Karena melihat usaha Sehun yang terus menerus memperlakukannya seperti seorang kekasih beberapa hari ini, dan pria itu juga berusaha belajar mencintai seorang wanita bernama Kim Sejeong. Kini Sejeong lah yang akan ikut untuk berusaha dan belajar untuk menerima dan mencintai seorang pria bernama Oh Sehun.
Tanpa Sehun pinta pun Sejeong berinisatif pergi kekantor pria itu dengan tangan yang membawakan bekal dan sebelah tangannya lagi ada satu paperbag yang dibawanya. Entah itu apa isinya, hanya Sejeong yang tau.
Memang saat ini waktunya istirahat yaitu makan siang. Seperti biasa, Sejeong akan dihantar oleh pekerja wanita saat itu dan Sejeong sedikit berbincang bersama pekerja wanita tersebut, tentu dijawab dengan ramah dan sopan.
Tidak lama dari itu, akhirnya Sejeong sampai didepan pintu ruang kantor Sehun dan pekerja wanita itu tadi sudah berpamitan terlebih dulu. Sejeong dengan perlahan mengetuk pintu tersebut beberapa kali dan saat itu juga suara Sehun didengar oleh Sejeong yang mempersilakan wanita itu masuk.
"Masuk!"
Clek!
Baru saja setengah kepala Sejeong memasuki ruang kantor Sehun, tapi Sejeong sudah bisa melihat disana sudah ada seorang wanita dengan makanan diatas meja yang begitu banyak.
"Eoh! Mi-mianhae-yo..aku mengganggu kalian.." ucap Sejeong yang merasa bersalah karena telah mengganggu makan siang keduanya. Ya, Sehun dan Hani.
Hani sudah mulai memasang wajah kesalnya saat tau yang mengetuk pintu tersebut adalah Sejeong, wanita yang ia kenal sebagai teman Sehun atau bisa dibilang teman bosnya. Lain halnya dengan Sehun, pria itu merasa dirinya telah diselamatkan oleh bidadari cantik yang turun dari kayangan. Pria itu bangkit dari duduknya lalu menghampiri Sejeong dengan senyuman yang merekah.
"Eh?! Sehun-ah..silakan lanjutkan makan siang mu, mian karena aku telah mengganggu makan siang mu hari ini.." ucap Sejeong yang sedikit terkejut melihat Sehun malah menghampirinya dan malah meninggalkan sekretarisnya.
"Kau membawa bekalku? Ahhh..gomawoyo.." ucap Sehun yang mengabaikan ucapan Sejeong yang menyuruhnya untuk kembali memakan siangnya bersama Hani.
"Aishh, Sehun! Kembalilah..aku juga akan kembali ke–" saat Sejeong lagi mendorong pelan tubuh Sehun, pria itu malah menarik tangan Sejeong menggenggamnya erat dan membawa wanita itu masuk kedalam kantornya. Tidak peduli dengan ekor mata Hani yang terus saja mengikut langkah mereka, Sehun menyuruh Sejeong duduk disofa yang berada disampingnya.
Lain halnya dengan Sehun yang hanya menganggap Hani seperti angin lalu, tapi tidak dengan Sejeong yang risih karena Sehun seperti sengaja merangkul pinggangnya apalagi ditatap tajam oleh Hani. Bukan dia takut pada Hani, hanya saja Sejeong tidak mau dikatakan terlalu manja dan malah romantisan di kantor atau lebih tepatnya tidak tau tempat.
"Sehun-ah...jauhkan tanganmu! Kau tidak malu dilihat sekretarismu, huh?!" bisik Sejeong dengan nada kesalnya dan berusaha untuk melepaskan rangkulan Sehun dari pinggangnya.
Mendengar itu membuat Sehun mendongakkan kepalanya yang tadi fokus kearah bekal dibawa Sejeong kini sudah beralih kearah Hani. Seperti biasa tatapan dingin dan datar hanya untuk Hani, sekretarisnya itu.
"Apa kau tidak ada niat untuk keluar? Apa mungkin kau sudah buta? Karena itu kau tidak bisa melihat kedatangan calon tu–Aw!" ucapan Sehun terhenti merasakan sakit diperutnya karena cubitan Sejeong yang begitu kuat, sehingga pria itu meringis kesakitan.
Sejeong menatap tajam Sehun karena hampir saja pria itu mengatakan bahwa dirinya adalah calon tunangannya."Ahaha..tidak usah pergi, kau bisa makan disini..dan jangan mempedulikan–"
"Sehun-ah! Kenapa kau tidak memberitahu ku bahwa wanita ini akan kesini? Dia sangat mengganggu makan siang kita saja!" sahut Hani sambil beranjak dari duduknya dengan nada kesalnya dan tentu mendengar ucapan Hani membuat Sejeong merasa bersalah karena telah mengganggu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Talk About Love [Complete ☑]
Romance~"Let's Talk About Love", menceritakan kedua orang ibu yang menginginkan seorang menantu dari kedua anak kesayangan mereka terlebih lagi keduanya sudah menjadi teman dekat dari zaman sekolah. Karena kedua wanita yang telah menjadi ibu itu tidak bisa...