Ruang kantor yang dihiasi dengan warna putih dan diberi sedikit wallpaper dibelakang, tepat pada didepan meja kebeseran milik Ceo. Ruang yang cukup luas dan disana juga ada meja panjang khusus untuk pegawai-pegawai lainnya membincangkan hal penting bersama Bos mereka. Disana juga terdapat set sofa berukuran sedikit besar dan kecil, meja sekaligus dihiasi dengan karpet hitam putih. Ruangan tersebut hanya untuk bersantai dan menyambut tetamu special saja, jika yang lain hanya dibenarkan langsung berdiri didepan meja kebesaran milik Ceo untuk menyampaikan infomarsi lainnya.
Ruangan tersebut selalu saja sunyi dan membosankan karena diruangan itu tidak ada yang berani memasukinya jika tidak ada hal penting. Ruangan itu hanya terdengar suara ketikkan keyboard laptop dan helaan nafas seorang pria.
Seperti sekarang suasana ruangan itu dipenuhi dengan suara jari-jari yang diketuk diatas meja, dari beberapa menit tadi jari-jari sebelah kanan si pria hanya diketuk beberapa kali dengan mata yang fokus memandangi amplop besar berwarna putih tersebut. Dipandangnya lekat-lekat amplop itu sambil memikirkan hal yang selalu membuatnya frustasi setiap amplop lainnya yang datang.
Ya, si pria yang menjabat dirinya sebagai Ceo diperusahaan Oh Corp. Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun, dan bisa dilihat juga saat kita ingin memasuki pintu berwarna abu-abu. Disana tertulis jelas "CEO OH SEHUN" dan diatas mejanya juga.
Saat ini dia tidak melakukan apa-apa, semua pekerjaannya sudah selesai dan hanya bisa duduk bersantai di kursi kebesarannya itu sambil memandangi amplop yang tergeletak didepannya sekarang. Pria itu seperti mayat mati karena dari beberapa menit yang lalu hanya jari-jari kanannya yang bergerak mengetuk meja, tapi seluruh tubuhnya membeku tanpa sedikitpun pergerakkan. Bukan hanya hari ini dia seperti mayat mati, tapi dihari-hari sebelumnya juga kalau sang ibu mengunjunginya dikantor dan membawakan amplop yang ber-isikan foto wanita sekaligus dengan identitasnya.
"Huffttt..."
Hembusan nafas terdengar diseluruh ruangan miliknya, Sehun benar-benar tidak mengerti lagi dengan sang ibu yang selalu memperkenalkan dirinya dengan wanita diluar sana dan sudah beberapa kali Sehun tegaskan bahwa dia tidak akan membicarakan hal tersebut dikehidupannya dan hanya fokus pekerjaan saja.
"Aishhh!"
Setelah menghembus nafasnya sekarang Sehun menggerutuk sambil menggaruk kepalanya frustasi. Rasanya dia sudah gila hanya memikirkan amplop ber-isikan foto dan identitas wanita tersebut.
"Eomma selalu saja membuatku gila dengan amplop sialan ini, aishh.." ucapnya frustasi sambil mengepit kepalanya dengan kedua lengan kekarnya.
Bukan saja rasanya dia sudah gila, tapi Sehun juga merasa dirinya lebih baik mati dari hidup memikirkan hal-hal yang tidak penting baginya. Dengan terpaksa ia mendongakkan kepalanya dari kepitan tangannya tadi dan kembali memandangi amplop tersebut. Tangan yang tadi berada diatas meja kini terhulur mendekati amplop tersebut dan dengan gerakkan perlahan Sehun mengambil amplopnya. Sekali lagi Sehun pandang lekat-lekat amplop itu dengan tatapan sulit untuk dijelaskan karena kedua matanya menatap tajam dan ingin merobek saat ini juga, kalau pria itu tidak mengingat kata-kata Suzy tadi.
"Apa salahnya kau mencoba dulu Sehun, mungkin tidak langsung menikah tapi berkenalan dulu."
Ucapan Suzy sedari tadi terngiang-ngiang dipikirannya, bukan Sehun tidak mau kedua-duanya hanya saja ia sudah menegaskan pada sang ibu bahwa dia tidak mau menerima wanita dikehidupannya saat ini dan ia juga menekankan ucapannya bahwa keputusannya sudah bulat. Tapi Suzy malah bersikeras untuk memperkenalkan wanita tersebut pada Sehun dan meninggalkan amplop itu sebelum ia meninggalkan ruangan Sehun sekaligus putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Talk About Love [Complete ☑]
Romance~"Let's Talk About Love", menceritakan kedua orang ibu yang menginginkan seorang menantu dari kedua anak kesayangan mereka terlebih lagi keduanya sudah menjadi teman dekat dari zaman sekolah. Karena kedua wanita yang telah menjadi ibu itu tidak bisa...