Suasana hening dan rasa canggung sangat dirasakan oleh Sejeong maupun Sehun, tapi mereka tetap berkelakuan biasa saja seperti orang tidak kenal satu sama lain. Sehun melirik kearah kaca spion mobilnya melihat wanita yang saat ini memalingkan wajahnya kearah kaca mobil dengan tangan yang bergerak-gerak mengenai kukunya.
"Studio-nya dimana?" tanya Sehun tanpa menoleh kearah Sejeong karena fokus kearah jalanan. Sejeong yang mendengar pertanyaan itu langsung saja menolehkan wajahnya tapi tidak lama setelah itu ia kembali memandangi pandangan diluar sana tanpa menjawabnya.
"Aku tanya kau lagi sekali, studio-nya dimana?" Sehun mengulang lagi pertanyaannya karena sadar tidak ada jawaban dari Sejeong dan ia juga sempat melirik kembali kearah kaca spion untuk melihat wanita itu dan saat itu juga ia melihat Sejeong meliriknya sinis.
Bukannya menjawab pertanyaan kedua kalinya Sehun, Sejeong malah membuka slingbag-nya lalu mengeluarkan ponselnya. Melihat apa yang sedang wanita itu lakukan, Sehun berdecak sebal karena pertanyaannya diabaikan."Apa kau tuli, nona?" Sehun terus menerus menjadi orang pertama yang membuka pembicaraan diantara dirinya dan Sejeong. Tapi tetap saja diabaikan seolah dirinya tidak ada bersama wanita itu.
"Aigoo..aku baru sadar, aku kan sendirian disini. Kenapa aku berbicara sendirian.." sindir Sehun membuatkan Sejeong melirik pria itu. Kesal! Sehun sangat kesal, niatnya ingin menolong saja tapi kenapa dia malah diabaikan dan seperti orang gila berbicara sendirian.
"Sekarang! Aku tanya lagi sekali padamu, studio-nya dimana? Kalau tidak menjawabnya, silakan turun dari mobilku!" geram karena tak ada sahutan sama sekali dari wanita disebelahnya, Sehun yang masih bisa menahan kekesalannya kembali menanyakan dimana studio wanita itu. Mendengarnya berhasil membuatkan seorang Sejeong yang tadinya berpura-pura tidak mendengar pertanyaan Sehun, kini menatap tajam pria itu.
"Silakan! Jika kau mau menurunkan ku, sekarang tepi kan mobil mu! Ppalli!" akhirnya Sejeong membuka mulutnya untuk berbicara.
"Ck! Gila!" singkat, padat dan jelas. Sejeong tidak bisa menerimanya apa yang dikatakan Sehun barusan. Apa katanya gila! Sejeong tidak mengerti, tidak pertemuan pertamanya dan sekarang pertemuan kedua yang memang tak disengajakan bagi keduanya tapi disebaliknya adalah rencana dari kedua ibu mereka.
"Turun!" suruh Sehun dengan nada dinginnya. Sekarang mobil mewah yang bermerekkan Ferrari 488 telah berhenti ditepi jalan. Tanpa menoleh sedikitpun, Sehun sama sekali tidak ada niat untuk melihat kearah Sejeong yang saat ini menatapnya tajam.
"Aku bilang turun!" ucap Sehun lagi.
"Okay, fine!" Sejeong bergegas memakai slingbag-nya lalu menggerakkan tangannya untuk membuka pintu mobil, tapi baru saja pintu terbuka dengan kaki yang tergantung diluar karena suara Sehun berhasil menghentikannya.
"Apa kau orang yang tidak tau cara berterima kasih?" tanya Sehun masih dengan nada dinginnya dan saat ini pria itu sudah menolehkan wajahnya kearah Sejeong.
"Ck! Kamsahabnida, Tuan Oh Sehun-sii." ucap Sejeong dengan penuh penekanan. Lalu melanjutkan langkahnya untuk keluar dari mobil tersebut. Brak! Sehun otomatis menutup kedua matanya sambil meringis saking kesalnya pada Sejeong karena wanita itu menutup pintunya dengan kasar. Perlahan ia membuka matanya lalu membuka jendela kaca mobil. Bisa ia lihat Sejeong yang masih berdiri sambil melipat kedua tangannya didepan dada dengan wajah yang sulit diartikan.
"Mwo?! Kenapa belum jalan, hah?!" tanya Sejeong tepat saat Sehun membuka jendela kacanya.
"Aku hanya–"
"Ahh..aku tau kau kasihan padaku, tapi sayangnya aku tidak butuh itu. Atau kau tidak tega melihat wanita cantik berdiri sendirian disini dan kepanasan kan. Aww..perhatian sekali.." ucap Sejeong setelah berhasil memotong percakapan Sehun yang belum selesai dan sama sekali belum didengar Sejeong sendiri, melainkan ia malah memotong percakapan Sehun dengan kata-kata pujian buat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Talk About Love [Complete ☑]
Romance~"Let's Talk About Love", menceritakan kedua orang ibu yang menginginkan seorang menantu dari kedua anak kesayangan mereka terlebih lagi keduanya sudah menjadi teman dekat dari zaman sekolah. Karena kedua wanita yang telah menjadi ibu itu tidak bisa...