TARGETED
19531020||CHANCE
//CHans//
'I fucking love you!!!'
"Aku tidak mengerti mengapa kau ingin aku percaya bahwa kau meninggalkan negara ini. Mungkin kau ingin aku pergi mencarimu, karena percayalah, aku akan melakukannya jika temanmu adalah aktris yang baik, namun ucapannya yang gagap itu terlalu jelas bahwa dia menyembunyikanmu dariku."
Aku memandangi pria di atasku dengan kaget dan ngeri, masih tidak percaya apa yang aku lihat sekarang, tatapan tajamnya tertuju padaku dan lengannya yang kuat ada di kedua sisi kepalaku. Aku berdehem sebelum mencoba untuk duduk hanya untuk dipaksa menjaga postur tubuh yang sama seperti sebelumnya.
"Kenapa kau terburu-buru? Aku masih belum mengatakan apa yang ingin aku katakan," kata Jungkook.
"Silakan, dan lakukan dengan cepat," kataku dengan kepalan tangan yang siap untuk memukulnya kalau-kalau dia datang dengan omong kosong.
"Mengapa kau membunuh Taehyung?" dia bertanya dan aku mengejek sebagai tanggapan.
"Seingatku kau memiliki sesuatu untuk dikatakan bukan sesuatu untuk ditanyakan," dia memelototiku dan aku melakukan hal yang sama, aku tidak akan pernah membiarkan dia mengintimidasiku dengan tatapan itu. Asal kalian tahu, aku juga bisa menakutkan, jika aku mau.
"Aku tidak bisa mengatakan apa-apa jika aku tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan ini," katanya.
sesaat matanya melembut sebelum berubah menjadi pandangan yang mengantisipasi.
Sejujurnya, fakta bahwa aku membunuh Taehyung tidak hanya mengejutkan Jungkook, tapi aku juga, bagaimana aku bisa dengan mudah memegang pistol dan mengarahkannya ke Taehyung?Aku masih tidak percaya. Apakah aku benar-benar mencintainya sehingga aku merasa sangat tersakiti ketika dia mengatakan hal-hal mengerikan tentangku? Ketika dia mengatakan bahwa dia hanya memanfaatkan diriku? Jelas, tapi itu tidak menyakitkan seperti cara Jungkook memperlakukanku ketika dia salah memahami semua niat baikku. Mungkin...
"Aku tidak pernah ingin melakukan kerja sama dengannya sejak awal. Aku hanya melakukan itu karena dia mengancamku, mengatakan bahwa dia akan membunuhmu jika aku tidak membantunya. Aku tidak menginginkan hal itu terjadi padamu, jadi aku menyetujuinya-." Aku mengheal nafas sebentar.
"-Berusaha terbaik untuk membuatnya mempercayaiku. Namun aku juga mengakui bahwa perasaan aneh untuknya mulai timbul, dan ketika dia mengatakan bahwa dia hanya memanfaatkanku, aku merasa sakit hati, tapi aku juga merasa marah ketika aku melihatnya menodongkan pistol ke arahmu. Aku tidak menginginkan untuk membunuhmu jadi aku memutuskan untuk mengambil nyawanya sebagai gantinya." Jungkook membelalakkan matanya.
"Jadi... kau melakukan segalanya untukku? Kau mempertaruhkan nyawamu sendiri hanya untukku?" Aku mengangguk. "Mengapa?"
Apa aku tidak Salah dengar. Dia bertanya? Apakah ini sebuah pertanyaan? Anda memang benar-benar tidak tahu malu untuk menanyakan pertanyaan yang begitu jelas Mr. Fucking Jungkook.
"Kenapa kau bertanya? Why are you so damn oblivious? Atau mungkin kau hanya berpura-pura atas pertanyaan bodohmu itu. Aku tidak keberatan untuk memberitahumu dalam kedua kasus itu. I fucking love you, Jeon Jungkook!!" sergahku.
"Tapi aku berpikir bahwa aku tidak bisa terus melanjutkan perasaan sialan ini ketika kau sendiri sangat membenciku!" Aku berkata dan untuk pertama kalinya seumur hidupku.
Aku merasakan kelegaan membasahiku, menyimpan semua perasaan untuk diri sendiri adalah beban dan sekarang akhirnya aku dapat mengatakan bahwa aku mulai terbebas dari semua rantai yang menahanku.
"Kau mencintaiku? Lalu mengapa kau menyembunyikan perasaanmu dariku? Kenapa kau tidak mengatakan apapun ketika aku mengatakan kepadamu bahwa aku juga mencintaimu?" dia berkata dengan putus asa tapi aku sudah muak dengan semua perubahan suasana hatinya.
ketika aku mencoba untuk bersikap baik dengannya dia menjadi tak tertahankan dan ketika aku bertingkah seperti perempuan jalang, dia membuat dirinya terlihat seperti korban dan dia menyalahkanku.
Aku mendorongnya menjauh dariku dengan seluruh kekuatanku sampai dia mendarat di lantai dan mengerang, aku tidak peduli apakah dia terluka atau tidak. Berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Kemana kau pergi?" dia bertanya.
Aku berbalik menghadapnya, "karena kau menolak untuk keluar dari sini, maka tetaplah di sini sampai Jisoo bangun dan menemukanmu di sini. Karena aku sangat mengenalnya, dia pasti akan memanggil polisi untuk meringkusmu. Semoga berhasil."
Aku berjalan keluar kamar dan turun tangga ke dapur, mengambil sesuatu untuk dimakan. Makanan benar-benar hal terbaik untuk menenangkanku sedikit. Setelah acara makanku selesai, aku memutuskan untuk menunggu Jisoo bangun dan mengantarnya ke bandara karena aku tidak punya alasan untuk menyembunyikan diri lagi.
Kini sudah waktunya Jisoo untuk bangun dan mempersiapkan diri. Aku tidak mendengar suara sedikitpun, sampai aku mendengar suara jam alarm dan mati kemudian, aku yakin dia kembali tidur lagi.
Aku pergi ke kamarnya untuk memeriksa apakah dia sudah bangun atau tidak, tapi dengan tiba-tibanya tubuhku ditarik ke dalam kamarku dan disematkan ke dinding seperti setiap adegan film. Great! Just great!
Pria itu memegang bahuku terlalu erat, membuatku menjadi kesal dengan semua tindakan kekanak-kanakannya.
"Kau akan ikut denganku, suka atau tidak. Jika diharuskan, mungkin aku akan menggunakan kekerasan untuk menyeretmu, jadi lebih baik kau ikuti aku dengan kemauanmu sendiri, y/n," dia mengancam dan aku tidak pernah merasa begitu terhina sepanjang hidupku.
"Menurutmu apa aku ini, Jeon Jungkook?! A fucking doll that you can get whenever you want? Get back to reality Mr. Dreamer, kau bukan atasanku atau apapun yang bisa menyuruhku semaumu!! " Aku berteriak dan aku tidak peduli apakah Jisoo sudah bangun atau tidak. Mungkin itu akan menguntungkan sebenarnya karena teriakanku bisa menjadi jam alarmnya sekarang.
"Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan sekarang, y/n. Kita tidak akan bisa apa-apa jika saling membenci karena beberapa kesalahpahaman," ucapnya.
Matanya melembut, sedikit bergetar karena dirinya yang berusaha menahan tangis. Namun pertahan itu tak bertahan lama. Dia menangkup kedua pipinya dengan lembut menggunakan kedua tangannya saat air mata mengalir di pipinya.
"Tolong... beri aku waktu satu bulan, dan aku akan membereskan semuanya. Ayo kembali ke rumah lamamu dan aku berjanji, jika aku melakukan sesuatu yang tidak menyenangkanmu, aku akan pergi dan tidak akan mengganggumu lagi. Beri aku satu kesempatan terakhir, dan aku akan membuktikan bahwa semuanya hanya kesalahpahaman, kumohon, Na." Matanya mulai terlihat sembab.
Aku mengangkat tangan untuk menghapus air matanya. Aku tidak pernah tahu bahwa melihatnya begitu sengsara bisa menghancurkan hatiku berkeping-keping, kupikir itu sudah berpindah jadi kenapa kau membuatku jatuh cinta lagi padamu, Jungkook? Kenapa kau melakukan ini padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]
AçãoKami berdiri berhadapan satu sama lain dengan mata yang memicing tajam. Salah satu tangan kami sudah menggenggam masing-masing senjata. Mencoba membuktikan bahwa keadaan saat ini benar-benar serius. Seriously, ini tidak akan pernah berakhir, kecuali...