| LTAL 09 | : Hukuman

527 76 0
                                    

Paginya, Sejeong sudah rapi dengan berbalutkan gaun selutut berwarna purple pastel dan rambut yang di ikat. Melihat dirinya yang begitu cantik hari ini dari pantulan cermin berhasil membuat seorang Kim Sejeong tersenyum lebar, setelah itu ia menyudahinya dengan berjalan ke tepi ranjang untuk meraih slingbag-nya disana lalu barulah ianya berjalan keluar kamar.

Suasana hatinya pagi ini sama seperti matahari yang bersinar cerah diluar sana, tapi semua itu tidak berlangsung lama karena baru saja menuruni anak tangga yang paling akhir. Sejeong sudah mendapati sang ibu berdiri sambil tersenyum menyambutnya pagi ini. Seketika mood-nya kembali lagi seperti tadi malam, marah dan kesal pada Minyoung.

Berjalan dan menerebos langsung meninggalkan sang ibu yang masih saja berdiri ditempatnya, Sejeong dengan tak ada rasa kasihannya pun hanya mengabaikan sang ibu disana.
Sebenarnya, Sejeong tidak marah hanya saja kesal dengan sikap ibunya yang menyebalkan itu. Kakinya melangkah masuk ruang makan dan mendapati sang ayah sudah duduk cantik sambil memainkan ponselnya.

"Good morning, Appa!!!" sorak Sejeong membuatkan JinGoo terperanjat, terkejut akan suara Sejeong yang tiba-tiba berteriak menyapanya sambil memeluk lehernya lalu mengecup pipi kanannya sayang.

"Good Morning, sayang. Aigoo..anak appa cantik sekali pagi ini.." balas JinGoo lalu mengecup pipi sang anak gemas.

"Hehe..of course! Sejeong-ie kan memang sudah cantik dari lahir.." pujinya pada dirinya sendiri sambil cengengesan.

"Kan Sejeong-ie anak seorang Kim Minyoung, ibunya cantik sudah tentu anaknya juga cantik!" sahut Minyoung sambil mengambil tempat duduk disamping sang suami. Mendengar itu membuat Sejeong melirik kearah sang ibu lalu kembali melihat kearah sang ayah tanpa menbalas ucapan Minyoung tadi.

Minyoung yang sadar tidak ada jawaban sama sekali dari Sejeong membuatkan ianya merasa sedih dan cemburu pada sang suami, karena JinGoo diberi sapaan di pagi hari tapi dia tidak. Selalunya Sejeong akan menyapanya dengan nada ber-aegyo lalu memeluknya manja dari belakang dan mengecup pipinya sayang, tapi hari ini tidak sama seperti hari-hari lain dimana hari ini sang anak hanya mendiaminya tanpa sapaan.

Menyadari sesuatu yang JinGoo sangat mengerti sekarang, ia meletakkan tangannya kearah punggung sang istri lalu mengusapnya lembut memberikan kehangatan dan membuatkan sang istri untuk mencoba sabar akan sang anak yang hanya mendiaminya pagi ini.

"Kenapa suasana pagi ini sangat sepi, eoh? Tadikan suasananya berisik, Sejeong-ie.." JinGoo mencoba memecahkan keheningan di ruang makan lalu memanggil Sejeong dan lagi-lagi Minyoung dibuat cemburu oleh JinGoo, sang anak menjawab panggilannya dengan senyuman.

"Hehe..appa! Kajja kita makan." ucap Sejeong dengan nada antusiasnya lalu memberi daging sapi yang sudah dimasak saus pada sang ayah. Ya, hanya pada JinGoo.

"Selamat makan!!" sorak Sejeong antusias sambil menyumbati mulutnya dengan daging sapi tadi.

"Sayang..kenapa tidak dimakan, hm?" tanya JinGoo yang sadar kalau sang istri belum juga memulai sarapannya. Minyoung menghela nafas panjang dia sangat sedih karena perhatian sang anak tidak semuanya pada dirinya dan hanya pada sang suami membuatkan dirinya tidak ada selera makan pagi ini. JinGoo mengusap kepalanya beberapa kali, pria paruh baya itu tau akan perasaan sang istri seperti apa. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya mengusapnya memberi ketenangan.

"Ani..kalian makan saja, aku tidak ada–"

"Ini..makan eomma! Jangan seperti anak kecil.." ucapan Minyoung terhenti saat melihat daging sapi tersebut berada di piringnya dan bersamaan dengan suara Sejeong yang terdengar acuh tapi seperti sedang mengejeknya.

Let's Talk About Love [Complete ☑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang