10. ||Pengakuan

69 16 8
                                    

TARGETED

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TARGETED

20570820||DISTRIK SEO

//ˌrekəɡˈniSH(ə)n//

Mengapa?!









Setelah aku melakukan survival terhadap ibu yang menyiksaku dengan ceramah yang panjangnya tentang perilaku dan bahasa selama lebih dari satu jam, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk tidur.

Jungkook sudah tersingkir di sisi lain dipan, dirinya sudah terputus dari dunia dan aku iri padanya saat ini, aku berharap aku bisa tidur nyenyak tanpa memperhatikan apapun di dunia ini.

“Huh_ aku benci saat-saat seperti ini,” gerutuku dalam gumam.

Aku melemparkan tubuhku yang kelelahan ke sofa empuk dan memejamkan mata, perlahan-lahan, berharap diriku akan melayang ke kerajaan mimpi indah.


***


Saat pagi tiba, mataku sudah mengerjap bangun karena sinar matahari yang didapat dari jendela, karena kami tidak menutup tirai kemarin.

Aku merentangkan tanganku, sebagai morning stretching. Kulit tanganku menyalurkan rasa hangat dari sesuatu yang ku sentuh, pandanganku mengitari sekeliling untuk melihat apa itu.

What the— tanganku bertumpu pada dada bidang hangat yang tak tertutupi apapun membuatku panik dan sebagai refleks, aku mendorong tubuhnya menjauh dariku.

sampai itu mendarat di lantai dan orang itu mengeluarkan erangan rendah, “aakh...!”

Sial! Mengapa aku mendorongnya ketika dia terluka? Dia mengangkat dirinya sendiri dari lantai sambil mengutuk diriku dan aku merasa tidak enak karena melakukan hal seperti itu padanya.

“Tsk– apa yang salah denganmu lagi?” katanya, mengerang karena bagaimana rasa sakit di lengannya.

Aku hanya memberinya tatapan minta maaf, dia menghela nafas dan mengangguk, sebagai tanda bahwa dia menerima permintaan maafku.

Sarapan pagi yang kubuat sudah tersaji, kami berdua duduk di meja makan dan makan dalam diam sampai Jungkook memutuskan untuk mengajukan pertanyaan.

“Siapa penelepon misterius itu?” Tanyanya sambil makan, bahkan tidak melirikku karena terlalu fokus pada makanannya.

Sekilas aku hanya menggumamkan satu kata yaitu ‘Ibu’ dan seketika rasa tidak nyaman dan malu menghampiriku karena percakapan semalam, begitu bodohnya diriku karena tidak memeriksa nomornya terlebih dahulu.

Sudah waktunya aku berangkat kerja dan yang mengejutkan, Jungkook juga bersiap untuk pergi keluar.

“Kemana kamu pergi saat dirimu masih terluka, Jeon Jungkook?” Aku bertanya padanya dengan salah satu alis terangkat dengan sikap bertanya, lebih tepatnya dengan cara yang mencurigakan.

TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang