"Sunghoon curang banget naik kadal gurun sendiri," sungut Jaeho. "Aku capek jalan huaaa, untung udah sampe di apa tadi namanya, Dewind ya?"
Euijoo mengangguk saja. Bukan karena tidak mau mendengar ocehan Jaeho, dia memikirkan Sunghoon. Temannya itu pasti kepikiran karena tak sengaja membunuh Youngbin, apalagi Jungwon marah sampai hendak membunuhnya.
"Sunghoon bakal baik-baik aja, kan?" Tanya Geonu pada Euijoo yang terdiam.
"Iya, dia orang yang hebat."
Sebelum sampai di Dewind, mereka sempat berdebat karena Sunghoon mendadak ingin pergi lebih dulu. Katanya akan ada yang terjadi, Sunghoon meminta tolong pada Euijoo untuk mengendalikan kadal gurun yang tersisa seperti yang Euijoo lakukan pada harimau di ice tadi siang.
Euijoo menurut setelah Sunghoon memintanya dengan memelas, hal yang sangat jarang terjadi, bukan?
Tapi tenang saja kok, Sunghoon berhenti dan membunuh kadal gurun itu sebelum tiba di pemukiman penduduk.
"Oh ya." Euijoo tiba-tiba bicara. "Kalian jangan peduliin orang-orang, mereka agak gak suka sama warga Fire dan Ice."
Geonu merangkul Jungwon. "Tuh, dengerin ya. Suasana hati kamu kan lagi buruk, jadi tolong tahan diri dan cuek aja."
Jungwon mendengus. "Lihat aja nanti, kalau ada yang mancing emosi ya bakal aku lawan."
Jaeho merinding, Jungwon seram juga kalau sedang marah. Pantas saja Jimin takut pada Jungwon, katanya.
Benar saja, begitu mereka tiba di pemukiman warga, penduduk sekitar menjauh dari mereka sambil berbisik-bisik. Ada juga yang takut dan menunduk, ada juga yang tak peduli.
Apalagi ketika melihat Euijoo, si anggota organisasi yang terkenal baik hati namun kejam ketika diusik. Organisasi terkenal di Dewind, namun dikenal buruk oleh masyarakatnya.
"Hei, bocah."
Langkah mereka berhenti, tiga orang pria berbadan besar menghalangi jalan. Ah, sepertinya mereka preman pasar.
"Apa?" Tanya Jungwon ketus, Jaeho sontak menabok pundak pemuda itu.
"Heh, kok malah diladenin, sih."
"Biarin aja, kasian mereka gak ada temen ngobrol."
Ketiga preman tersebut marah, hendak maju ke Jungwon namun Euijoo menggeser posisinya untuk menghalangi mereka.
"Pft, lihat deh, anak kurus kayak dia sok jadi pelindung," ejek salah satunya, panggil saja Ba.
"Kita ada urusan penting, lebih baik kalian minggir."
"Sok berani banget, dipukul sekali langsung tepar," ejek preman yang lain, namanya Bi.
"Hei, lihat dia deh."
Preman yang bernama Bu berjalan menghampiri Jaeho, dia menunjuk Jaeho sambil menahan tawa.
"Kayaknya, dia cocok untuk jadi pembantu di rumah."
WUSH~
"ARGH! PANAS! PANAS!"
Warga sekitar memekik terkejut, mereka semua menjauh dari lokasi karena takut akan kena juga. Bagaimana tidak takut, Jaeho baru saja mengeluarkan api dan menyerang preman itu hingga tangannya terbakar.
"Wah, anak-anak ini─ e-eh kenapa pisauku gerak sendiri!" Pekik Ba panik seraya menahan pisaunya agar tidak lepas dari genggamannya.
"Kamu salah cari lawan, paman," kata Jungwon, sebelum berlari dan menendang wajah Ba sampai tumbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE | I-LAND ✓
Fantasi❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞