Maaf up terus, mumpung lagi lancar idenya hehe
"HUWAA KADALNYA MAU MAKAN KAKIKU!"
"JUNGWON JANGAN DORONG-DORONG DONG!"
"IHHH JELEK BANGET KADALNYA!"
"Jaeho, bisa diem gak sih?!" Teriak Youngbin karena konsentrasinya terganggu. "Suara kamu itu ya, malah bikin kadal-kadal itu makin beringas!"
"Tau nih, kalau takut ya diem aja!" Sambung Jungwon marah karena panahnya meleset. "Kamu bikin Kak Sunghoon tambah marah."
Jaeho melirik Sunghoon, rupanya manusia galak itu menyerang tiga ekor kadal tanpa belas kasihan. Pedangnya diayunkan ke depan, Sunghoon juga menyerang mata kadal-kadal tersebut agar tidak bisa melihat pergerakannya.
Namun, kadal-kadal tersebut mempunyai indra pendengaran yang tajam. Ekor salah satu dari mereka melayang di udara, menepis serangan Sunghoon dan mengenai pemuda itu hingga terlempar ke belakang menabrak Geonu.
Geonu yang ditabrak tak sengaja melempar apinya ke arah Euijoo. Untungnya tidak kena karena Euijoo segera membentuk perisai esnya.
"Hei, aku bukan kadal yang harus diserang tau!" Omelnya sambil berkacak pinggang.
"Hoi, minggir dong! Kamu berat tau!" Seru Geonu meronta-ronta. Sunghoon mendecih, lalu segera menyingkir dari atas Geonu.
Jungwon balik badan karena penasaran kenapa Geonu heboh seperti itu. Tapi, dia malah tak sengaja melihat kadal lain datang dan menuju...
"KAK EUIJOO, AWAS!"
Youngbin terbelalak, dengan cepat ia berlari ke belakang Euijoo untuk melindungi pemuda itu seraya mengeluarkan es-esnya yang tajam.
JLEB!
Namun tiba-tiba, pedang es tiba-tiba menancap di dadanya.
Dan Sunghoon membeku dengan kedua mata membulat sempurna. Oh tidak, serangannya meleset.
"KAK YOUNGBIN!!!"
"Kita harus pergi cari mereka."
Jay telah memutuskan, tak peduli hari sudah gelap, dia akan keluar mencari Heeseung dan Jake yang tak kunjung kembali. Niki dan Sunoo bimbang, mereka ingin ikut tapi Kei dan Hanbin bilang di luar berbahaya, takut ada kadal gurun menyerang.
Setelah selesai memakai sepatu, ia melangkah keluar dari rumah tanpa banyak bicara lagi. Agak mengejutkan melihat Jay berbeda dari sebelumnya, dia jadi berbicara sedikit sejak Heeseung dan Jake tidak kembali.
Ah, Sunoo jadi ingin ikut membantu mencari mereka.
"Kak Jay mau kemana?"
Dari halaman depan, Taki berdiri di tengah jalan dengan kantong makanan di tangan kanannya. Ia terlihat bingung.
"Aku mau cari Kak Heeseung dan Jake," jawab Jay sesaat kemudian lalu melewati Taki begitu saja.
"Kak, di luar bahaya loh."
"Karena itu aku harus cari mereka, mereka gak mungkin aman kalau berdua aja."
"Jay!"
Langkah Jay berhenti, dia berbalik badan ke arah pintu, dimana ada Kei yang barusan berseru padanya.
"Kamu jangan bikin masalah," lanjutnya mengingatkan. "Disini banyak preman pasar, mereka suka ganggu orang asing."
"Aku gak peduli." Jay menjadi sinis. "Aku harus cari mereka, kalau kalian gak mau ya udah jangan larang aku. Aku paling gak suka diatur-atur."
"Jay, dengerin apa kata Kak Kei." Tiba-tiba Hanbin muncul dari belakang Kei, dia juga menunjukkan tatapan mengingatkan.
"Kak Jay gak sendiri, kita juga bakal keluar cari mereka."
Sunoo dan Niki keluar dari rumah, menghampiri Jay dan berdiri di sampingnya. Mereka datang bersama, mereka juga harus pergi bersama, begitu pikir keduanya.
"Kalian cari mati kalau keluar," kata Hanbin. "Kita gak mau bantu kalau ada mas-"
"Memangnya siapa yang butuh bantuan kalian?" Tanya Jay memotong ucapan Hanbin, dia menunjukkan smirk tanda tak peduli.
Kei mengepalkan kedua tangannya, melirik Hanbin. "Mana Nicholas?"
"Entah, katanya lagi keluar beli makan."
"Bagus deh."
Kei mengangkat tangan kanannya, menodongkan pistol yang sedari tadi tersimpan di saku celananya.
"Maaf, kita gak mungkin biarin kalian pergi tanpa denger omongan kita."
Taki terkejut. "Kak Kei kok gitu sih?! Kak Kei bilang Kak Kei gak bakal bunuh orang lagi!"
Jay, Sunoo, dan Niki terkejut. Apa katanya tadi? Membunuh orang? Lagi?
"Wah, ternyata kita ambil keputusan yang benar, Sun, Ki," kata Jay sambil bersedekap dada.
"Kak Kei, tunggu apa lagi," bisik Hanbin, Kei pun mengangguk.
"Taki, minggir."
"Gak mau!"
"MINGGIR!"
Taki tersentak, badannya gemetar, bentakkan Kei cukup keras dan mampu membuatnya takut. Ia menatap ketiga tamunya dengan sendu, seraya mengucapkan kata maaf tanpa suara.
"Minggir, Taki. Kamu gak mau kakak tembak juga, kan?"
Mau tak mau Taki minggir dari sana, kakak sepupunya tidak main-main.
"Sekali lagi, kalian salah karena gak mau dengerin kita," ujar Kei final, lalu menarik pelatuknya.
DOR!
Syuutttt
CTAK!
Kei, Hanbin, dan Taki terbelalak terkejut melihat apa yang terjadi. Begitu juga dengan Jay, Sunoo, dan Niki.
Seseorang berdiri di depan mereka, mengayunkan pedangnya dan membelah peluru tersebut menjadi dua.
Kemudian, orang tersebut berdiri tegak, menatap Kei dan Hanbin dengan datar.
"Kalau kamu berani bunuh anggota saya, kamu yang akan saya bunuh, pengkhianat," ucapnya mengancam, dia Park Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE | I-LAND ✓
Fantasía❝ Wilayah perbatasan? Wilayah yang memiliki keduanya? Memangnya ada? ❞