11. Cemburunya Seorang Istri

1.6K 129 16
                                    

"Rio" panggil Minho pada tuan muda nya yang sudah bersiap hendak menuju ke kampus nya.

"Yess hyung?" Rio menoleh ke belakang.

"Tuan Jung menunggu mu di kantor" beritahu Minho


"Baiklah hyung" balas Rio, Seo hanya bisa mengintip kepergian suami nya dari balik jendela disamping pintu utama, dia masih canggung dan takut untuk menunjukan perhatian nya sebagai seorang istri, dan sang suami pun juga mengacuhkan nya.

Setelah Rio berangkat, Seo membantu sang ibu di dapur.

"Eomma, setelah ini, aku akan menyiapkan dokumen sebagai syarat untuk melanjutkan kuliah profesi ku, eomma tak apa kan aku tinggal?" Tanya Seo tak enak pada sang ibu.

"Tak apa Joohyun-ahh, kejarlah cita-citamu" balas sang eomma tersenyum hangat memberi semangat pada sang putri tunggal.

"Ne eomma, gumawo" jawab Seo, dia lalu kembali ke kamar Rio yang baru sehari dia tempati bersama sang suami setelah bulan madu yang dingin di hotel selama lima hari.

Sebelum ke kampus, Rio terlebih dulu mengunjungi sang kakek di kantor nya, Minho yang membuka kan pintu untuk cucu majikan nya itu.

"Pagi grandpa" sapa Rio santai, tuan Jung menghentikan kegiatan nya, melirik pintu yang menampak kan cucu tampan nya.

"Morning boy, kemarilah" sambut tuan Jung, dia berdiri dan berjalan menuju ke sofa mewah berwarna coklat yang ada di ruangan nya, Rio pun menyusul sang kakek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning boy, kemarilah" sambut tuan Jung, dia berdiri dan berjalan menuju ke sofa mewah berwarna coklat yang ada di ruangan nya, Rio pun menyusul sang kakek.

"Bagaimana dengan kuliah mu?" Tanya tuan Jung sambil duduk dan menyandarkan punggung nya pada sofa yang ia duduki, dan menyilangkan kaki kanan nya diatas kaki kiri nya.


"Aku sudah lulus grandpa" jawab Rio, yang malah berjalan menuju sudut ruangan untuk mengambil minuman ringan di kulkas mini sang kakek.

"Apa?!" Kakek Jung terkejut, Rio terkekeh tanpa dosa.

"Lalu kenapa kamu masih ke kampus?" Selidik kakek Jung.

"Aku hanya ingin berkumpul dengan teman-teman ku grandpa" jawab Rio meneguk soda dingin yang ada digenggaman tangan kanan nya.



"Tidak, kamu sudah menikah sekarang Rio, waktu nya kamu mengambil alih perusahaan orang tua mu, dan bertanggung jawab pada istri mu" nasehat tuan Jung, mendengar kata istri membuat Rio menelan ludah, dia bahkan lupa jika sekarang status nya telah berganti menjadi seorang suami, Rio terbengong, dia melamun.


"Rio" panggil kakek Jung

"Boy!" Seru tuan Jung karena Rio tak kunjung bereaksi.


"Ya grandpa?" Kaget Rio yang baru tersadar dari lamunan nya.


"Besok, kita adakan upacara serah terima perusahaan, dan kamu harus mulai membagi perhatian mu pada pekerjaan, dan juga istri mu, waktu bermain mu sudah habis" titah tuan Jung tegas.


"Tapi grandpa. . . " bantahan Rio terpotong oleh ucapan sang kakek.


"Aku tidak melarang mu untuk bertemu dengan sahabat-sahabat mu, tapi jadilah pria yang bertanggung jawab, pada apa yang sudah ia amanatkan untuk diemban" tutur kakek Jung bijak, Rio terdiam, dia tak lagi berani membantah ucapan kakek nya.


Rio pun akhir nya keluar dari gedung perkantoran sang kakek, dia menuju ke kampus nya, melihat penampilan Rio, Rose menelan ludah.

"Suami orang memang selalu terlihat lebih menggoda dari pada pria single" batin Rose yang memang sudah lama jatuh pada pesona Rio, tapi status nya yang sekarang membuat aura pria badboy itu jadi berbeda, gadis itu mematung menatap sahabatnya yang berjalan kearah Rose berdiri.

"Rosie" sapa Rio, yang disapa bergeming sibuk dengan lamunan nya.

Cup

Rio mengecup singkat bibir Rose untuk menyadarkan nya dari lamunan.

"Rio!" Kesal Rose memukul ringan lengan Rio yang telah mencium nya, Rose takut dianggap sebagai wanita murahan, karena seluruh kampus telah mengetahui pernikahan Rio dengan Seo.


"Wae?" Tanya Rio tak mengerti.

"Kamu sudah beristri sekarang" jawab Rose jengkel


"Aku tidak peduli" acuh Rio yang kemudian merangkul Rose menuju kantin, dan seperti biasa, Rio menghabiskan waktu nya untuk bercengkrama dengan teman-teman nya.


"Ayo Rose, pulang dengan ku" ajak Rio.




"Tidak Rio, aku bersama Joy saja, kami mau ke salon dulu" tolak Rose terpaksa berbohong.


"Maafkan aku Rio, sepertinya aku harus mulai menjauhi mu sekarang" batin Rose sendu menatap Rio yang kini sedang berbicara denga Joy.




"Joy-ii, aku titip Rose ne, jika dia sampai lecet ketika tiba di rumah nya, kamu akan tahu akibat nya" ancam Rio.




"N-ne" gugup Joy dengan ancaman Rio yang ia tak tahu apakah itu serius atau bercanda, Rio lalu menuju ke parkiran setelah berpamitan dengan teman-teman nya.





Kriing. . . .




Ponselnya berdering saat Rio baru membuka pintu kemudi mobil nya.

"Jennie" batin Rio membaca nama yang tertera di layar ponsel nya.





"Hallo"



"Rio, bisa kita bertemu?"



"Dimana?"



"Free Caffe"



"Ok, tunggu, setengah jam lagi aku sampai"



"Baiklah sampai jumpa"



Setelah menutup telpon nya, Rio bergegas menuju cafe tempat ia dan Jennie janjian untuk bertemu.


"Rio" Jennie melambaikan tangan kanan nya ketika melihat pria tampan yang dikagumi nya itu memasuki caffe, Rio tersenyum, kemudian berjalan menuju ketempat Jennie berada, di sudut caffe duduk di sofa hitam, Rio menempatkan pantat nya di bangku yang bersebrangan dengan Jennie.



"Hai" sapa nya tersenyum, dan Jennie pun membalas dengan senyuman lebar nya.


"Ada perlu apa?" Tanya Rio sambil menyesap kopi hitam nya


"Aku hanya ingin bicara saja dengan mu, aku bertengkar dengan daddy" adu Jennie sambil memanyunkan bibir nya, dia begitu manja pada Rio, tak tahan dengan ekspresi sang gadis, Rio pun mencubit pipi mandu nya itu.



"Aku tak percaya jika usia mu lebih dewasa dari ku, lihatlah betapa menggemaskan nya kamu" ujar Rio.



"Rio, aku sedang marah" kesal Jennie menepis lemah tangan Rio yang mencubit gemas pipinya, pria itu malah semakin terbahak dengan tingkah Jennie, tanpa mereka sadari, dari luar kaca jendela caffe, sepasang mata tengah menatap mereka dengan ekspresi terluka, dan dia adalah Seo Joo Hyun, istri sah Limario.

"Rio, aku sedang marah" kesal Jennie menepis lemah tangan Rio yang mencubit gemas pipinya, pria itu malah semakin terbahak dengan tingkah Jennie, tanpa mereka sadari, dari luar kaca jendela caffe, sepasang mata tengah menatap mereka dengan ekspres...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love A SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang