Kami berdiri berhadapan satu sama lain dengan mata yang memicing tajam. Salah satu tangan kami sudah menggenggam masing-masing senjata. Mencoba membuktikan bahwa keadaan saat ini benar-benar serius.
Seriously, ini tidak akan pernah berakhir, kecuali...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TARGETED
14530920||STILL HURT
//bəˈtrāəl//
'To keep your ass alive!!'
“I’m really sorry.”
Tidak peduli seberapa banyak kata maaf keluar dari mulutku, aku tahu bahwa aku tidak akan dimaafkan, apa yang aku lakukan tidak dapat diterima. Bagaimana keadaan hati kalian jika dikhianati oleh orang yang sangat kalian percayai bahkan kalian cintai? bukan berarti kalian tidak bisa memaafkan, hanya saja—sulit—lidah terasa kelu untuk mengucapkan kalimat 'aku memaafkanmu'.
Aku mencoba untuk mengunjungi sel Jungkook di malam hari, lagi. Tetapi kini aku sering melihatnya selalu terjaga. Dia tidak tidur selama hampir seminggu dan itu membuatku sangat khawatir tentangnya.
Dia menolak untuk makan apa pun, dia tidak pernah menyentuh makanan yang kuberi dan itulah caranya memprotes, hampir seperti anak kecil.
Dia juga menolak untuk berbicara dan hanya aku yang terpengaruh oleh semua perubahan ini dan perilaku baru Jungkook. Yang lain? Pastinya acuh.
Dua minggu sudah berlalu dan aku jarang mengunjungi Jungkook tetapi aku terus membuatkan makanan untuknya meskipun dia menolaknya.
Aku tidak tahu kapan dia akan memutuskan untuk menghentikan acara memberontak ini.
Aku terus bekerja di perusahaan dan Taehyung kembali ke dirinya yang dulu, bersikap baik dan lembut seperti gambaranku ketika melihatnya jauh sebelum kejadian ini, tetapi sekarang semuanya menjadi tindakan dalam sudut pandangku, aku hanya perlu bermain bersama untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Aku tidak bisa tidur. Aku bermimpi buruk tentang Jungkook, aku beranjak bangun hanya untuk memastikan dia baik-baik saja, jadi aku mengunjungi selnya tepat jam 4 pagi.
Sudah larut malam dan aku diyakinkan bahwa dia sedang tidur dan... yups! Aku benar. Dia memunggungi dinding yang dingin, dalam posisi duduk di tanah yang dingin. Selimut itu terlempar jauh di ujung sel, dia juga menolaknya. Dia menolak semua yang kulakukan padanya. He... hates me.
Membuka sel dan meninggalkan kuncinya di luar, aku berjalan mendekati Jungkook, berharap tidak bersuara dan mendekatinya, melihat dirinya yang lemah benar-benar kehabisan warna. Aku merasa simpati dan malu saat memandangnya, mengingatkan diriku bahwa semua ini adalah kesalahanku.
Jika sekarang dia menyimpan dendam padaku, aku akan benar-benar memahaminya, karena aku yakin, aku pun akan merasakan hal yang sama jika berada di posisinya saat ini.
Aku cukup dekat untuk membelai pipi pria itu—dingin—aku tidak merasakan sedikit kehangatan di pipinya yang mulai menirus. Mata tegasnya susah tergantikan dengan lingkar hitam yang mendominasi. Bahkan deruan nafasnya pun tidak beraturan karena frustasinya.