TARGETED
//JEON|200407//
N & A
Everything can change, right?
“Jeon Jungkook, CEO termuda di Korea Selatan yang menaungi Bangtan Company. Dia dibesarkan dalam peraturan keluarga yang ketat, terutama sang Ayah yang mendidik dirinya untuk menjadi seorang mandiri yang independen. Wajahnya yang rupawan sudah sangat terkenal di kalangan publik, tetapi kesuksesan adalah yang terpenting baginya. Akhir-akhir ini pemberitaan media sangat diramaikan tentang, ayahnya, CEO sebelumnya Bangtan Company, terbunuh di rumahnya sendiri, dan anehnya, tidak ada siapa pun di rumah pada hari itu. Siapa pembunuhnya?”
Aku menutup kasar majalah itu, tidak mau membaca apa pun lagi tentang Jeon Jungkook. Dia ada di seluruh majalah, Aku bahkan mencoba melewati halaman tapi tidak ada satu halaman pun yang tidak membahasnya, dan itu sudah lebih dari dua minggu, terutama setelah kematian ayahnya. Aku tidak terlalu peduli tentang hal itu, tapi aku menyesal telah menghabiskan uang untuk membeli majalah-majalah itu ketika semua yang dibicarakan hanyalah bocah manja narsisme.Kakiku tergerak menuju lemari, memilih kemeja putih polos dengan rok hitam untuk pergi ke mall, tempat di mana seharusnya aku bertemu dengan Jisoo untuk nongkrong bersama. Tidak memerlukan banyak waktu untuk sampai ke mall yang tidak terlalu jauh dari kediamanku. Aku melihatnya menunggu, sambil memegang majalah yang sama dengan yang aku baca pagi ini di antara tangannya.
Ya! Dia sangat mencintai Jeon Jungkook itu.
Aku mendekatinya dengan sangat tenang, berjinjit agar dia tidak mendengar langkah kakiku, dan ketika jarak ku cukup dekat, aku menyambar majalah dari tangannya.
“Yak!!” Dia tersentak.
Aku yang melihat halaman majalah itu benar-benar dibuat mual. Jungkook Yang berpose layaknya seorang Diva, duduk di kursi dengan kaki disilangkan, salah satu tangannya memegang sepasang kacamata dan pegangan lainnya melonggarkan dasi, serta beberapa kancing pertama kemejanya terbuka, menunjukkan dadanya.
Sebelum aku bisa berkomentar tentang itu, dia mengambil kembali majalahnya dan memegangnya erat-erat ke dadanya, melindunginya seolah-olah itu adalah anaknya.
“Aku tahu betapa kamu membencinya, Jia. Tapi itu bukan alasan bagimu untuk mengambil kesayangan milikku, menjauhlah dariku,” katanya sambil memeluk majalah, kali ini bahkan lebih ketat dengan bibirnya yang mengerucut.
Matanya melotot ke arahku, sebagai tanda peringatan untuk tidak mendekati majalah itu lagi, mau tidak mau aku harus menyerah.
“Ya ya ya... aku tidak akan mengganggu kehaluanmu,” ucapku malas.
Kami menghabiskan sebagian besar hari di mall, mencoba beberapa gaun, tapi hanya Jisoo yang membawa rentetan paper bag di kedua tangannya. Tak satu pun dari gaun itu yang memikatku. Kami pergi ke kafe, memesan apa yang kami inginkan, kami berbicara tentang banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]
ActionKami berdiri berhadapan satu sama lain dengan mata yang memicing tajam. Salah satu tangan kami sudah menggenggam masing-masing senjata. Mencoba membuktikan bahwa keadaan saat ini benar-benar serius. Seriously, ini tidak akan pernah berakhir, kecuali...