part 51

633 95 23
                                    

Yunseong menoleh dan menatap donghyun dibelakangnya. beomgyu dan soobin juga sudah berada ditangga terakhir untuk mencapai lantai kedua.

"gyu! Sudah menelpon euisa?"

"S-sudah hyung"

"Minhee hyung bergerak? Merespon? Kau
serius Kris hyung?!"

Yunseong mengangguk. Baru ia ingin berbalik kembali menuju kamarnya, namun tangan Donghyun mencekalnya dengan kuat.

"Kau yakin dia merespon mu? Kau yakin dia bergerak karna ia sudah sadar? Bagaimana jika hanya reaksi sarafnya?!"

Yunseong menatap manik mata donghyun Manik itu menatapnya serius dan notasi suaranya terdengar menekan.

Yunseong menggangguk cepat. Terlihat dari wajahnya ia terlihat bingung, namun
kemudian ia menarik nafasnya dalam
dan menghembuskan nafasnya panjang.

"Lepaskan tanganku, atau apa aku harus
melepasnya dengan kasar?!"

Donghyun tersentak. Selama ia menjadi
teman dekat yunseong, ia tidak pernah mendengar satu ancaman pun terucap dari bibir yunseong.

Ditambah yunseong mengatakannya dengan tatapan mata tajam yang begitu serius. Membuatnya melepaskan genggaman tangannya pada lengan yunseong dengan lemah.

Yunseong menatap beomgyu dan soobin
bergantian. "Kalian tunggu dibawah sampai jinhyuk hyung datang. Aku akan kembali ke kamar" ucapnya dingin. la berjalan dengan pasti menuju kamarnya.

Tak mengindahkan tatapan beomgyu dan
soobin yang begitu minat ingin ikut
dengannya melihat minhee, juga tatapan
terluka donghyun sebab ucapan yunseong tadi.

Yunseong berjalan dengan lambat begitu sampai di depan pintu kamarnya. Manik tajamnya kini terpenuhi dengan siluet tubuh minhee yang sedang berbaring.

Ia berjalan memasuki kamarnya dan
menutup pintunya. Sebelum pintu itu
tertutup, matanya menangkap siluet tubuh
Donghyun yang jatuh terduduk di pinggiran tangga. Sudah tak ada beomgyu dan soobin disana.

Mungkin jika Yunseong orang bodoh ia akan mempercayai kata kata Donghyun. Tapi ia tahu dan dapat merasakan kehadiran Minheenya. Dan Donghyun..

Yunseong menunduk dalam. Tak tahu harus dengan cara apa ia menjelaskan kepada temannya itu untuk berhenti menyukainya. Satu pertanyaan terbesit dalam benak hati Yunseong. membuat Yunseong mengenyahkan pertanyaan itu dan memilih menutup pintu kamarnya dengan rapat.

Apa salah jika aku memintanya tinggal disini dan menjadi eommanya Kevin?

Ia berjalan menuju kursi tempatnya
tertidur tadi. Ia tidak mendudukkinya, ia
lebih memilih duduk dipinggir ranjang,
menggenggam tangan Minhee dengan erat.

la tersenyum saat melihat air mata itu
kembali jatuh dari kelopak mata Minhee. Ia tak berniat menghapusnya, menikmatinya. Ia begitu senang karna Minhee seolah dapat merasakan hatinya.

"Jika kau menangis karna takut aku
meninggalkanmu. jangan khawatir. Karna
itu tidak akan pernah terjadi, Sayang..."

.

.

.

Tok tok tok!

Lima belas menit kemudian suara ketukkan itu terdengar. Membuat Yunseong yang sedang tersenyum memandangi wajah Minhee terinterupsi. Ia segera bangkit untuk membuka pintu kamarnya.

Tubuhnya membungkuk sembilan
puluh derajat kala dokter yang selalu
memeriksa keadaan Minhee sudah berada
dihadapannya dengan tersenyum.

"Annyeonghaseyo jinhyuk hyung. Maaf
mengganggumu, kau pasti lelah seharian
dirumah sakit"

Hwangmini; Welcome BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang