Humor humor datanglah, cerita ini terlalu garing
"Kita mau kemana sih? Dari tadi jalan terus, mana pakai pakaian tertutup begini," keluh Jimin karena tidak ada penjelasan apapun dari Sunghoon ataupun Euijoo.
Yang lainnya juga sama, kesal juga karena sedari tadi berjalan terus tak tahu arah, mengikuti dua anggota organisasi yang berjalan paling depan.
Apalagi Jay dan Niki, mereka berdua malah selonjoran di atas salju sambil menghangatkan diri dengan api buatan Niki. Mereka lelah berjalan, tapi Sunghoon tetap jalan.
Kalau bukan karena nyawa, pasti Sunghoon sudah dihajar habis-habisan.
"Pst, Kak Heeseung," panggil Jay berbisik. Jari telunjuknya bergerak memberi kode untuk mendekat, matanya melirik Sunghoon, memastikan kalau orang itu tidak melihat.
Heeseung yang ada di urutan nomor empat dari depan memutar balik arah menghampiri Jay dan Niki.
"Apa?"
"Teleportasi sekarang, mau pulang," rengek Jay, masih berbisik juga. Kalau sudah begini sepertinya bukan Sunghoon saja yang kesal, tapi Heeseung juga.
"Kamu gila ya? Kalau kita kabur, kita bakal dicari terus sampai ujung dunia. Gak ah, aku gak mau," tolak Heeseung.
Niki mendengus. "Padahal aku juga bisa teleportasi, kenapa gak minta tolong ke aku aja? Aku bakal lakuin itu dengan senang hati."
"Heh, aku udah denger cerita dari Kak Jaeho. Pas kalian lagi curi barang, kalian gagal teleportasi. Aku sih gak mau ya, nanti Sunghoon sadar," ucap Jay sambil mengedikkan pundak.
"Kalian ngapain kumpul disini?"
Sunoo berjalan menghampiri mereka, dia penasaran sekaligus cemas. Mereka bertiga tertinggal dari rombongan, karena itu Sunoo ingin mengajak mereka menyusul yang lain.
"Gak apa-apa, kita capek," jawab Jay berbohong. Tentu saja, ya kali dia jujur kalau dia ingin kabur.
"Oh, kenapa gak minta istirahat ke Kak Sunghoon?"
"Kamu gak lihat ya, kak?" Kesal Niki. "Dari tadi Kak Sunghoon terus bilang "ayo cepet, jangan lambat, itu yang di belakang bla bla bla", gimana kita mau bilang?"
Sunoo menepuk jidat. "Aduh, bukan gitu maksudku. Kalian harusnya bilang ke Kak Euijoo, biar Kak Euijoo yang bilang ke Kak Sunghoon. Kalau ke Kak Euijoo pasti dibolehin, yakin deh."
"Ah, kelamaan!"
"Daripada ngeluh terus, lebih baik kita susul mereka. Kalian gak mau Kak Sunghoon marah, kan?"
"Percuma, Sunghoon dan yang lain udah jauh, kalian nyusul pun belum tentu ketemu mereka karena gak tau jalan," ucap seseorang dari balik pohon, mengejutkan mereka semua.
"Siapa itu?!" Seru Jay waspada.
Orang yang ada di balik pohon itu menunjukkan kepala bagian belakangnya. Hanya dengan itu mereka tahu kalau dia adalah Jake.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Sunoo terheran-heran.
"Aku mau kabur."
Senyum Jay dan Niki merekah, pasti senang lah bor, akhirnya ada yang mau kabur juga selain mereka. Kan lebih banyak lebih baik.
"Kak Sunghoon gak sadar kamu diem-diem pergi?" Tanya Sunoo lagi, Jake menggeleng menjawabnya.
"Kalau gitu ayo pergi!"
"Gak boleh!" Larang Heeseung melihat adiknya hendak pergi. "Kamu gak pikirin nasib nenek? Kita gak bisa memutuskan sesuatu secara asal begini, Jay."
"Ayolah Kak Heeseung, gak ada yang tau rumah nenek ada dimana."
"Itu menurut kamu, kalau mereka tau gimana?! Pokoknya gak boleh!"
"Apaan sih, kamu takut?"
Heeseung mengusap wajahnya, ayo sabar. Jangan pakai emosi, bicarakan baik-baik. Jay benar-benar menguji kesabarannya.
"Jay, selama ini kita hidup karena siapa? Karena nenek. Kalau nenek kenapa-napa, itu balasan kamu?"
"Hoi, jangan berantem disini dong!" Niki buru-buru menengahi. "Masalah keluarga jangan dibawa kesini, selesaiin sendiri sana. Gak malu berantem soal itu di depan kita?"
Grrrr
Geraman terdengar dari belakang, terdengar dekat dan keras. Mereka semua mendadak tegang, tak berani menoleh ke belakang. Itu... kenapa terdengar seperti suara hewan buas?
Grrrr
Pendengaran Sunoo yang tajam menangkap suara sesuatu yang melangkah pelan menginjak salju, dia memberi kode untuk menyerang.
"Kayaknya... yang di belakang kita itu harimau," bisiknya memberi tahu.
"Kayaknya, kayaknya, yang jelas dong," balas Niki berbisik juga. "Kita semua butuh kepastian, jangan kayak gebetan yang gak jelas."
"Aduh, kalian berisik banget deh," cibir Jay. "Kalian yang punya kekuatan, kalian yang serang ya."
"Dih, gak bisa gi-"
AUMMMM!
Anggap aja suara harimau awokawok.
"Jangan pake api, nanti Sunghoon sadar kita ada disini!" Seru Sunoo mengingatkan.
Mendengar itu, Jake mendecih. "Jadi maksud kamu, aku lawan harimau itu sendirian?!"
"Mau gimana lagi, kan cuma kamu yang punya kekuatan es," balas Sunoo santai. "Kak Jake, harimaunya mau nerkam tuh."
Sontak saja Jake menghindar lalu menyerang harimau itu dengan tombak esnya. Ingin membunuhnya tapi nanti dia kena denda.
Di Ice berlaku denda bagi siapapun yang membunuh hewan. Tapi bodo amat ah, daripada mereka yang mati mending harimaunya, begitu pikir Jake.
"Kalian pergi duluan, aku tau kalian berempat gak sanggup lihat aku bunuh hewan ini."
"Hati-hati," kata Sunoo sambil menepuk pundak Jake, lalu berlari pergi bersama yang lain.
Jake menyibakkan poninya ke belakang, senyum penuh kemenangan ia tunjukkan, lalu melompat tinggi-tinggi dan mengarahkan ujung tombak ke bawah.
"Maaf, harimau."
JLEB!
Euijoo mendesis, badannya sedikit terhuyung ke depan, bisa jatuh jika Geonu tidak mencekal lengannya.
Sesaat kemudian ia menggeleng, membuat kedua tangan Sunghoon terkepal dan menyebabkan salju-salju di sekitar mereka bergetar.
"Mereka benar-benar mau kabur, ya? Lihat aja nanti, mereka bakal tau apa akibatnya karena kabur dari misi."
Jaeho mondar-mandir tidak jelas, semoga Niki baik-baik saja. Di pikirannya dia terus memaki Niki yang seenak jidat keluar dari rombongan bersama orang-orang itu, dia cemas.
Niki paling muda di antara mereka semua, dia tidak mau Niki kenapa-napa. Ah, kenapa dia tidak kabur juga, ya?
"Jungwon," panggil Sunghoon tiba-tiba.
"Apa lagi?"
"Gunakan kemampuan kamu ke tasnya Sunoo, sekarang."
Jungwon mendelik. "Heh, kamu pikir aku bisa lakuin itu dengan jarak yang jauh? Gak bisa!"
Sunghoon mendadak diam. Seketika aura berubah mencekam, membuat Jungwon, Geonu, Jaeho, Jimin dan Youngbin membeku di tempat.
"Kamu... beneran mau kubunuh, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE | I-LAND ✓
Fantasia❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞