Semuanya menatap Jay tak percaya, fakta tersebut benar-benar mengejutkan. Jadi, informasi bahwa warga IERE telah punah itu bohong?
"Aku baru sadar pas aku sampai disini. Ternyata tempat tinggalku ini adalah wilayah mitos itu, bodohnya aku dan Kak Heeseung gak sadar pas dengar cerita tentang IERE. Oh ya, rambutku dan Kak Heeseung warnanya hitam, kan? Mungkin itu bisa jadi pembeda?"
Jadi benar ya... rambut hitam itu adalah ciri khas dari IERE, kekuatan air itu juga. Kalau begitu, Jungwon...
"Kamu juga warga IERE?" Tanya Sunghoon pada Jungwon, dia mulai marah.
"A-aku dari Ice! Kamu sendiri tau kan sejak kecil aku tinggal sama kamu!" Bantah Jungwon.
"Jangan lupa kalau kamu juga anak angkat sepertiku, Jungwon. Ayah─ maksudku ketua, gak mau kamu memakai marganya karena kamu itu a n a k b u a n g a n. Berbeda denganku yang kehilangan orang tua sejak bayi, kamu dan aku berbeda."
"Mulutmu minta disengat listrik, hah?!" Seketika badan Jungwon mengeluarkan aliran listrik bertegangan tinggi.
"Kamu diam saja, Jungwon. Kamu gak mau bernasib sama seperti Jake dan Niki, kan? Eh???"
"Huaaaa! Kok badan Kak Jake berubah jadi air?!" Teriak Sunoo takut seraya menjauh dan berlari mendekat ke Euijoo.
Badan Jake yang awalnya pucat dan tak lagi bergerak itu berubah menjadi air, kemudian air tersebut melayang ke tinggi dan bergerak menuju ke... atap rumah?
"Hei, kamu pikir Kak Jake bakal kalah semudah itu? Dasar, marah-marah mulu sih, jadi ketipu kan," sindir seseorang dengan topeng di wajahnya.
"Kamu orang yang tolong Jungwon di Dewind, kan?!" Seru Nicholas menyadari.
Orang bertopeng alias Daniel itu menggeleng. "Bukan, kamu salah orang. Oh ya kak, Kak Jake ada di belakangmu tuh."
"Hah?!"
"Huaaaa Niki! Kamu kok bisa hidup lagi huhuhu!" Tangis Jaeho memeluk rekan mencurinya.
Niki pun bangun dengan bingung. "Loh, bukannya tadi aku sekarat, ya? Kok bisa hidup lagi?"
Jake menepuk-nepuk tangannya dengan bangga. "Bisa dong, kekuatan healingku udah balik."
Jay buru-buru bertanya. "Kamu kesini sama Kak Heeseung, kan? Dia dimana? Dia baik-baik aja, kan?"
"Kamu tenang aja, dia baik-baik aja, bersama neneknya..." jawab Jake disertai senyum yang sulit diartikan.
"Nenek?! Nenek masih disini?!"
"Nenekmu udah meninggal," sahut Daniel sebelum Jake menjawab.
Deg!
"A-apa?"
"Nenekmu gak sengaja kena stalakmit Kak Sunghoon yang menyebar kemana-mana sampai masuk ke dalam rumah," jelas Daniel penuh amarah.
Nicholas langsung mencengkram pundak Jay, menggeleng tanda memperingati. "Jay, jangan."
"Cuma seorang nenek bukan masalah besar," ujar Sunghoon setelah diam cukup lama. "Seorang nenek itu sudah tua, kasihan kalau dia hidup dengan kondisi fisiknya yang lemah. Justru bagus kan kalau dia cepat menemui ajalnya?"
"Kamu gak diajarin berbicara yang baik selama hidupmu, hah?!" Teriak Jay marah, sampai membuat tanah menjadi es.
"Aku gak peduli. Karena tujuanku bukan itu, tapi untuk menghancurkan IERE dan membunuh kalian semua."
Setelah itu, Sunghoon mengangkat pedangnya tinggi-tinggi ke arah Jay. Jay bersiap untuk menyerang, tapi lagi-lagi kakinya dibekukan oleh es, bahkan tangannya juga!
Tak hanya dia, yang lain juga sama sampai tidak bisa bergerak! Kecuali Daniel yang ada di atap rumah.
"Ini es abadi, gak gampang untuk hancurin ini!" Seru Niki panik karena apinya tidak memberikan pengaruh apapun.
"Selamat menemui kematian kalian, para sampah," gumam Sunghoon penuh kemenangan, sebelum berlari cepat dengan pedang mengarah ke depan, bersiap menghunus Jay.
Drap drap drap
PRANG!
"ARGHHHH!"
Kedua mata Jay sontak terbuka lebar, badannya tidak terluka sama sekali. Tunggu, itu juga bukan teriakannya.
"Berhenti mengendalikanku, sialan!"
"Hei, tolong bantu dia!" Seru Euijoo panik melihat Sunghoon mengerang seraya memegang kuat kepalanya.
Pedangnya pecah, pemuda berambut putih itu bersimpuh ke tanah, wajahnya memerah menahan sakit di kepalanya.
"Sudah kubilang berhenti mengendalikanku, aku gak mau jadi pembunuh!" Teriak Sunghoon disela-sela rasa sakitnya.
"Apa yang terjadi?! Kenapa dia begitu?!" Jungwon bertanya dengan bingung bercampur cemas.
Melihat itu, Daniel tersenyum miring. "Berhasil melawan tepat pada waktunya. Bagus, Kak Sunghoon."
"Kok kamu bicara seolah-olah kenal Kak Sunghoon?" Tanya Sunoo curiga.
Daniel melompat turun dari atap, kedua tangannya berada di dalam saku celana, memandang sekelilingnya dengan kekehannya.
"Hei orang-orang organisasi, sampai kapan kalian mau bersembunyi? Dan kau juga pak ketua, cara licikmu mengendalikan pikiran Kak Sunghoon sama sekali gak berguna."
"Semua lindungi Jungwon!" Perintah Euijoo cepat lalu memasang posisi siaga, menjaga sisi belakang.
Jaeho dan Niki berdiri dan ikut bersiaga di sisi kanan, Sunoo dan Nicholas di sisi kiri, dan Jay di depan.Jake menempelkan telapak tangannya ke tanah, kemudian munculah ular es biru raksasa yang bersiap memangsa siapapun yang menganggu.
"Saya gak nyangka kamu sadar, orang misterius," kata Pak Sing keluar dari persembunyiannya. Pria tua berbadan gempal ini berdiri tegak di depan anak buahnya, jumlahnya banyak.
"Aku sadar ada aura aneh disini, kamu gunain kemampuan kamu untuk melacak IERE lewat Kak Sunghoon. Kak Sunghoon turun tangan langsung ke misi karena kamu tau kalau Kak Jay dan Kak Heeseung adalah warga asli IERE," tukas Daniel membeberkan semuanya.
"Loh, kok kamu tau?!"
"Tau dong, memangnya aku gak punya mata-mata? Kak Jaebeom dan Kak Sungchul, mereka mata-mata yang kusuruh untuk memantau kalian, organisasi ilegal."
"Gak kusangka ada anak pintar disini." Pak Sing tertawa remeh. "Kuperintahkan, tangkap mereka semua termasuk orang ada di dalam rumah itu!"
"Duh, gimana ini?" Tanya Jaeho pada yang lain, dia cemas karena takut Niki kembali terluka.
"Sunoo, karena kamu penyihir, tolong buat ramuan racun, obat, atau ramuan apapun yang dibutuhkan. Kak Jaeho dan Niki, kalian ikut Sunoo, jaga dia. Nicholas dan Jake, bawa Jungwon pergi dari sini. Jay, kamu bawa Sunghoon dan Kak Heeseung bersama orang bertopeng itu," perintah Euijoo setelah membuat rencana.
Sunoo, Niki, dan Jaeho mengangguk patuh, lalu berlari menjauh dari mereka seraya membentuk bola api agar tidak ada yang mengikuti mereka.
"Saya gak akan pergi," tolak Sunghoon yang entah sejak kapan sudah bisa berdiri walaupun harus disangga pakai pedang.
"Aku juga gak mau pergi!" Tolak Jungwon kemudian. "Aku gak mau kehilangan temanku lagi, aku mau bantu Kak Euijoo!"
"Kalau begitu aku juga deh, udah lama gak bertarung," kata Nicholas ikut-ikutan, Jake mengangguk setuju.
"Aku harus ke Kak Heeseung, aku khawatir," ucap Jay.
Daniel melangkah maju mendekati Jay. "Kamu gak boleh sendiri, aku punya firasat buruk. Aku bakal jagain kamu."
Jay memicingkan matanya sinis. "Kamu siapa? Aku bisa sendiri, kamu bantu yang lain aja."
Daniel terkekeh melihat reaksi Jay. Tanpa ragu, ia membuka topengnya, memperlihatkan wajahnya yang berseri-seri disertai senyum lebarnya.
"Aku harus jaga kamu, ini permintaan nenek dan Kak Heeseung. Karena kamu kakakku, Kak Jay."
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE | I-LAND ✓
Fantasy❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞