Kim jaehwa

533 67 5
                                    

Jinhyuk  hanya diam sembari mengerutkan alisnya. Mencoba meredam rasa kesalnya sebab ayah satu anak yang duduk tepat dihadapannya ini.

Sementara Yunseong, berfikir diamnya jinhyuk adalah jawaban iya'. Itu sebabnya manik matanya membulat tidak percaya.

"Kau sepertinya salah.. aku hanya
melakukannya sekali, masa iya langsung
jadi?!"

Minhee menoleh kearah Yunseong kemudian menunduk dalam. Merasa sangat malu, rasanya ia berharap ada seseorang yang membawanya pergi dari Yunseong saat ini juga.

"Apa maksudmu?"

Yunseong masih dengan bola mata membola menggeleng, "Bukan aku tak ingin Minhee hamil tapi Kevin masih sangat kecil, bagaimana kaau dia kekurangan kasih sayang jadi-

"SIAPA YANG BILANG MINHEE HAMIL!"

Yunseong berhenti meracau. Ia menatap Jinhyuk kemudian mengalihkan tatapannya pada Minhee yang masih setia menunduk. Sejak tadi, genggaman tangan mereka tak terpisahkan.

"Jadi dia tidak hamil?"

"Tidak"

"Oh"

Yunseong merasa jadi orang paling bodoh saat ini. jadi dia hanya duduk dan menyandarkan punggungnya dengan rileks.

"Kalau bukan hamil, lalu kabar gembiranya apa?"

Jinhyukmemijat pelan pelipisnya.

"Gumpalan itu bisa datasi dengan operasi
kecil.. tidak akan berakhir buruk. Dan
sisanya.. tak ada apapun yang mengganggu kesehatan Minhee"

Hembusan nafas Minhee terdengar begitu
lega. Jinhyuk sampai tersenyum karnanya.

"Jadi, kapan operasinya Hyung?"

"Terserah. bagiku lebih cepat lebih baik"

Yunseong menatap Minhee kemudian Minhee tersenyum, "Lakukan besok saja, Hyung"

Yunseong mengangguk, "Bagaimana kalau besok Jinhyuk hyung? apa kau memiliki jadwal besok?"

Jinhyuk mengangguk. "Besok, jam enam
sore" ucapnya final.

Yunseong dan Minhee yang sudah mengerti mengangguk. Membungkuk dan
mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama. omong-omong tolong rayu
Donghyun biar mau pergi ke seminar di
China.. aku tak bisa pergi karna banyak
urusan"

Yunseong mengangguk, "Aku akan berusaha menyusuhnya pergi" ucapnya. Kemudian ia merangkul Minheedan mengajaknya meninggalkan ruangan menyeramkan itu.

.

.

.

Kevin tak mengerti kenapa bayi itu sangat
pendiam. Hanya kaki, tangan, dan kepalanya saja yang bergerak. Padahal ia sangat ingin mendengar suaranya.

"Adik." ucapnya dengan suara yang pelan.

Mencoba memanggil bayi itu tapi bayi itu
memberikan respon sama sekali. Wonjin yang sedang menggendong bayinya tersenyum. Saat Kevin terus menatap kearah putranya dengan tatapan sangat penasaran.

"Namanya jaehwa"

Kevin tersenyum saat Minkyu mengacak
rambutnya dengan gemas. "Teoh?" ucapnya mengulangi kata yang diucapkan Minkyu tadi.

"Tidul eyuss"

Jari telunjuk Kevin yang gemuk menyentuh pipi gembul bayi itu. menusuknya dengan pelan membuat bayi itu bergerak terganggu.

"Adik!"

"Oeeee.. oeeee"

Manik mata Kevin membulat. Kelopakk
matanya mengerjap terkejut karna suara
bayi itu terdengar sangat keras memekakkan telinganya.

Hwangmini; Welcome BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang