Epilog

1.6K 164 52
                                    

Rio menatap kosong gundukan tanah basah berisi tubuh tak bernyawa sang istri, satu per satu sahabatnya memeluk Rio untuk memberinya kekuatan, nyawa Seo tak tertolong karena dia mengalami preeklampsia, naiknya tekanan darah yang umum nya terjadi pada wanita hamil yang berusia dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun, tapi bukan berarti dibawah usia 30 tahun juga aman, semua tetap memiliki resiko yang sama, dan dokter tak mengetahui riwayat medis Joh Hyun, Rio tak menyalahkan siapa pun, hanya, dia merasa dunia nya telah hancur, disaat dia sudah sangat mencintai Joo Hyun, semesta seperti tak merestui nya, karea dia adalah seorang pendosa.


Sahabatnya, hanya Rose lah yang tak nampak batang hidung nya, dia masih di Australia bersama Jisoo yang kini menjadi suami nya.


Flashback on
Sehari setelah mengalami kecelakaan, saat itu yang bertugas menjaga Rose, Jenno, Yeri dan Sinb pulang, karena Rio sebentar lagi datang, jadi tak masalah membiarkan Rose sendirian untuk sementara, dokter datang untuk chek rutin.


"Apa nona masih pusing?" Tanya sang dokter, Rose menggeleng.


"Bagus, nona beruntung, janin yang anda kandung baik-baik saja"



Duar



Jantung Rose terasa berhenti untuk sesaat mendengar penuturan sang dokter.



"Janin" beo nya, tak ada yang tahu, jika di luar Jisoo mendengar pembicaraan Rose dan dokter nya.


"Hyung" sapa Rio yang mendapati Jisoo mematung di depan kamar Rose.



"Rio" kaget Jisoo


"Bisa kita bicara?" Tanya Jisoo


Akhirnya Jisoo meminta ijin pada Rio untuk mendekati Rose, tapi Rio belum sempat menjawab.

Hari dimana Rose akan pulang dari rumah sakit, Jisoo pun menjenguknya, dia meminta ijin pada sahabat-sahabat Rose untuk berbicara secara pribadi.

Gadis itu menatap sendu pada Jisoo, pikiran nya kacau tentang janin milik Rio yang di kandung nya.

"Rose, dengar" ucap Jisoo



"Maaf sebelum nya, aku tak sengaja mendengar pembicaraan mu dengan dokter waktu itu, dan jika di ijinkan, biar aku yang bertanggung jawab atas janin dikandungan mu" kata Jisoo, tangis Rose pun pecah.



"Aku tahu kamu tak memiliki perasaan apa-apa padaku, tapi jujur, aku menyukai semenjak Rio mengenalkan kita waktu itu.


Tak ada pilihan lain untuk Rose, dia tak mungkin meminta Rio bertanggung jawab, karena sahabatnya itu sudah beristri sekarang, akhirnya dia menyetujui tawaran Jisoo meski dengan syarat harus meninggalkan Korea, bukan tanpa sebab, Jisoo harus memisahkan Rose jauh dari sahabatnya itu, karena jika tidak, akan sangat sulit membuat gadis itu berpaling dari Rio.


Flashback end


Sesampai di rumah dari pemakaman sang istri, Rio berjalan memasuki rumahnya dengan lunglai, di ruang tamu, Jennie sudah menunggu sambil menggendong Kimberly, bayi Seohyun yang sekarang sudah tak memiliki ibu.


"Rio-yaa" lirih Jennie, Rio kemudian duduk disamping sang gadis.




"Hidup terus berjalan, teruslah berjuang demi babby Kim" ujar nya menyemangati Rio, gadis itu kemudian menyerahkan bayi mungil itu pada ayah nya.




"Terima kasih Jennie-ahh" ucap Rio menggendong bayi nya, Jennie pun pamit pulang, dan babby Kim mulai bergerak meregangkan otot-otot nya sambil melenguh kecil, Rio mengulurkan tangan nya hendak membelai pipi sang putri, tapi, tangan mungil bayi itu tanpa sengaja menggenggam jari telunjuk sang ayah.

Love A SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang