| LTAL 20 | : Gaun

505 77 5
                                    

Hari ini, hari kamis. Hari dimana Sejeong tidak mempunyai jadual pemotretannya bersama KW Vogue untuk barang promosi selanjutnya. Ya, perusahaan Kim Dazed dan KW Vogue masih terikat dengan kerjasama mereka tapi promosinya hanya pada hari yang tertentu saja.

Siang harinya, Sejeong berinisiatif ingin pergi ke sebuah toko roti tanpa ditemani sesiapapun. Chungha? Beberapa hari ini wanita itu sedang sibuk mengerjakan kafe milik keluarganya karena ada sedikit masalah, jadi ia tidak bisa menemani Sejeong seperti biasa. Sehun? Sejeong tidak tau apa yang dilakukan pria itu sekarang karena sampai saat ini mereka belum tukar kontakkan sama sekali.

"Annyeonghaseo..selamat datang ke toko roti kami.." hal pertama yang didengar Sejeong adalah sapaan sekaligus sambutan saat ia memasuki toko tersebut.

"Eoh! Annyeong.." sapa Sejeong balik sambil tersenyum dan sedikit membungkukkan badannya.

"Bungkuskan saya roti ini ya.." ucap Sejeong sambil menunjuk roti rasa coklat dan langsung saja dianggukkan oleh pelayan tersebut. Sementara menunggu rotinya dibungkus dipembungkusan khas, Sejeong memainkan ponselnya dan entah apa yang membuat wanita itu terlalu fokus sampai ia tidak sadar ada seorang pria berdiri disampingnya.

"Bungkuskan saya roti itu juga ya.." ucap pria itu pada pelayan tersebut memintu agar roti coklat yang dipesan Sejeong tadi dibungkus juga untuknya. Suara tersebut sangat Sejeong kenal karena suara itu pernah ia dengar sebelumnya, jadi Sejeong pun mendongakkan kepalanya dan mengalihkan atensinya ke sebelah kiri.

"Tuan Wooseok!" betapa terkejutnya Sejeong saat melihat pria yang baru kemarin bertemu di studio pun langsung membungkuk sopan.

"Aishhh..tidak usah memanggil ku dengan embelan Tuan. Panggil Wooseok saja, Sejeong-sii.." ucap Wooseok sambil tersenyum dan dibalas dengan senyuman tipis karena Sejeong masih merasa canggung jika bersama Wooseok.

"Nona, ini rotinya..dan ini roti Tuan.." disela-sela percakapan singkat itu, pelayan tersebut sudah selesai membungkus pesanan keduanya dan langsung memberikan pada Sejeong dan Wooseok dengan sopan.

"Ne, kamsahabnida.." jawab Sejeong dan Wooseok bersamaan. Awalnya Sejeong ingin membayarnya tapi dengan paksaan Wooseok, berakhirlah pria itu yang membayar rotinya dengan rasa tidak enak pada Wooseok, Sejeong hanya bisa tersenyum dan tidak bisa berbicara, apalagi saat ingin membayar Wooseok kembali tapi pria itu malah menolaknya.

Keduanya melangkahkan kaki keluar dari toko roti tadi dan Sejeong lebih dulu berpamitan karena ia ada urusan sedikit, entah itu urusan apa. Tapi lengan Sejeong dicengkal oleh Wooseok membuatkan wanita itu terpaksa memutar kembali badannya agar bisa melihat pria yang saat ini menahannya.

"Apa hari ini kau sibuk?" tanya Wooseok dengan nada pelannya dan hati-hati.

"Hm?! Sedikit..ada apa, tu–ahh aniya Wo-wooseok-sii..?" jawab Sejeong gugup dan balik bertanya, bukannya Sejeong tidak mengerti atau bodoh dari pertanyaan pria itu. Malahan dia sangat mengerti akan pertanyaan itu, tapi dia berpura-pura tidak tau.

"Emmm..begini maksudku ingin mengajakmu jalan-jalan agar kita lebih dekat lagi, bukankah seharusnya kita saling kenal lagi? Kan kita mempunyai kerjasama jadi tidak salahkan kalau kita mengenal satu sama lain lagi dengan lebih dekat agar kita tidak merasa canggung saat pemotretan mau itu berduaan..." jawab Wooseok sambil menggaruk tengkuknya agar bisa menyembunyikan rasa malunya saat berhadapan Sejeong.

Sejeong menatap Wooseok curiga, dia tidak bodoh dengan semua yang dikatakan pria itu. Lebih dekat untuk teman kerja atau lebih dari itu? Pikir Sejeong.

"Kita? Berduaan?" tanya Sejeong singkat, padat dan jelas. Sekarang auranya malah berubah menjadi dingin tapi Wooseok tidak menyadari itu.

"Ya..kita! Maksudku itu kita berdua dan para staff hehe.. " jawab Wooseok dengan cengengesannya membuat Sejeong berdecak kecil, sangat kecil sehingga Wooseok pun tidak bisa mendengarnya.

Let's Talk About Love [Complete ☑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang