"Apa ini yang kamu sebut meeting?" Suara serak Sheryl berhasil membuat keduanya terkejut, terutama Raga dan langsung melepaskan penyatuan mereka.
Raga dan sekertaris cantik itu buru-buru membenarkan pakaian mereka yang sudah acak-acakan. Raga menghampiri Sheryl dengan raut wajah takut.
"Jangan mendekat!! Atau aku akan membunuhmu!!" Pekiknya dengan wajah murka dan air mata yang sudah deras sambil menodongkan pistol kearah Raga.
Raga berhenti dengan debaran jantung yang menggila takut miliknya pergi, sedangkan matanya masih tertutupi kabut gairah tapi Raga tidak perduli itu, yang terpenting adalah membuat Sheryl percaya padanya.
"Sweety, aku bisa jelaskan--" Ucap Raga terpotong karena Pekikan Sheryl.
"DIAM KAMU!!" Teriak Sheryl dengan raut wajah yang sudah kusut dan menatap Raga murka.
Raga menatap istrinya yang menatapnya kecewa padanya membuat hatinya seperti diremas.
"Ms. S-saya--" sekertaris itu angkat bicara namun sudah dipotong Sheryl.
"Diam!! Siapa yang menyuruhmu bicara, bitch!!" Pekiknya kasar menatap Sekertaris yang gemetar takut melihat Sheryl menodongkan pistol kearahanya.
Raga yang melihat Sheryl beralih pada sekertarisnya, ini kesempatannya untuk bisa mendekati istrinya, dengan cepat Raga mendekati Sheryl, namum Sheryl lebih dulu mendahuluinya dengan pistol membuatnya tidak bisa mendekati istrinya.
Dorr!
"Sudah kubilang, jangan mendekat!" Suara Sheryl menahan amarahnya dan gemetar menggenggam pistolnya.
Sheryl menembakkan pistol dikaki Raga saat Raga mendekatinya membuat Raga terjatuh kelantai, namun Raga masih menatap takut jika Sheryl pergi dan Sheryl menatapnya dingin sambil mengarahkan pistol itu pada Raga, namun air mata Sheryl masih mengalir dipipinya.
"Sweety! Aku bisa menjalaskannya! Dengarkan aku dulu!" ucap Raga takut didalam hatinya bila Sheryl pergi dari hidupnya.
"Tidak perlu kamu jelaskan Raga, semua sudah jelas! Kamu menghianatiku!!" Ucap Sheryl menahan tangisannya, namun matanya menyorotkan kekecewaan.
"Aku tidak menghianatimu. Kumohon, percaya padaku, sweety!" Ucap Raga mencoba bediri dan berhasil, tapi Sheryl kembali menembak satu kakinya lagi. Alhasil kedua kakinya sangat sakit digunakan untuk berdiri
Dorr!!
Sheryl menatapnya dingin. "Kita baru menikah seminggu, tapi kamu sudah membuatku kecewa" ucap Sheryl terkesan datar dan berbeda dengan hatinya yang menjerit kesakitan.
"Tidak sweety. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan! Kumohon dengarkan aku dulu!!" Ucap Raga yang sudah kalang kabut melihat Sheryl yang menatapnya terluka.
Sheryl tidak menjawab, mengalihkan tatapannya pada seksrtaris cantik itu yang takut melihatnya. Sheryl menatapnya nyalang lalu mengarahkan pistol itu disekertaris cantik itu membuat sang sekertaris bergetar takut.
"Maaf--"
Dorr! Dorr!
Belum sempat sekertaris itu menyelesaikan ucapannya, Sheryl terlebih dahulu menemkaan pistol kearah jantung dua kali tembakan membuat sekertaris itu langsung ambruk menjadi mayat dilantai. Lalu Sheryl kembali menatap Raga yang mencoba berdiri namun tidak bisa.
"Tidak sweety. Kumohon dengarkan aku dulu!" Ucap Raga takut dan terus menatap Sheryl yang berdiri didepannya dan menatapnya dingin.
Raga mencoba mengesot untuk menghampiri Sheryl, namun Sheryl kembali bersuara yang membuatnya takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive The Devil [COMPLETED]
Novela JuvenilSheryl Grenta Mollin, kerap disapa Sheryl dikampusnya. Sheryl menyesal sendiri karena karena menolong Keluarga Afferd yang membutuhkan donor darah dan Akibat dari tindakan bodohnya tapi baik itu, dirinya terjerat Bersama Pria Yang berperan sebagai P...