TARGETED
14461220||ANSWERED
//ˈansər//
'Then, promise me one thing.'
...
"Should I believe him or not?" batinku bimbang.
“Aku masih meragukan ketulusanmu, Jungkook, tapi... kupikir kau benar tentang satu hal, aku tidak akan mendapat apa pun dari mengabaikanmu, karena melihatmu menjadi gila bukanlah niatku. Kenapa kita tidak bicara di ruang tamu? Menurutku ini sedikit tidak pantas bagi laki-laki sepertimu berada di kamar perempuan," kataku dan akhirnya dia tersenyum padaku dan memelukku erat.
“Aku sangat merindukan suaramu, Na,” ucapnya dengan nada manis dan aku terkekeh.
Kami berdua membuang pecahan kaca dan sepertinya aku harus bermalam di ruangan lain sampai jendela diperbaiki. Aku tidak ingin mati kedinginan di malam hari. Jungkook menyarankan agar aku tidur di kamarnya dan dia akan tidur di ruang tamu, awalnya aku tidak menyukainya tapi karena dia bersikeras, aku tidak mungkin menolak.
***
Kami duduk bersama di sofa di ruang tamu dan memutuskan untuk berbicara, sehingga kami dapat menjernihkan semua kesalahpahaman, tapi pembicaraan kami tampak lebih seperti wawancara, namun itu tidak seaneh yang diharapkan.
"Mengapa kau memutuskan untuk berada di pihak Taehyung?" Jungkook bertanya dan aku merasa sedikit kesal karena aku telah menjawab pertanyaan ini lebih dari sekali.
"Aku sudah memberitahumu berkali-kali sebelumnya, asal kau lupa. Dia mengancamku, dia berkata akan membunuhmu jika aku tidak setuju untuk bekerja sama dengannya. Jadi, kupikir jika aku melakukan itu akan lebih baik daripada melihatmu terbunuh," jawabku dan dia mengangguk.
"Lalu kenapa kau menciumnya? dan di depanku?" tanyanya, dan kali ini, matanya terbakar amarah meskipun suaranya tenang.
"Jika kau marah tentang itu mengapa kamu menyembunyikannya?" gumamku.
“karena aku kesal. Kau membuatku kesal karena semua kata-kata menyakitkan yang kau katakan padaku, dan satu-satunya cara untuk membalas dendam adalah dengan mencium Taehyung,” jawabku dan kali ini, dia membutuhkan kepalanya lebih lambat dari sebelumnya, dia pasti marah tentang itu, tidak peduli berapa lama waktu telah berlalu.
"Dan kenapa-" Aku memutuskan untuk memotongnya sebelum dia bisa bertanya apa pun.
"Kurasa sudah waktunya untuk aku mengajukan pertanyaan sekarang, Jungkook," kataku dan dia melebarkan matanya sejenak tapi kemudian dia setuju untuk mendengarkanku.
Aku memikirkan pertanyaan yang ingin aku ajukan, tapi aku masih merasa takut. Haruskah aku benar-benar menanyakan pertanyaan ini kepadanya? jawaban macam apa yang akan dia berikan padaku? apakah aku akan merasa kecewa lagi? Segala macam anggapan yang kami jalani di kepalaku membuatku semakin gugup dari sebelumnya dan aku merasa enggan untuk bertanya, aku pikir akan lebih baik jika akh tutup mulut untuk saat ini.
"Apakah ada yang salah? kau tahu bahwa kau bisa bertanya padaku apa saja, jadi jangan gugup." Aku menatap matanya, memastikan bahwa dia tidak berbohong atas ucapannya, bahwa dia benar-benar mau mendengarkanku dan menjawab semua pertanyaanku dengan jujur.
"Then, promise me one thing," pintaku dan dia segera mengangguk, "Don't lying to me," imbuhku dan dia mengambil beberapa waktu sebelum mengangguk dan itu membuatku sedikit ragu.
Haruskah aku? Aku pikir, jika aku tidak bertanya padanya sekarang, tidak akan pernah bisa mengerti. "Apakah kau membunuh ayahku?" Jungkook terkejut, dia tidak bisa menjawabku dan dia hanya menatapku dengan mata lebar.
"kenapa kau diam saja? Bela dirimu. Katakan padaku bahwa aku hanya menuduhmu! Katakan bahwa kau tidak akan pernah melakukan hal seperti ini padaku!" gumamku.
"Itukah sebabnya kauu menolak untuk bertemu denganku atau berbicara denganku?" dia bertanya dan aku mengangguk.
Dia berdiri dari sofa dan mendekatiku, duduk di ruang kosong di dekatku. Aku melihat ke lantai, menolak untuk bertemu dengan tatapannya, tapi dia mengarahkan pandanganku, jadi aku akan menghadapinya.
"Aku tidak segampang itu untuk melakukan sesuatu yang sekejam itu, Na. Ingatlah itu," ucapnya dan aku langsung meledak dengan air mata.
Aku melingkarkan kedua lenganku di pinggangnya dan menangis di bahunya selama beberapa menit sampai aku merasa lebih baik, terima kasih Tuhan! Aku sangat senang bahwa semua ini hanya kesalahpahaman, aku juga senang bahwa aku tidak membunuhnya pada hari itu. Aku pastikan bahwa itu akan menjadi kesalahan terbesar sepanjang hidupku, jika sampai terjadi.
***
Pagi datang sedikit lebih awal dari sudut pandangku, aku bangun lebih awal dari biasanya karena jendela yang terbuka dan saat itulah aku menyadari di mana aku sebenarnya berada.
Mama!! Kenapa aku bisa tidur di samping Jungkook?!! butuh beberapa saat untuk akhirnya mengingat bahwa aku tidur di pelukan Jungkook setelah menangis kemarin, tapi dia mengatakan sesuatu sebelum aku tidur yang sepertinya tidak dapat kuingat, tidak peduli seberapa keras aku berusaha.
"Jangan khawatir aku tidak melakukan apa pun padamu," ucap seseorang sambil menyeringai, aku sama sekali tidak mengerti apa yang dia maksud.
"Apa yang kau bicarakan?" Aku bertanya dan dia tertawa.
"Aku tahu ini terlalu sulit untuk percaya bahwa tidak ada yang terjadi antara seorang pria dan seorang wanita karena mereka bangun bersebelahan, tapi aku bukan sembarang pria, aku menghormati wanita cantik, terlebih sepertimu. So, don't worry," ucapnya santai.
Aku akhirnya mengerti apa yang dia maksud, dia benar-benar berpikiran kotor dan dia berpura-pura tidak bersalah. "Cabul. Aku sama sekali tidak memikirkan itu," kataku dan ekspresinya berubah dari geli menjadi bosan.
"lalu apa yang kamu pikirkan?" dia bertanya.
"Aku hanya mencoba mengingat apa yang kau katakan kemarin ketika aku setengah sadar." Dia berdehem dan melihat ke sekitar kecuali ke arahku.
"Oh! ini sudah jam 10 pagi. Ayo kita sarapan" ucapnya dan pergi ke dapur, meninggalkanku sendirian di ruang tamu.
Apakah dia menghindari pertanyaanku? Apa yang dia katakan kemarin hingga membuatnya menghindari pertanyaanku??
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]
AcciónKami berdiri berhadapan satu sama lain dengan mata yang memicing tajam. Salah satu tangan kami sudah menggenggam masing-masing senjata. Mencoba membuktikan bahwa keadaan saat ini benar-benar serius. Seriously, ini tidak akan pernah berakhir, kecuali...