23. Menyerah

1.1K 143 15
                                    

Rose jadi lebih pendiam sekarang, menjadi seorang gadis pemurung, dua hari sudah Rio tak mengunjungi nya di rumah sakit, hanya sahabatnya, dan Jisoo yang banyak menghibur nya, meski belum mampu menggerakan sedikit saja hati Rose.




Hari ini Rose dijadwalkan pulang, tapi sampai Joy, Wendy dan Yeri selesai berkemas, Rio tak kunjung muncul, padahal dia tahu jadwal kepulangan Rose, yang melamun menatap keluar jendela rumah sakit dengan tatapan sendu nya.

Hari ini Rose dijadwalkan pulang, tapi sampai Joy, Wendy dan Yeri selesai berkemas, Rio tak kunjung muncul, padahal dia tahu jadwal kepulangan Rose, yang melamun menatap keluar jendela rumah sakit dengan tatapan sendu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek





Rio membuka pintu kamar yang di huni Rose, ketiga gadis itu pun menghela nafas lega begitu melihat siapa yang datang, karena tak ada yang berani mengusik Rose, jika menyangkut Rio, termasuk Jisoo.



"Hey" sapa Rio meraih bahu Rose, lalu diputarnya menghadap ke Rio, gadis itu pun hanya diam, Rio lalu memeluknya.




"Mianhae, aku tadi menyelesaikan urusan administrasimu dulu" jelas nya, Rose pun menjatuhkan wajahnya kedalam dekapan Rio, yang sangat dia rindukan, rasa nya ingin marah, tapi tak bisa.

"Mianhae, aku tadi menyelesaikan urusan administrasimu dulu" jelas nya, Rose pun menjatuhkan wajahnya kedalam dekapan Rio, yang sangat dia rindukan, rasa nya ingin marah, tapi tak bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio sendiri tak menyadari jika Rose sudah menangis dalam pelukan nya, yang lain pun keluar terlebih dahulu, untuk memberi waktu bagi Rio dan Rose.




"Kita pulang sekarang ya?" Ucap Rio, Rose hanya mengangguk, Rio pun mendudukan Rose di kursi roda, lalu mendorong nya menyusuri lorong rumah sakit menuju lobby dimana mobilnya sudah menunggu.





Diparkiran Jisoo yang melihat mobil sang dongsaeng pun menghampiri nya.




Tok. . . Tok. . .





Ia mengetuk kaca jendela penumpang depan, Jennie pun membuka central lock nya.




Bugh




Jisoo menutup pintu mobil milik Jennie, "akhirnya kamu penasaran juga, huh?" Ejek nya, Jennie mendengus kesal.






"Dengar Jennie, aku hanya tak ingin dongsaengku sakit hati, berhentilah berharap pada Rio" nasehat Jisoo.






Love A SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang