"Jadi, ini wilayah IERE."
Sunghoon tertawa puas, akhirnya setelah sekian lama ia tiba di wilayah yang menjadi tempat lahir dan tempat tinggal si pembunuh para raja.
Niki dan Sunoo tercengang, tak percaya sekaligus takjub. Pohon-pohon menjulang tinggi, daunnya hijau dan ada sedikit salju, tanahnya subur, persis seperti apa yang ada di mitos.
Berbeda dengan mereka, Seon dilanda kecemasan yang luar biasa. Dia melanggar janjinya, dia tidak bisa menyimpan rahasia.
"Daniel, maaf."
"Nah, karena kita sudah sampai disini, ayo kita lihat lebih dalam wilayah ini," ajak Sunghoon dengan perasaan senang yang luar biasa.
"Kak, aku boleh duduk disini aja, gak?" Tanya Niki sudah mengambil posisi.
"Boleh, nanti saya tambahkan batu nisan berukiran namamu."
Tuh kan, pasti diancam lagi. Benar-benar deh, kayaknya sehari tanpa mengancam membuat hidup Sunghoon terasa kurang, makanya dia terus mengancam.
"Sunghoon, aku harus pulang sekarang."
"Pulang aja, saya gak butuh kamu disini."
Seon tertegun, rasanya... sakit.
"Niki, Sunoo, ayo jalan."
Dalam hati, Seon merasa marah namun tak bisa berbuat apa-apa. Melawan Sunghoon sama saja dengan menjemput ajalnya, kekuatannya tak setara dengan orang itu.
Dan lagi, Sunghoon mendadak berubah diam dan mengerikan seperti saat di rumahnya tadi.
"Woah, disini banyak hewan, ya."
Sunoo tidak menutup mulutnya sejak tadi saking takjubnya. Suhu disini terasa hangat, tidak panas tidak dingin. Benar-benar wilayah percampuran Fire dan Ice.
Berkali-kali ia bertepuk tangan dan melompat-lompat karena senang berada di wilayah yang orang lain anggap tidak nyata.
Hari ini, dia telah tiba. Saat pulang nanti dia berjanji akan menceritakan semuanya pada kedua orang tuanya, mereka pasti senang.
"Disini benar-benar gak ada orang, jadi yang mitos katakan itu benar," tutur Sunghoon seraya memutar-mutar pedang esnya. "Warga IERE sudah punah, dibunuh oleh dia. Tapi aku yakin, pasti ada petunjuk disini."
Tidak ada yang mendengarkan. Niki asik melihat-lihat sekitar sambil tersenyum lebar, Sunoo masih menganga sambil melihat langit cerah.
"Disini gak ada sisa-sisa bangunan satupun," lanjut Sunghoon.
Mereka terus berjalan, sibuk dengan urusannya masing-masing. IERE begitu menakjubkan, melebihi ekspetasi mereka.
Rasanya ingin tinggal disini, pasti seru.
"Berhenti."
Suasana berubah tegang ketika Sunghoon mengangkat pedangnya, Sunoo dan Niki buru-buru mendekat untuk melihat apa yang membuat Sunghoon berhenti.
Ada rumah sederhana tak jauh di depan sana, dikelilingi hamparan rumput dan sungai kecil di kiri rumah tersebut. Rumah tersebut terlihat rusak, namun masih bisa dihuni.
"Huh, bersembunyi disini, ya," gumam Sunghoon dengan seringaian tipisnya, berjalan pelan menuju kesana tanpa ragu, dia yakin si pembunuh raja ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE | I-LAND ✓
Fantasy❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞