Notes di bawah harap di baca yaaa
Nafas terburu, mengikuti buliran keringat dengan lelehan air mata yang enggan terhenti. Jari-jari lentik yang tak mau diam dan kaki yang gemetaran.
"Hey? Sayang. Tenang, i'm here. Rose, liat aku. Everything its gonna be okay, right?" Lengan kekar itu menarik Rose kedalam rengkuhan hangatnya, Menyalurkan segala ketenangan dalam tubuhnya.
"June... Taeyong... everyone leaves me alone"
"Nggak, aku di sini. Tetap di sini sampai kapan pun. Aku gak akan pergi ninggalin kamu, walaupun ada badai, petir, banjir, tsunami. Apapun itu! Aku gak akan ninggalin kamu sendiri. I'm here, and always here"
Rose menggigiti kuku ibu jarinya dengan Manik matanya kembali menunjukkan kepanikan. June menarik tangan Rose untuk menjauhi bibirnya sendiri.
"Taeyong masih diperiksa dokter. Dia pasti baik-baik aja kan?" June tersenyum hangat lalu mengelus kepala Rose. "He's will be ok, honey"
Apa sih Lisa bagi Rose?
Teman? Sahabat? Bos?
Lebih dari semua itu. Jika bisa, saat pernikahan Lisa dan Taeyong dulu, mungkin ia lebih baik membawa kabur Lisa. Seseorang yang sangat mengerti Lisa yang bahkan tak mengerti dengan dirinya sendiri, seseorang yang rela mengorbankan cita-citanya menjadi pramugari demi menjadi Asisten pribadi Lisa, seseorang yang mau di buat bingung dengan keinginan Lisa, seseorang yang menganggap Lisa seperti anaknya sendiri, seseorang yang ingin menanggung semua beban Lisa. Rose, Rose lah orangnya.
Kejadian beberapa bulan belakangan membuat dirinya sangat terguncang, mulai dari kejadian-kejadian kecil hingga orang-orang yang harus meregang nyawa. Hatinya terasa sakit ketika mengingat tubuh-tubuh kaku dan pucat di tutup kain putih memanjang. Apa hari ini seseorang akan meninggalkannya lagi?.
Jangan.
Rosé memohon dengan sangat.
Pria dengan setelan jas putih keluar dari ruang IGD, menghampiri Rosé dan June yang menunggu.
"Keadaan pak Taeyong baik-baik saja. Tapi untuk saat ini pak Taeyong belum bisa kembali ke kamar inapnya. Kita harus melihat perkembangannya beberapa hari ke depan, saya harap pak Taeyong bisa segera pulih"
June bernafas lega ketika dokter menjelaskan keadaan Taeyong, begitupun Rosé yang kini sudah lebih tenang dari sebelumnya.
***
Siapa sangka orang yang hampir saja mati, kini sudah kembali berjalan memasuki ruangan kantornya. Ruangan yang ia tinggalkan beberapa bulan lalu, lebih memilih bergelut dengan kesakitan hati ketimbang berkas-berkas yang menumpuk.
Manik mata sayu dengan sedikit lingkaran hitam menelisik jauh ke sekitar ruangan. Dengan tatapan yang tertuju pada bingkai foto besar di dinding.
Ah! Ini saat Kehamilan kedua Lisa memasuki umur 3 bulan.
Ujung bibirnya sedikit terangkat kala melihat lelaki kecil tampan yang berada di samping Lisa. Itu foto keluarga terakhir yang mereka ambil, sebelum...
Taeyong menggelengkan kepalanya. Tidak, mengingat hal itu hanya akan membuat dirinya semakin terpuruk. Ia tidak boleh bersedih lagi, Taeyong sendiri yang mengatakan bahwa ia sudah mengikhlaskan Lisa serta anak-anaknya. Meskipun berat dan menyakitkan, berlarut dalam kesedihan tidak akan bisa mengembalikan Istri dan anak-anaknya.
"Taeyong? Sorry, Pak Taeyong maksud saya" Rosé menghampiri Taeyong yang masih berdiri menatap foto keluarganya.
"Ngapain?" tanya Taeyong.
![](https://img.wattpad.com/cover/132836365-288-k691647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-SELEBGRAM- [LALISA]
Kısa Hikaye[SLOW UPDATE] Lalisa dengan segala kepopulerannya.