Suara teriakan Rose membuat hati Rio terasa seperti di iris, dia semakin gelisah, beberapa saat kemudian, gadis itu pun selesai di tangani, lalu di pindahkan ke ruang perawatan, Rio mengikuti Rose dengan berdiri di samping bangsal yang membawa tubuh lemah Rose, gadis itu tertidur karena efek obat, Rio menatap khawatir, cemas, dan was-was, sampai ia tak menyadari jika yang mendorong bangsal adalah sang istri.
Para sahabat Rio pun bingung, tak tahu harus bagaimana dengan situasi yang ada sekarang, termasuk Jisoo yang menatap Jennie, dongsaeng nya itu hanya menunduk dengan ekspresi yang tak terbaca.
Keluar dari ruang perawatan Rose, Seo berjalan menuju ruang istirahat sambil menutup mulut nya menahan tangis, hati nya sakit, diabaikan oleh suami sendiri, demi wanita lain, meski mereka bersahabat, Seo tetaplah cemburu, mengingat ia tahu, jika sang suami pernah bercinta dengan sahabatnya itu, ya, Seo tahu, Rio pernah berciuman dengan Rose, bercinta yang diawali dengan kejadian di depan tv waktu mereka belum menikah dulu, semua berkecamuk di dalam kepala Seo.
"Unnie" cemas Luna yang berpapasan dengan Seo.
"Unnie kenapa?" Luna menahan bahu Seo yang hendak melewati nya, tak bisa meloloskan diri, akhirnya Seo memeluk Luna dan pecah sudah tangis nya sebelum mencapai ruangan yang ia tuju.
"Ini sakit Luna, hati ku sakit, melihatnya dengan Rose" adu Seo pilu, dari kejauhan seorang pria menatap nya dengan miris, ia lah Jisoo, dia mengikuti Seo dari belakang tadi.
"Ini yang ku takutkan Jen, kamu akan terluka seperti dia" gumam Jisoo dalam hati.
Rose akhirnya terbangun, hatinya lega mendapati Rio sedang menemani nya.
"Hey" sapa Rio yang kemudian mendekati Rose, dan membelai rambut nya.
Seo membeku diambang pintu, dia harus nya mengechek Rose untuk membuat laporan, tapi melihat interaksi sang suami dan sahabatnya, Seo jadi meragu untuk masuk, karena hanya ada mereka berdua dikamar itu, yang lain sudah pulang.
Tak habis akal, Seo memakai masker nya, dalam hati berharap Rio tak mengenali nya.
Ceklek
Akhirnya dia masuk, mengambil white board yang berisi tentang informasi mengenai pasien, Rio melirik lalu kembali mengalihkan perhatian nya pada Rose yang masih merengek, Seo pun juga acuh berusaha fokus dengan tugas nya.
"Tenang ne, setelah minum obat, sakit mu nanti pasti akan hilang" hibur Rio untuk menenangkan Rose, sambil mengusap-usap rambut nya, gadis itu tertabrak mobil yang dikendarai oleh Jongin yang sedang bertengkar dengan kekasihnya saat hendak meninggalkan parkiran kampus.
Seo berdiri dibalik pintu sambil menepuk-nepuk dada kiri nya, yang terasa sakit melihat sang suami di dalam sana, air mata nya tak terbendung.
"Joo Hyun" sapa seorang dokter muda yang bekerja di rumah sakit itu.
"Dokter Choi" Seo mengusap kasar air matanya.
"Lelah? Beristirahatlah, ayo ke kantin dengan ku" ajak sang dokter yang banyak membantu Seo dalam menjalani masa-masa koas nya.
"Tapi dok. . . ." Tolak nya halus
"Hanya kopi, ayolah" bujak dokter Choi, Seo pun tak menolak.
Akhir nya, Wendy dan Joy, serta Sinb datang untuk menjaga Rose, orang tua nya sedang di Australia, jadi tak bisa menemani putri nya, dan akan bergantian dengan Yeri, Jenno dan Seulgi.
Rio pun berjalan meninggalkan rumah sakit, dari arah berlawanan dia melihat sang istri sedang berjalan dengan dokter Choi sambil menenteng cup coffe, jarak mereka lumayan jauh, tapi Rio tahu itu istri nya, dia hanya diam dan memperlambat langkah kaki nya karena bingung harus bagaimana jika berpapasan dengan sang istri nanti.
Seo terlihat tertawa lebar, dan belum sempat mereka berpapasan, sang dokter dan koas nya itu berbelok ke lorong kiri, Rio menghela nafas lega.
Bugh
Rio menyandarkan tubuhnya pada jok mobil, pikiran nya kusut tentang Rose yang menjadi tanggung jawab Rio selama orang tua nya tak di Korea.
Lelah, Rio pun akhirnya tertidur lebih cepat, meski sang istri belum pulang.
Ceklek
Han ahjuma mengerutkan kening nya melihat wajah kusut sang putri.
"Hyunie" sambut nya
"Eomma" Seo menangis memeluk tubuh sang ibu.
"Ada apa dengan mu?" Cemas Han ahjuma
"Malam ini Hyunie ingin tidur dengan eomma, bolehkan eomma?" Ijin Seo mengusap kasar air mata nya.
"Tentu saja boleh" jawab Han ahjuma
"Ayo, eomma siapkan makan malam dulu ne" ajak sang ibu.
"Tidak eomma, aku masih kenyang" bohong Seo karena sejujurnya, ia tak nafsu makan mengingat kejadian di rumah sakit tadi.
Pagi nya Rio terbangun, seperti biasa, batre ponselnya penuh, baju kerja nya juga sudah siap di meja rias sang istri, tapi Rio masih merasa aneh, tidurnya terasa berbeda semalam, tapi ia tak tahu apa yang membuatnya berbeda.
Rio ke rumah sakit terlebih dahulu, disana sudah ada Jisoo dan Jennie ternyata.
"Kalian disini?" Kaget Rio.
"Morning Rosie" sapa Rio menghampiri Rose sambil mengecup kepala sang gadis, Jennie membuang asal tatapan nya, terlihat cemburu, tapi ia sadar itu bukan hak nya.
"Rio-yaa, aku ingin cream soup, makanan disini tidak enak" manja Rose.
"Baiklah, apa lagi yang kamu inginkan?" Tanya Rio perhatian.
"Tidak ada, itu saja" balas Rose.
"Aku belikan dulu ne, hyung, aku titip Rose ne" pamit Rio.
"Aku ikut" seru Jennie semangat, menyusul Rio lalu memeluk lengan pria itu, mereka pun ke kantin rumah sakit untuk membeli cream soup pesanan Rose.
Rio terdiam, melihat sang istri sedang duduk dan asyik bercerita dan menikmati hidangan nya bersama seorang dokter muda di sudut kantin.
Jennie melirik wajah Rio yang tak terbaca raut nya, apakah dia cemburu atau tidak.
"Kita cari ditempat lain saja" ucap Rio yang kemudian berbalik keluar, mengurungkan niat nya untuk membeli cream soup disana.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love A Sinner
Fanfictionkisah cinta seorang Seo Joo Hyun, putri seorang pembantu, yang diam-diam jatuh cinta pada Jung Limario, cucu pengusaha kaya, sang pria muda yang sangat nakal, dan flamboyan, berbanding terbalik sifat nya dengan si gadis dewasa yang pendiam, dan pema...