"Sheryl, aku sangat sedih dengan apa yang kau alami, melihat kai seperti ini membuatku ingin membawamu pergi dari keluarga kejam itu" ucap Brillia dengan mentap sahabatnya kasihan melihat nasib Sheryl.
"Sudahlah, mungkin ini sudah takdirku. Aku yakin suatu saat nanti aku bisa bahagia" ucap Sheryl tersenyum hambar seraya menyemangati hidupnya.
"Bahagia dengan pria kejam itu? Oh ayolah, lihatlah bahkan wajahmu saja sangat kusut saat kau mengatakan kau akan bahagia kedepannya! I'm not sure about that" ucap Skyla tidak terima.
"Kalian tenang saja, I'll be fine, because he looks really can take care of me. Jadi tidak perlu khawatir kepadaku, aku yakin dia tidak menyakitiku" ucap Sheryl yang memberikan kepercayaan pada kedua sabahabatnya.
"Terserah pada kau saja girl, tapi bilang saja kepada kami kalau kau disakiti olehnya. Aku akan menghajarnya sampai sekarat" ucap Brillia menggebu-gebu sambil mengepalkan tangannya keudara.
"Gue yakin, nyalimu akan ciut saat melihat mata tajamnya" ucap Skyla memberikan tatapan tidak yakin kepada Brillia.
Brillia menatap Skyla tajam "seratus persen aku tidak akan takut" ucapnya percaya diri.
"Are you sure?"
"Yes, of course I am very sure"
"Sheryl!" Tiba-tiba suara bariton nan menusuk memanggil Sheryl hingga membuat ketiga wanita itu membeku terutama Sheryl yang sudah berdetak kencang.
Sheryl dan lainnya langsung menatap lurus dan langsung mata mereka melihat pria memakai setelan jaz berwarna hitam, siapa lagi kalau bukan Raga Afferd.
Brillia kali ini tidak menepati kata-katanya, begitu melihat tatapan menusuk Raga tubuhnya langsung menegang yang tidak sesuai dengan ucapannya barusan yang sangat yakin sama sekali tidak takut pada Raga.
"R-raga" ucap Sheryl gemetar.
"Pulang!" Ucap Raga langsung saja menarik tangan Sheryl dengan kasar tanpa memperdulikan ringisan Sheryl.
Skyla dan Brillia masih saja membeku ditempat menatapi Sheryl yang diseret kasar oleh Raga. Mendadak mereka tidak melakukan apa-apa untuk menolong Sheryl hanya karena tatapan menusuk Raga.
Skyla dan Brillia saling menatap saat pandangan Raga yang menyeret Sheryl paksa hilang dadi pandangan mereka.
"Katanya kau tidak akan takut? Mana buktinya?" Ucap Skyla dengan mengejek.
Brillia menatap Skyla sinis "hei, itu terlalu mendadak untukku! Lagi pula kau pun juga tegang lihat pria devil itu dan sayangnya sangat keterlaluan tampan!" Ucap Brillia mengelak.
"Belagak kau kaya kesatria saja, padahal takut saat melihar kecoak"
"Sialan kau! Kau juga takut kali!"
Disisi lain. Sheryl diseret Raga secara kasar hingga sampai pada mobil Raga yang mewah. Sheryl langsung saja didorong keras dengan Raga kepintu mobil hingga punggungnya membetur pintu mobil dengan keras sampai membuat punggungnya nyeri.
"Akkhh"
pekik Sheryl saat Raga langsung saja menarik rambut Sheryl kuat hingga kepalanya terpaksa mendongak, Satu tangan raga digunakan untuk mencengkram rahang Sheryl kuat. Sheryl kembali menangis lagi melihat Raga yang tampak marah kepadanya, dirinya tidak tau memiliki salah Apa kepada Raga.
"Ra---emmttp!" Ucapan Sheryl terbungkam dengan bibir Raga yang tipis melumat bibirnya secara kasar seakan seperti memberikan hukuman terhadapnya.
Sheryl memberontak mencoba mendorong Raga namun tubuh Raga tidak bergerak sedikitpun tapi malah semakin menekan tubuhnya hingga menempel kuat pada tubuhnya. Sheryl yang kehabisan tenagapun hanya bisa oasrah dan membiarkan Raga mengusai bibirnya secara kasar.
Raga melepaskan bibirnya dan melihat bibir Sheryl yang sudah bengkak karena dirinya, Raga mengeraskan rahang tanpa melepaskan tarikan pada rambut Sheryl dan dagu Sheryl. Sheryl sudah menangis gematar dengan mata tertutup rapat takut melihat Raga.
"Buka matamu!" Desis Raga tajam, namun tidak dituruti oleh Sheryl untuk membuka Matanya.
"AKU BILANG, BUKA MATAMU!!" teriak Raga sarkas membuat Sheryl tersentak dan langsung membuka matanya dan menatap Raga yang penuh amarah.
"Kenapa kamu melanggar peraturanku, huh?" Sarkas Raga memberikan pertanyaan.
Sheryl bergetar takut "Aku sudah menuruti semua peraturanmu, aku tidak tau salahku apa. Kumohon jangan sakiti aku" ucap Sheryl gemetar dan terus menangis.
"Kesalahanmu adalah kamu berdekatan dengan pria lain dan lebih parahnya lagi kamu berpelukan dengannya saat aku baru saja pergi dari kampus!! Dan pria itu adalah Morgan si pria sialan itu!" Bentak Raga penuh emosi saat dirinya menerima informasi dari Mata-matanya yang mengintai Sheryl kalau Sheryl tengah berpelukan dengan Morgan. Jika dirinya tidak ada meeting penting maka dirinya sudah langsung berbalik dan menghajar Morgan sampai mati dan memberikan hukuman kepada Wanitanya.
Sheryl berdetak kencang dan sskarang dirinya tau letak kesalahannya, yaitu Morgan. Sheryl berdetak kencang menatap Raga, dirinya takut bila Raga akan melakukan sesuatu pada Morgan Atau temannya. Raga sudah tidak lagi menarik rambut Sheryl dan mencengkram dagu Sheryl, melainkan memeluk pinggang Sheryl kuat.
"Jangan sakiti mereka, aku minta maaf! Aku dan dia hanya saling mengerti satu sama lain, tidak lebih. Kumohon jangan sakiti dia atau temanku, karena Aku akan selalu bersamamu. Jadi jangan sangkut pautkan mereka lagi" ucap Sheryl dengan memohon.
Raga menatap Sheryl dan masih tersirat kemarahan dimatanya, kemudian Raga tersenyum miring. "Aku sangat senang mendengar kamu sudah mau bersamaku suka atau pun tidak. Tapi aku akan tetap memberi pelajaran kepada pria sialan itu"
Sheryl yang tadinya tersenyum namun sekarang senyuman itu pudar saat mendengar perkataan Raga tentang memberi pelajaran pada Morgan.
Sheryl menggeleng-geleng kuat. " Tidak, kumohon jangan sakiti dia, aku akan melakukan apa Saja yang kamu mau, asalkan jangan sakiti dia?"
Raga diam sejenak lalu menyeringai. "Apa saja?"
Sheryl yang tidak punya pilihan lainpun mengangguk pasrah asalkan tidak ada orang yang terluka akibat dirinya. Dan Sheryl merasakan tidak enak saat melihat seringaian Raga.
"Bagaimana kalau kita melakukan hal panas dan bergairah sekaligus memberikanmu hukuman?" Bisik Raga yang tepat pada telinga Sheryl.
Sheryl meremang saat nafas Raga yang hangat menerpa kulit lehernya dan jantung Sheryl memompa cepat terkejut mendengar permintaan Raga.
"Apa tidak bisa permintaan lain? Ituku masih sakit" ucap Sheryl berakhir malu saat mengatakan kalau miliknya masih sakit.
Raga tersenyum miring "Kamu mau Aku menyakiti pria sialan Itu, Huh?!"
Sheryl menggeleng "tidak, baiklah"
"Kamu tidak perlu takut, aku akan melakukannya dengan lembut" ucap Raga yang memberikan kecupan singkat dibibir Sheryl yang masih bengkak.
Lembut apanya?! Kamu sangat kasar dironde selanjutnya sialan!' Pekik Sheryl dalam hati, jika dirinya memiliki keberanian yang besar maka dirinya akan mengeluarkan kata-kata itu.
To be continued...
See you, Next Chapter.
Maaf pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive The Devil [COMPLETED]
Teen FictionSheryl Grenta Mollin, kerap disapa Sheryl dikampusnya. Sheryl menyesal sendiri karena karena menolong Keluarga Afferd yang membutuhkan donor darah dan Akibat dari tindakan bodohnya tapi baik itu, dirinya terjerat Bersama Pria Yang berperan sebagai P...