"Nanti apa kamu menginap disini lagi, princess?" Tanya Renai lembut kepada Sheryl yang sudah siap ingin ke kampus diantar oleh Raga.
"Kurasa Sheryl tidak menginap karena Sheryl masih harus mengerjakan ujian skripsi Sheryl, mama. Sheryl sangat menyesal tidak bisa menginap, tapi Sheryl janji selesai menuntaskan skripsi Sheryl, Sheryl bakal menginap disini"
Renai tersenyum dan mengangguk mengerti. Ardick sudah lebih dulu berangkat kekantor satu jam yang lalu, sedangkan Dave sudah tidak lagi mengajar di kampus milik Afferd karena misinya untuk mencari Sheryl sudah berhasil dan Sekarang Dave sedang membantu Ardick dalam pengurusan kantor.
"Gak papa, yang penting kamu belajar yang giat biar menjadi sarjanah sesuai yang kamu inginkan, mama selalu mendo'akanmu, Princess. Mama tidak masalah kalau nanti kamu tidak menginap, tapi sering-seringlah menginap saat skripsimu selesai" Ucap Renai dengan tersenyum tulus dan diangguki oleh Sheryl, sedangkan Raga hanya memasang wajah datarnya.
"Ayo Sheryl, nanti kamu terlambat" ucap Raga yang sedang melihat alorjinya.
Sheryl menatap Raga lalu menatap kembali Renai. "Kalau begitu Sheryl berangkat dulu ma, mama hati-hati dirumah" ucap Sheryl memberi kecupan pada pipi Renai membuat Raga yang menatap itu tak suka.
Renai tersenyum. "Kamu juga hati-hati, princess. Raga tolong kamu jaga Sheryl" pintah Renai Pada Raga yang hanya menatap datar dan membalas Renai hanya dengan deheman singkat saja. (Kurang ajar emang Raga itu😤gue tendang sampai kecantol diujungnya Eiffel baru tau rasa lo)
Setelah itu Sheryl dan Raga pun mulai menaiki mobil dan melaju menuju kampus. Hanya ada keheningan sebelum Raga berucap.
"Kamu jangan terlalu dekat dengan pria tua itu dan pria sialan itu, aku tidak suka"
Sheryl mengerutkan dahinya. "Papa dan kak Dave maksudnya? Kenapa? Kamu cemburu? Ngaku hayo!" Goda Sheryl tersenyum menggoda.
"Aku tidak cemburu, hanya tidak suka kamu disentuh oleh mereka" ucap Raga masih datar saja.
Sheryl memancingkan matanya sambil menyeringai. "Bukannya itu sama saja? Kamu itu cemburu. Bisa juga ya kamu cemburu" ucap Sheryl disusul dengan gelak tawa Sheryl membuat Raga mendengus, namun sangat senang bisa mendengar Sheryl tertawa sebahagia ini untuk pertama kalinya bagi Raga.
"Kamu bernai goda aku? Mau aku hukum huh?!" Ancam Raga menatap Sheryl lalu kembali fokus pada jalanan.
"Ih kamu malu ya? Lihat, wajah kamu merah loh" goda lagi Sheryl yang masih tertawa.
"Sini kamu, aku cubit pipi kamu" ucap Raga dan salah satu tangannya langsung mencubit pipi Sheryl hingga membuat Sheryl memekik kesakitan walau Raga tidak sepenuhnya mencubit pipinya.
"Aww aww!! Raga sakit!!" Pekik Sheryl melepaskan cubitan Raga pada pipinya, lalu mengusap-usap pipinya.
"Makanya kamu jangan berani godain aku"
"Ciee malu, Raga malu!! Lagian cemburu juga sama papa dan kak dave, yang penting kan aku gak deket-deket sama pria lain"
"Kalau kamu deket sama pria lain, aku bakal bikin kamu tidak bisa berjalan dan aku juga melenyapkan pria itu" Ancaman Raga membuat Sheryl jengah sendiri.
"Ih, kamu mulai deh! Sini aku cubit pipi kamu" ucap Sheryl meniru ucapan Raga tadi dan langsung mencubit Pipi Raga gemas.
Raga hanya meringis pura-pura sakit, padahal menurutnya cubitan Sheryl tidak sakit sama sekali. Sheryl Tertawa bahagia membuat Raga juga sangat senang, Raga tidak mau merusak moment yang bahagian untuk Sheryl, Raga ingin Sheryl tetap tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive The Devil [COMPLETED]
Novela JuvenilSheryl Grenta Mollin, kerap disapa Sheryl dikampusnya. Sheryl menyesal sendiri karena karena menolong Keluarga Afferd yang membutuhkan donor darah dan Akibat dari tindakan bodohnya tapi baik itu, dirinya terjerat Bersama Pria Yang berperan sebagai P...