tunggu disini?" Tanya Jaeho mulai bosan. Memantau sambil duduk diam membuat badan pegal, apalagi cuaca sedang panas-panasnya.

"Sabar kak, penjaganya masih keliling. Kita tunggu dua menit lagi, lagian posisi vas itu udah ketahuan kok."

"Ck, lama ah. Ayo jalan sekarang."

"Dih, katanya mau teleportasi, tunggu sebentar lagi."

"Gak, udah dua menit."

"Lah hitungnya gimana tuh? Cepet amat kayak dikejar maling."

Jaeho berdecak. "Please deh, kita ini maling."

"Oh iya..."

"Ah, lama nih. Ayo kesana."

Niki mencebikkan bibirnya sebal, mau tak mau dia memegang tangan Jaeho dan berteleportasi ke ruangan tempat vas bunga antik tersebut berada.

Tanpa basa-basi lagi, Jaeho memunculkan apinya di atas telapak tangan, berjaga-jaga kalau ada penjaga datang dan menyergap mereka.

"Pelan-pelan, nanti pecah kita yang rugi," kata Jaeho, berjaga di pintu.

"Iya, kakak ganteng. Diam dulu bisa, kan? Aku gak bisa fokus nih."

Kaki Niki berjinjit agar bisa meraih vas bunga yang dikelilingi laser. Jantungnya berdegup kencang ketika berhasil dan akan mengangkatnya, vas bunganya berat.

"Duh, Kak Jaeho bantuin dong."

Jaeho melempar apinya ke sembarang arah lalu buru-buru menghampiri Niki, membantunya mengangkat vas bunga tersebut dan memindahkannya ke dalam karung.

"Nah, sekarang ayo pulang. Jangan sampai ketahuan," ajak Jaeho.

"Tunggu." Niki mengendus-ngendus ketika bau yang tak asing tercium. "Kok ada bau benda kebakar, ya?"

"Oh iya! Tadi apinya aku lempar!"

"Pabo! Kenapa apinya dilempar, hah?!"

"Niki, Jaeho, kalian tidak bisa lari kemana-mana."

"Cih, lagi-lagi pengumuman," decih Niki, bersiap berteleportasi lagi. "Kak Jaeho, pegangan yang erat."

"Duh, jadi baper."

"Yang bener ah, nanti kutinggal disini loh!"

"Iya-iya, buruan pindah!"

Kamar Niki muncul di benaknya, Niki memejamkan matanya, bersiap untuk berpindah ke tempat yang dituju, yaitu kamarnya.

Jaeho juga sudah bersiap, tangan kanannya memegang karung, dan tangan kirinya menggenggam lengan Niki.

Tapi kok... mereka belum pindah juga, ya?

"Loh, kok gak bisa pindah?!" Seru Jaeho panik.

Niki jadi ikutan panik. "Gak tau! Masa iya gagal lagi kayak dulu, sih?!"

"Aduh, masa aku harus bakar barang lagi? Kan mahal harganya, sayang kalau dibakar."

"Kak Jaeho lebih mentingin barang daripada nasib kita? Oke, aku bakal kabur sendiri."

"Ck, gak gitu! Ini otw bakar pintunya, kamu pecahin jendela."

"Oke, siap!"

Niki berlari ke arah jendela, Jaeho pun mengangkat telapak tangannya dan muncul lah sebuah bola api. Dia pun tersenyum miring, lalu melemparkan bola apinya ke sembarang arah bahkan hampir mengenai Niki.

"Woi, hati-hati dong!" Seru Niki emosi. "Cepet keluar, lewat pohon, di bawah ada penjaga!"

Niki loncat dari jendela ke pohon, Jaeho melempar karungnya ke Niki agar ia lebih leluasa loncatnya. Tapi anehnya, ada gas muncul dari dalam ruangan dan dari lubang yang ada di batang pohon, tepat di samping Niki.

"Niki, tutup hidung!"

"Kayaknya... ter... lambat deh... kak."

Bruk!

Dan Niki pun jatuh dari atas pohon menuju ke bawah. Jaeho menggeram, bagaimana mungkin mereka gagal dalam aksi kali ini.

Tapi lama-lama, kok pandangannya memburam, ya. Ah, rupanya dia secara tidak sadar menghirup gas tersebut.

"Di penjara, deh," gumam Jaeho, sebelum jatuh telentang dan tidak sadarkan diri.




















































Tap tap tap

Tiga orang pria melangkah menghampiri Jaeho, ketiganya tersenyum.

Ternyata, membawa mereka lebih mudah dari yang mereka duga. Sekarang, saatnya membawa Niki dan Jaeho ke tempat itu, tempat dimana mereka akan mendapatkan arahan dari ketua.

IERE | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang