Chapter 24

22.2K 1.3K 11
                                    

Setelah Raga menjelaskan semua kejadian yang menimpa keluarga kecilnya pada Tasya, memberi tahu kalau dia dijebak sampai ia akan berpisah dengan istrinya dan Sheryl hampir saja terancam terbunuh oleh wanita itu. Tasya marah besar padanya kenapa tidak memberitahunya sejak awal. Dengan begitu Tasya bisa meminta Axel untuk mencari wanita itu dan menghabisinya dengan tangannya sendiri karena sudah hampir menghilangkan mantu dan juga calon cucunya.

Raga hanya diam mendapat comohan dari Tasya yang sedang meledak-ledak karena mengetahui kabar itu. Huh, seharusnya dia tidak memberi tahu soal ini dan Tasya tidak akan meledak-ledak seperti penyayi rapper Joyner lucas. Dan ya, Adik ipar nya Riri juga sama mencomohnya apa lagi Riri hamil dengan Tasya membuat dirinya seperti bocah melakukan kesalahan yang hanya diam dimarahi oleh ibunya.

Sedangkan Sheryl tampak menahan senyuman melihat Raga terkena amuk dua singa betina yang mulutnya amblas terus kayak 120 gerbong kereta. Dan dua laki-laki bapak dan anak yang tak lain adalah Axel dan juga Artha tampak kesal diabaikan oleh istri mereka.

Dan perut Sheryl lumayan sedikit membuncit mengigat kandungannya sudah dua bulan lebih, sedangkan Riri sudah membuncit saat usia kandungannya sudah memasuki bulan ketujuh. Walau kedua wanita yang akan menjadi ibu itu, tubuh mereka tetap berbentuk walau sedikit terisi lemak.

Dan kandungan Riri juga sudah dilihat jenis kelaminnya anaknya adalah laki-laki. Hal itu membuat Sheryl tidak sabar untuk melihat jenis kelamin dari anaknya. Apa perempuan atau laki-laki.

"Awas saja kalau kamu mengulanginya lagi! Mama akan benar-benar memotong burungmu!!" Ancam Tasya tajam setelah mencomoh Raga habis-habisan bersama Riri.

"Nanti kalau mama potong, mama gak akan dapat cucu lagi" ucap Raga menyahuti Tanya membuat Tasya melotot.

"Eh!! Masih ngejawab kamu!!" Comoh Tasya dengan melotot lalu duduk disamping Axel, begitu juga dengan Riri yang duduk disamping Artha yang langsung Artha mengusap perut buncit Riri.

"Sudah jangan ngejawab mulu!" Tegus Sheryl memukul lengal Raga.

Raga hanya mendengus lalu melingarkankan tangannya dipinggang Sheryl dan mengusap perut Sheryl yang sedikit membuncit.

"Sudah ma, aku gak papa kok. Jangan salahin Raga terus, aku dan Raga juga tidak kalau ini bakal terjadi sama kita" ucap Sheryl yang menenangkan mertuanya.

"Iya kalau mama yang tau ini, kalau orang tuamu yang tau kejadian ini, bagaimana?" Ucap Tasya masih dalam mode emosi. Sheryl diam.

Dan ya, Raga memang tidak memberi tahu soal ini pada mertuanya, Raga memberi tahu ini hanya pada mamanya. Sebenarnya Sheryl tidak mau Raga memberi tahu ini pada siapapun, tapi karena Raga membujuknya maka Sheryl mau Raga memberi tahu soal ini pada Mertuanya, kecuali orang tuanya. Karena Sheryl tidak mau membuat orang tuanya khawatir.

"Ya sudah. Mama sama papa pulang dulu dan kamu Raga, jaga istrimu dengan baik!" Ucap Tasya menyipit sambil menunjuk Raga yang hanya mendengus lalu mengangguk patuh.

"Kami juga pulang, Artha yang maksa" ucap Riri dengan kesal.

Raga dan Sheryl hanya mengangguk. Mereka lantas berdiri dan pergi dari rumah Raga dan juga Sheryl. Sekarang hanya tinggal Raga dan Sheryl yang berada diruang tamu.

Raga memberi kecupan dileher Sheryl membuat Sheryl memejamkan matanya menikmati bibir suaminya yang memberi kecupan dikulit lehernya.

"Aku menginginkanmu, aku sters mendapati comohan dari mama" ucap Raga lesu namun tetap memberi kecupan dileher Sheryl.

Sheryl terkekeh lalu mendorong Raga untuk membuat Jarak.

"Sebelum melakukannya, aku ingin kamu buatkan aku teh madu lemon hangat dan pisang goreng dengan toping tiramisu dan keju" ucap Sheryl tersenyum.

Possessive The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang