Rose menyandarkan punggung nya ke dada Rio, mereka sedang menonton tv di rumah keluarga Jung sekarang, dan tangan Rio pun tak tinggal diam, dia meremas payudara kanan Rose dari belakang dan memainkan nya dengan acuh, mata nya fokus menatap layar di depan nya, sedangkan Rose sedang memainkan ponsel nya, dia juga acuh dengan kenakalan tangan Rio, Seo tiba-tiba masuk, melewati ruang tv menuju dapur dimana kamar eomma nya berada, melihat kegiatan sang tuan muda wajah nya merona sendiri, malu padahal Rio dan Rose acuh.
"Yak, Rio-yaa" teriak Rose yang tubuh nya tiba-tiba diangkat oleh Rio, dan di gendong ke kamar nya.
"Kamu membuatku tak tahan" kekeh Rio, Seo menatap sendu ke arah Rio yang tertawa bersama Rose.
Brak
Rio membanting pintu kamar nya, lalu merebahkan tubuh Rose diatas ranjang nya.
Sret. . . Sret. . .
Rio buru-buru membuka baju Rose, libido nya naik karena sedari tadi memainkan payudara sang gadis, Rio menurunkan celana nya sampai selulut, lalu menarik celana dalam merah yang dipakai Rose.
Jleb
"Aaaakkkkhhh. . . " desah Rose nikmat, karena ini bukan pertama kali nya dia dan Rio bercinta meski status mereka bukan lah sepasang suami istri, berbagai posisi mereka lakukan termasuk posisi favorit Rio, woman on top.
Rio sangat menyukai posisi ini, dimana Rose lah yang berada diatas nya, menggoyangkan pinggulnya maju mundur yang selalu berhasil membuat Rio mengerang nikmat, Rose yang selalu berani mendominasi dalam persetubuhan mereka adalah hal yang paling Rio gilai, belum lagi saat sang sahabat sengaja mengurut penis nya dengan menarik pinggulnya keatas, itu adalah kelemahan Rio, dan hanya Rose lah yang tahu akan hal itu.
"Shit" umpat Rio kala Rose berhasil membuat nya makin terangsang dan menggila.
"Ooouugghhh. . . Rosie, tolong jangan buat aku keluar sekarang" erang Rio memohon, Rose mencengkeram kuat kedua tangan Rio yang pasrah dengan posisi Rose menduduki penis nya.
"Aaaaakkkkkhhhh. . . . " lenguh kedua nya mencapai puncak, Rose mengabaikan permohonan Rio karena dia sendiri sudah tak kuat jika harus menahan ledakan nya.
"Sekarang aku yang akan menghukum mu" seringai Rio memutar tubuh Rose hingga dia sekarang yang harus pasrah dibawah tindihan Rio.
"Kyaaaaa" Rose menjerit di sertai suara tawa karena ulah Rio.
Pergumulan terjadi selama dua jam lebih, hingga keduanya kelelahan sekarang, dan tertidur pulas, masih dengan tubuh polos mereka.
Malam nya, setelah mengantar Rose pulang, grandpa Jung menunggu Rio untuk makan malam.
"Han ahjuma, panggil putri mu, kita makan malam bersama ne" perintah tuan Jung pada pembantu rumah tangga nya.
"Ne tuan Jung" jawab nya membungkuk hormat, wanita paruh baya itu segera ke kamar nya untuk memanggil sang putri.
"Joo Hyun-ahh, tuan Jung mengajak kita makan malam bersama" ajak sang ibu.
"Tidak eomma, aku takut" tolak nya, meski dia menyukai Rio, nyata nya Seo takut jika harus berhadapan dengan tuan muda nya itu, apalagi semeja dengan nya.
"Apa yang kamu takutkan? Eomma juga ada disana bersama mu, tuan Jung sudah terlalu baik dengan kita, tak enak jika menolak permintaan nya" rayu sang ibu.
"Baiklah" Seo menyerah, dia terpaksa mengikuti kemauan ibu nya, rasanya memang tak pantas jika menolak permintaan orang yang sudah cukup berjasa dalam kehidupan Joo Hyun dan ibu nya, dia pun mengikuti langkah Han ahjuma dengan menunduk takut.
"Jooh Hyun-ahh, kemarilah, kita makan malam bersama" ajak tuan Jung.
"N-ne tuan" jawabnya tak berani mendongak.
"Kita tunggu Rio pulang sebentar lagi ne" lanjut Tuan Jung, mendengar nama Rio disebut, detak jantung Seo semakin terpacu cepat.
Ceklek
Rio datang dan langsung berjalan menuju me ruang makan, dia menemukan sang kakek sedang mengobrol dengan Seo dan Han ahjuma.
"Menunggu ku, huh?" Tanya nya acuh, dia lalu duduk tepat di hadapan Seo, yang langsung berkeringat dingin, tangan dan kaki nya gemetar, gadis itu tak berani bergerak.
Tuan Jung mengambil makanan nya sendiri, Rio sibuk dengan group chat nya di ponsel, jika Han ahjuma tak mengambilkan nya, dia tak akan pernah mau mengambil nya sendiri.
"Rio, letak kan ponselmu" tegur sang kakek dingin, Rio pun menurut, setelah tuan Jung memimpin doa, mereka pun mulai melahap isi piring masing-masing, tangan Seo gemetar hebat, lutut nya lemas karena Rio ada didepan nya sekarang, biasanya dia hanya bisa mengagumi wajah tampan Rio dari kejauhan, sekarang giliran Rio sudah di hadapan nya, dia malah tak berani untuk sekedar meliriknya sekalipun.
Selesai makan, Han ahjuma dan Seo membereskan bekas makan mereka, lalu menyiapkan dessert.
"Rio-yaa, besok temani grandpa ke Iksan, kita akan meeting dengan perusahaan Lee" beritahu tuan Jung.
"Grandpa" keluh Rio menolak ajakan sang kakek.
"Grandpa tak mau tahu, kamu harus ikut, mulai lah belajar bisnis dan bertanggung jawab, usia mu sudah 23 tahun Rio-yaa, biar ahjuma dan Joo Hyun yang menyiapkan koper mu" lanjut tuan Jung.
"Terserah grandpa" kesal nya, Rio segera meninggalkan meja makan tanpa memakan cheese cake kesukaan nya karena marah dengan sang kakek.
"Ahjuma, Jooh Hyun-ahh, tolong siapkan koper untuk Rio ne" perintah tuan Jung.
"Ne tuan" jawab kedua nya patuh, mereka lalu menuju ke kamar Rio
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Han ahjuma mengetuk pintu kamar tuan muda nya, tak ada jawaban, akhirnya dia tetap masuk bersama sang putri, Jantung Seo berdebar, hatinya berdesir memasuki kamar pria yang disukai nya itu, wangi khas parfum milik Rio pun langsung memenuhi rongga hidung nya, tapi sang empu nya kamar tak ada, Rio sedang membersihkan diri di kamar mandi rupanya.
"Joo Hyun-ahh, ambilkan koper kuning itu ne" perintah sang ibu karena tubuh sang putri jauh lebih tinggi.
Seo lalu membuka koper yang sudah diambil nya tadi, dan Han ahjuma mengambil beberapa baju untuk dibawa Rio keluar kota, dia mengulurkan nya pada sang putri untuk dia tata dalam koper.
Blush
Wajah Seo bersemu merah, kala sang ibu menyodorinya celana dalam milik Rio, Seo tak bisa menahan senyum malu-malu nya, tapi Han ahjuma tak menyadari itu, Seo sibuk memandangi seluruh isi kamar Rio, lalu. . .
Deg
Nafas Seo serasa berhenti untuk sesaat kala ia menangkap pemandangan di depan pintu kamar mandi, Rio hanya memakai handuk nya yang melingkar dipinggang, dan rambut basah tanpa baju, gadis itu menelan ludah nya susah payah, sebelum Rio menyadari tengah di tatap, Seo buru-buru membuang tatapan nya, kembali pada sang eomma yang sedang memilihkan baju ganti untuk Rio yang baru saja selesai mandi.
Sekembalinya dari kamar sang tuan muda, Seo terus tersenyum sendiri sambil berbaring, membayangkan tubuh Rio yang baru pertama kali nya dia lihat, wajahnya yang tampan dan segar sehabis mandi terus terbayang dipelupuk matanya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love A Sinner
Fiksi Penggemarkisah cinta seorang Seo Joo Hyun, putri seorang pembantu, yang diam-diam jatuh cinta pada Jung Limario, cucu pengusaha kaya, sang pria muda yang sangat nakal, dan flamboyan, berbanding terbalik sifat nya dengan si gadis dewasa yang pendiam, dan pema...