Empat kali update dong :v
"Hoam, sekarang jam berapa, ya?"
Heeseung menguap, meregangkan otot tubuhnya yang kaku akibat tidur di sofa terlalu lama. Dengan mata setengah terbuka, ia melihat Jake masih tertidur dengan selimut menutupi setengah badannya.
"Hmm, dia tidur kok kayak orang mati, sih? Serem amat."
Awalnya Heeseung ingin menertawakan Jake, tapi dia baru sadar. Kenapa ia dan Jake bisa tidur?! Terakhir kan ia dan Jake berdebat dengan Al, lalu makan dan... mengantuk?
"Anak itu bener-bener ya," gumam Heeseung marah, merasa dipermainkan. "Jake, bangun!"
"Lima menit lagi."
"Jake!"
Setelah badan Jake digoyang-goyangkan Heeseung sampai terguling ke lantai, barulah Jake bangun. Untungnya dia tidak marah, malah linglung.
"Ya? Kenapa?"
"Mana Al?!"
Mendengar nama itu, Jake mendadak ingat apa yang terjadi sebelumnya. Ia bangkit dari duduknya, lalu berlari ke seluruh penjuru rumah mencari Al, bersama Heeseung tentunya.
Satu persatu ruangan dibuka, termasuk kamar Al. Tapi Al tidak ditemukan dimana-mana, apa dia sedang pergi?
"Kita cari ke luar rumah, ayo!" Ajak Heeseung berlari lebih dulu.
Pertama, mereka ke kandang sapi dan domba milik Al, tapi tidak ada disana. Kedua, mereka keliling, tanpa diduga mereka menemukan rumah lagi tak jauh dari rumah Al.
"Masih ada yang tinggal di pulau ini?" Heran Jake, Heeseung menggeleng tanda tak tahu.
Pintu diketuk, namun tak kunjung dibuka. Ah, daripada berlama-lama di luar rumah, lebih baik masuk saja. Insting pencuri Heeseung menyala, tanpa basa-basi lagi ia membawa Jake berteleportasi masuk ke dalam rumah tersebut.
Dan rupanya, di dalam rumah berukuran kecil itu banyak sekali kertas dan buku berserakan di lantai. Ada peta besar juga tertempel di dinding, dan di dekatnya ada meja.
"Sudah kuduga. Dari awal, aku udah ngerasa ada yang aneh dari Al," kata Jake berjalan menuju meja tersebut.
"Kenapa kamu gak bilang?"
"Aku sengaja diam untuk cari tau, dan kamu bisa lihat sekarang. Dia punya banyak benda mencurigakan."
Benar juga. Heeseung ikut melihat-lihat buku-buku dan kertas di atas meja tersebut. Sampai akhirnya, ia tak sengaja melihat foto yang sudah robek terselip di bawah buku tebal berwarna hitam, fotonya terbalik.
"Jake, coba lihat," panggil Heeseung.
Jake mendekat untuk melihat juga, lalu foto tersebut dibalik dengan cepat sampai...
"Hei, kalian ngapain?"
Deg!
"A-Al?"
Foto tersebut terlempar, terbang sesaat sebelum jatuh di depan kaki pemilik rumah. Dia mengernyit, memungut foto tersebut, lalu rahangnya mengeras.
"Siapa yang ijinin kalian untuk sentuh barang orang seenaknya, hmm?"
Jake beringsut maju sedikit ke depan. "Hei, aku gak peduli kamu mau marah atau buang kita ke laut. Satu pertanyaan muncul di kepalaku, kenapa kamu punya foto Sunghoon, Euijoo, dan Nicholas?!"
"Ehhh? Kenapa kalian semua kumpul disini?"
Tiba-tiba, orang lain datang dari pintu dengan ekspresi terheran-heran. Dia melepas jaketnya, menggantungnya di paku dekat pintu.
"Kamu dari mana?"
"Dari Dewind, ada yang kelepasan tadi. Tapi tenang aja, bisa diselesaiin dengan baik, kok."
"K-kalian sebenarnya siapa..." Heeseung benar-benar dibuat bingung. Apa-apaan semua ini.
Pemuda tinggi yang berada di hadapan mereka kembali berkontak mata dengan Heeseung dan Jake. Setelah itu, dia tersenyum miring, mengangkat tangan kanannya sebatas pipi.
"Karena kalian sudah melihatku, jadi ayo bicara baik-baik. Perkenalkan, aku Daniel Kim, warga asli IERE yang tersisa. Dan dia Aleind, duplikatku."
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE | I-LAND ✓
Fantasy❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞