"Morning granpa" sapa Rio pagi nya pada sang kakek Jung Yunho di meja makan.
"Morning Rio, pulang jam berapa semalam?" Tanya sang kakek dingin, wajah Rio menegang, dia melirik Han ahjuma yang sedang menyiapkan menu mereka.
"Jam satu grandpa" bohong nya.
"Apa itu benar Han ahjuma?" Tanya kakek Jung menatap sang pembantu, yang di tatap pun gugup.
"N-ne, benar tuan besar" jawabnya tergagap karena dia harus berbohong.
"Rio-yaa, mulai lah kurangi hobby berpesta mu, sebentar lagi tiba saatnya bagi mu untuk mengurusi perusahaan peninggalan orang tua mu" nasihat tuan Jung, dia jengah dengan kenakalan cucu satu-satu nya itu.
"Grandpa, aku masih kuliah" alasan Rio
"Itu tak akan jadi masalah, grandpa dulu juga kuliah ssmbil bekerja" balas tuan Jung, Seo tak berani keluar kamar selama Rio masih di rumah, karena dia terlalu malu jika harus berada dalam satu ruangan dengan tuan muda nya itu.
"Aku berangkat grandpa" pamit Rio yang mulai berdiri sambil meminum susu coklat nya.
"Ahjuma, aku berangkat" teriak Rio
"Ne tuan muda, hati-hati" balas Han ahjuma.
Seo pun keluar dari kamar nya, membantu sang ibu mencuci perabotan bekas memasaknya.
"Jooh Hyun-ahh, kenapa baru keluar? Rio sudah terlanjur berangkat" sapa tuan Jung.
"Ne tuan, saya masuk kuliah siang" jawab Seo membungkuk segan dan hormat.
"Oh, nanti biar Minho yang mengantar mu" lanjut tuan Jung.
"Ti-tidak perlu tuan, saya bisa menaiki kendaraan umum, tidak perlu repot, terima kasih" tolaknya sungkan.
"Baiklah, kalo begitu, ini uang saku mu untuk minggu ini" tuan Jung membuka dompet nya dan mengambil uang beberapa ratus ribu ₩on untuk Seo.
"Tapi tuan, eomma sudah memberi saya uang saku" tolaknya lagi tak enak.
"Itu dari eomma mu, sedangkan yang ini karena kamu sudah membantu tugas ibu mu disini" bujuk tuan Jung, dia memaksa menyerahkan uang ditangan nya pada Seo yang tak kuasa menolak.
Di kampus, Rio berkumpul dengan gank nya di kantin, meja mereka lah yang paling riuh, dan ramai, dia meminum air mineral kemasan nya, sambil menikmati snack yang dibeli oleh Seulgi memakai uang Rio tentu nya, dan Rose sendiri menyandarkan tubuhnya pada Rio, juga ikut meminum milik sahabat nya itu dari botol yang sama.
Seo masuk bersama teman-teman nya, ada Victoria dan Luna, gadis pendiam itu mematung menatap Rio dan teman-teman nya, dia ragu untuk melewati meja yang tuan muda nya tempati itu, yaa, Seo memang berkuliah di kampus yang sama dengan Rio atas biaya tuan Jung, yang mengetahui jika Seo berotak pintar dan cerdas, namun terhambat biaya untuk melanjutkan kuliah nya.
"Unnie, ayo" ajak Victoria karena Seo hanya berdiri di ambang pintu kantin.
"Ne" jawab nya berjalan menunduk melewati meja Rio dan gerombolan nya.
"Minggu ini, sudah berapa gadis yang kamu tiduri Rio?" Tanya Mbih acuh sambil meminum jus kemasan nya.
"Ini baru hari selasa dan kamu sudah bertanya ada berapa?" Cibir Rio santai, yang lain terpingkal mendengar jawaban Rio, Mbih hanya memutar malas kedua matanya.
"Oh iya, aku lupa, pasti baru dua kan" tebak nya mengejek, Rio merentangkan kelima jari tangan nya, membuat Mbih langsung tersedak, Seo melirik kecewa pada Rio yang mengacuhkan nya, rasanya dia memang tak tahu diri bukan, jika anak seorang pembantu sepertinya, berharap mendapat sapaan dari sang majikan, tentu tak mungkin Rio melakukan itu, sedangkan di rumah saja, Rio mengabaikan dan tak menganggap nya ada.
Dan benar, Rio tak menatap apalagi menyapa nya, dia yang terlalu berharap Rio akan melihat nya, dan sekarang dia kecewa, gadis itu memang sudah lama mengaggumi Rio, tapi pemuda itu belum pernah mengajaknya bicara selama ini, padahal mereka tinggal di rumah yang sama.
"Menurut mu, siapa gadis ternikmat yang pernah kamu tiduri?" Tanya Seulgi tengil, dia yang masih perjaka tentu penasaran, tapi dia sendiri tak berani untuk melakukan nya, obrolan ini terjadi ketika Rose, Joy, dan Yeri sedang ke toilet.
"Rahasia, aku tak bisa sembarangan mengatakan nya pada kalian?" Jawab Rio dengan gaya santai nya yang khas tapi swag.
"Ayolah Rio, apa kamu tidak percaya pada kami?" Desak Jenno yang ikut penasaran, Rio menghela nafas jengah.
"Baiklah" jawab nya, Jenno, Sinb dan Seulgi memasang telinga mereka baik-baik, dan menatap serius pada Rio.
"Rose" jawab Rio santai.
"Apa?" Jawab sang pemilik nama yang tiba-tiba muncul dari toilet, dia pikir Rio memanggil nya, ketiga sahabat Rio pun gelagapan, tapi tidak dengan sang leader, dia tetap tenang.
"Hari ini kita akan berpesta dimana?" Tanya Rio pada Rose.
"Oh, terserah aku ikut denganmu" jawab Rose acuh, kembali menikmati snack nya.
"Aku ingin berpesta dikamar berdua dengan mu" goda Rio, ketiga pria sahabat nya itu menghela nafas, baru saja mereka berbicara tentang sex, dan Rio sekarang terang-terangan mengajak Rose bercinta di depan mereka.
"Jaga ucapan mu tuan muda Jung" kesal Rose, meski sejujur nya dia menyetujui ajakan Rio, walau mungkin saja sang sahabat hanya bercanda.
"Huft, aku iri dengan Rose, yang selalu bisa menempel ketat pada Rio" gumam Victoria yang juga diam-diam mengagumi Rio, siapa yang tidak jatuh pada pesona seorang pria seperti nya, yang memiliki darah keturunan Jung, kaya, tampan, berwibawa, dan badboy, banyak mahasiswi berlomba untuk menarik perhatian nya, tapi tak ada yang berhasil, kecuali Rose yang memang sudah menjadi sahabat semenjak masih dalam kandungan, orang tua kedua nya berteman baik, dan ini terbawa sampai ke anak-anak mereka.
"Dia bukan level kita unnie, terlalu tinggi untuk menggapai nya" timpal Luna polos, seolah ikut menyadarkan Seo, jika posisinya dengan Rio itu bagaikan langit dan bumi.
Oleh sebab itu, Seo hanya bisa menahan perasaan nya pada Rio yang tak mungkin terbalas.
#TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Love A Sinner
Fanfictionkisah cinta seorang Seo Joo Hyun, putri seorang pembantu, yang diam-diam jatuh cinta pada Jung Limario, cucu pengusaha kaya, sang pria muda yang sangat nakal, dan flamboyan, berbanding terbalik sifat nya dengan si gadis dewasa yang pendiam, dan pema...