part 28

792 88 11
                                    


"Apa kau dokter yang menangani masalah
trauma yunseong Hyung?"

donghyun menatap minhee kemudian
mengangguk.

"Ya. Dan omong-omong, aku teman semasa sekolah menengah atasnya
dulu"

minhee mengangguk mengerti. "Ia trauma
atas apa?"

donghyun menatap minhee kemudian
berdeham singkat. "Aku tak yakin dapat
mengatakannya padamu. yunseong hyung-

"Katakan padaku donghyun hyung.
Kumohon."

donghyun mendesah panjang saat
menemukan tatapan mata memohon
minhee. ia kemudian menarik nafasnya
dan berkata, "la trauma dengan bayi,
anak-anak, atau bahkan masalah
mengandung"

donghyun kemudian menatap minhee yang masih menatapnya tanpa bersuara. Hingga ia membuka mulutnya lagi,

"la memiliki gejala trauma seperti jantung
berdetak cepat dan darahnya berdesir
dengan cepat, membuat tubuhnya bergetar setiap ia melihat atau membayangkan seorang bayi. Gejala itu juga akan muncul setiap ia melihat seorang wanita atau pria yang perutnya membesar karna hamil"

Nafas minhee tercekat. Ia mengalihkan
tatapannya dari donghyun kemudian. la
menarik nafasnya dengan banyak-banyak
dan menghembuskan nafasnya dengan
panjang.

donghyun yang memang merupakan
psikiater tentu saja mengerti dengan
sikap Minhee yang menggambar sebuah
perasaan terkejut. Meskipun minhee
mencoba menyembunyikannya dengan cara menghembuskan nafasnya panjang panjang ia tahu minhee masih shock.

"Ia pasti tak bermaksud
menyembunyikannya darimu"

"la pasti tidak mempercayaiku" ucap
minhee sarkastik. Lalu ia menutupi
wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Dan ia tidak mencintaiku karna cinta
adalah sebuah kepercayaan.."

donghyun menggeleng. la menggengga,
tangan minhee yang masih setia menutupi
wajahnya. ia menarik tangan itu dengan
lembut, membuat wajah minhee tidak
tertutup apapun lagi. ia menggenggam kedua tangan minhee dengan erat.

minhee menatap donghyun dengan mata
yang menggambarkan sebuah rasa kecewa
yang amat besar.

"Dia mencintaimu minhee sangat
mencintaimu sampai ia akan mati jika ia
kehilanganmu."

minhee menggeleng lagi. "Ia bahkan
membuat surai perceraian. D-dia juga
memintaku menandatanganinya. -itu pasti
karna ia tidak mencintaiku lagi. k-kurasa
itu wajar.. se-seharusnya aku tidak usah
mengandung. Y_yunseong hyung pasti-

"Tidak minhee"

minhee menatap donghyun yang terlihat
menghela nafasnya dengan lelah.

"Dia sangat mencintaimu. Kaupikir kenapa ia repot repot melakukan terapi? agar ia dapat menatapmu dengan tatapan cintanya lagi dan bukannya tatapan ketakutan.

kau pikir kenapa ia selalu meminum obat
penenang hanya agar ia dapat bersikap
normal dan biasa padamu? la sangat
mencintaimu itu sebabnya ia bingung
minhee dan mengenai surat perceraian
itu.. aku tak tahu banyak. Setahuku, ia hanya bilang jika itu adalah hal yang kau inginkan. Dia bilang, kau-

"Aku mengatakan itu saat aku marah
donghyun. Kau dan yunseong hyung tidak
merasakan betapa sakitnya hatiku kan?
Persetan dengan trauma itu. donghyun
kau tahu? dia memberikanku obat
pelemah kandungan. Meskipurn ia memiliki trauma separah apapun, dan meskipun aku mencintainya sebesar apapun, mana mungkin aku membunuh anak ini donghyun?"

donghyun hanya diam. Jantungnya mulai
berdetak dengan tidak normal sesaat setelah minhee mengungkit mengenai obat
pelemah kandungan padanya.

Dan minhee sangat peka menatap
wajah donghyun yang berubah. Awalnya
ia bertanya kenapa dengan air muka
donghyun yang terlihat berbeda? Sampai ia menyimpulkan, "Kau tahu sesuatu mengenai obat itu donghyun hyung?"

Hwangmini; Welcome BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang