28. Pregnant

1.4K 163 20
                                    

"Oppa, aku ingin mengajak mu jalan-jalan hari ini" seru Seo girang di minggu pagi, tak ada lagi rasa sungkan pada Rio, meski pria itu masih tetap menjadi sumber detakan jantung nya yang hebat ketika mereka berdekatan.



"Kemana?" Tanya Rio menghampiri sang istri, mereka baru selesai bermeditasi di belakang rumah keluarga Jung, Seo menggeleng.

"Aku tak tahu, rasanya hanya ingin menghabiskan waktu dengan mu saja oppa" jawab nya tersenyum lebar.

"Ok" jawab Rio yang kemudian duduk disamping Seo, sang istri menyodorkan air minum untuk suami nya, dan setelah meneguk isinya sampai menyisakan sedikit, Seo lah yang meneguknya sampai habis.

"Oppa" Seo menyandarkan kepala nya dibahu kiri Rio.


"Soal investasi mu di rumah sakit Central Park bagaimana?" Tanya Seo hati-hati.



"Seperti permintaanmu, aku tak boleh membantalkan nya kan?" Rio malah balik bertanya, Seo tersenyum lega.


"Gomawo oppa" balas nya sambil mengecup pipi kiri Rio.


"Tapi aku mengajukan syarat pada Park Chaenyeol" Seo mengerutkan kening nya mendemgar pengakuan sang suami.



"Syarat apa oppa?" Tanya Seo penasaran.



"Dia harus memecat Hyuna" jawab Rio jujur, Seo langsung menegak kan tubuh nya


"Oppa, apa tak ada pilihan lain?" Cemas Seo, Rio menggeleng.



"Tidak ada, dari pada aku gagal menanam modal disana dan ijin praktek Hyuna dicabut, masih lebih baik jika ia dipecat bukan, dokter seperti dia hanya akan merusak suasana kerja saja, ia membawa pengaruh buruk bagi yang lain jika tetap dipertahankan" jelas Rio, Seo tersenyum mengerti.


Cup



Dengan berani dia mencium bibir suami nya, mereka kemudian menghabiskan wakyu di kamar berdua, Seo sibuk dengan tugas nya, Rio sibuk bermain game, sudah berjam-jam dan ia masih betah duduk di kursi dengan kaki yang ia letak kan diatas meja, merasa penasaran, Seo pun mendekat.



"Oppa"



"Hm?"



"Kapan kita jalan-jalan?" Tanya nya sedikit cemberut kesal.



"Bentar lagi sayang" jawab Rio mampu melunturkan kekesalan sang istri.



"Kemarilah, kamu pasti akan menyukai game ini" Rio menarik tangan kiri sang istri, untuk berbaring diatas tubuhnya, Seo terlentang diatas tubuh Rio sambil memegang konsol yang sang suami berikan, permainan berburu hantu itu begitu menegangkan, adrenalin ikut terpacu, sesekali Seo berteriak kaget jika ada hantu yang tiba-tiba muncul, mereka begitu menikmati kebersamaan nya kala libur begini, bahkan masih dengan posisi yang belum berubah, kedua nya tertidur pulas siang itu, Seo menyandarkan kepala belakang nya dibahu kiri Rio, dan sang suami melingkarkan kedua tangan nya diatas perut sang istri agar tak terjatuh.



Seo terbangun lebih dahulu, wajah nya merona senang dengan posisi yang seintim itu dengan suami nya, ia pun beringsut, merubah posisinya jadi tengkurap diatas tubuh Rio dan meringkuk manja, gerakan membuat Rio akhirnya terjaga.




"Joo Hyun-ahh" ucap nya


"Oppa, maaf jika aku membuatmu terbangun" Seo mendongak menatap takut pada Rio yang masih belum membuka kedua matanya, sang suami hanya tersenyum.



"Kita akan jalan-jalan, jadi sudah waktunya aku bangun kan" jawab Rio.



"Tidak jadi, aku ingin kita begini saja di rumah seharian" balas Seo, Rio terkekeh, sang istri berubah manja sekarang.


Dan Rio, tak mungkin bagi nya hanya diam dikamar sambil pelukan tanpa diakhiri pergumulan, dia telah menghilangkan kebiasaan one night stand nya, karena sekarang, dia bisa bebas meminta pada sang istri.




Pada suatu hari, Rio menjemput Seo ke rumah sakit, sang istri sudah menunggu dilobby bersama Luna dan Victoria, yang menemani sampai Rio datang.




"Terima kasih ne" ucap Rio pada kedua sahabat istrinya itu karena sudah menemani wanita tercinta nya.



"Oppa, kita jalan saja ne? Dan biarkan Minho oppa pulang sendiri" pinta Seo menatap penuh harap pada sang suami, dan Rio tentu saja akan menuruti nya.



Mereka berjalan menyusuri trotoar sambil bergandengan tangan, Rio tak tahu kemana sang istri akan membawa nya, dia hanya terus tersenyum dengan tingkah Seo yang menarik tangan nya mengajak sang suami berlari.




Sampai kemudian, mereka tiba di sebuah cafe.


"Oppa tunggu disini sebentar ne" pesan Seo, dia memasuki cafe sendiri dan membawa papper bag keluar, Rio kemudian membantu sang istri membawa makanan yang dibeli nya tadi.


"Ayo oppa, kita makan disana" ajak Seo menuju tempat yang seperti taman, tapi dengan banyak bangku yang disediakan sebagai tempat untuk istirahat atau jika ada yang sekedar ingin menikmati camilan sambil melihat pemandangan disekitar.




Seo dengan cekatan membuka papper bag nya, sambil terus tersenyum, Rio yang memperhatikan setiap gerakan sang istri pun hanya bisa ikut tersenyum.




Rio mengerutkan kening nya melihat apa yang dibeli sang istri, sandwich bar, dan pasta, Seo terkikik lucu.

"Oppa tidak lupa kan, ini yang oppa belikan saat kencan pertama kita" tutur Seo.




"Kencan?" Goda Rio




"Jangan pura-pura lupa oppa, meski oppa tak mengakui nya, tapi aku tetap menganggap itu sebagai kencan pertama kita" ujar Seo sambil memukul bahu suami nya, Rio terbahak dengan tingkah sang istri, Seo menyodorkan sandwich bar pada Rio.


"Kali ini, kita bertukar menu oppa" kikik nya, mereka pun kemudian menikmati makanan masing-masing.



"Oppa, aku juga mau sandwich nya, apakah rasanya masih sama?" Pinta Seo manja, Rio pun menyuapi sang istri yang kadang juga menyuapi sang suami dengan pasta nya.


Selesai makan, mereka masih duduk dengan botol minuman ditangan masing-masing.



"Oppa"




"Hm?"




Seo menoleh menatap sang suami, begitu juga dengan Rio, mereka saling berpandangan sambil tersenyum.





"Aku hamil"





Rio terdiam, senyum nya hilang, tatapan mata nya berubah sendu, wajah nya memerah, Seo ikut mematung menunggu reaksi sang suami.



Tangis Rio pun pecah mendengar kabar membahagiakan dari sang istri, ia menunduk sambil menangis sesenggukan, Seo kemudian memeluk suami nya itu dengan erat, pria senakal dan seflamboyan Rio, ternyata juga memiliki sisi melankolis.









#TBC





Satu chap lagi tamat

Love A SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang