Cerita Mentari: 07

511 123 35
                                    

Cerita Mentari

Chapter 07: Afiksasi Hati

.
.
.

Tiga hari sebelum Aera berangkat ke Bali. Haechan bermimpi Jaemin datang padanya. Di dalam mimpi itu, Jaemin meminta pada Haechan untuk mencegah keberangkatan Aera ke Bali.

Jaemin tidak memberitahu alasan yang pasti, dia hanya bilang Haechan harus mencegah Aera, dengan cara apapun itu. Jaemin bahkan memohon pada Haechan untuk melakukan permintaannya.

Yang membuat Haechan tak mengerti adalah, mengapa Jaemin memilih untuk hadir ke mimpi Haechan dan memintanya mencegah Aera pergi? Bukankah lebih baik Jaemin sendiri yang bilang ke Aera langsung? Padahal seharusnya Jaemin tahu kalau Aera tak akan pernah mendengar dan melakukan permintaan Haechan.

"Huft." Menghela napas, Haechan mengacak rambut. Kesal dan bingung melanda.

Haechan tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menuruti permintaan Jaemin di dalam mimpinya. Bahkan kalau pun Haechan mengikuti apa yang Jaemin mau, dia tak yakin Aera akan mendengarnya. Secara gadis itu sudah bilang ke Haechan sebelumnya, kalau dia tak butuh izin Haechan untuk pergi.

"Kumohon Haechan, hanya kamu yang bisa mencegahnya." Itu isi kalimat Jaemin ketika datang ke mimpi Haechan.

"Oh astaga!" Haechan menghela napas lagi.

Bagaimana bisa permintaan dari Jaemin yang sudah tak ada di dunia, bahkan menemuinya dalam mimpi, bisa membuat seorang Lee Haechan sebingung ini? Haechan pun tidak tahu, dia tak mengerti kenapa jadi bingung.

Terlebih lagi dalam mimpi itu, Jaemin terlihat sangat memohon. Dia juga bilang kalau Haechan harus mencegah Aera pergi, apapun yang harus Haechan hadapi nantinya, meski harus menerima kemarahan dari Aera.

Haechan makin tak paham dengan Jaemin. Bisa-bisanya dia meminta Haechan menghentikan Aera yang ingin pergi karena dirinya. Tidak bisakah Jaemin meminta ke Aera sendiri saja untuk tidak usah pergi? Kenapa harus lewat Haechan?

"Karena kamu suaminya. Dia harus menurutimu, Haechan."

Oh! Jawaban yang sungguh bagus Na Jaemin.

Haechan hanya mampu tertawa dengan seluruh perasaan sakit mendengar kalimat Jaemin.

"Aku tahu dia belum bisa menerimamu, tapi aku percaya suatu hari dia akan menjadi orang yang paling mencintaimu, Haechan."

Benar-benar. Na Jaemin dengan segala ucapan baiknya adalah hal yang selalu meluluhkan hati Haechan, bahkan sejak dulu.

"Kamu tahu, kan Chan? Sebagian diriku ada di dalam dirimu. Aku yakin, kalau kamu memberitahu Aera, dia akan mulai menerimamu."

Haechan menggeleng. Tidak, dia tidak bisa menerima itu. Aera harusnya menerima Haechan sebagai diri Haechan saja, bukan karena ada sebagian diri Jaemin dalam tubuhnya.

"Kenapa? Kamu mau dia menerimamu sebagai dirimu sendiri? Kalau begitu buktikan. Buktikan kamu bisa menjaga dia tanpa peduli pada dirimu sendiri. Buktikan sebesar apa cintamu padanya. Ingat kan waktu kita pertama bertemu dulu, kamu langsung bilang padaku kalau kamu menyukai Aera. Tidak peduli dia itu orang yang aku suka juga."

[2] Cerita Mentari | LHC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang