Cerita Mentari: 03

580 144 40
                                    

Cerita Mentari

Chapter 03: Transisi Kehidupan

.
.
.

Tidak ada yang lebih Haechan khawatirkan selain meninggalkan Doyoung dan Aera berdua saja di satu tempat. Haechan sepenuhnya sadar kalau dua orang itu memiliki sifat yang sama, keras kepala.

Mereka tak akan mau mengalah jika sudah memiliki pendirian yang menurut mereka benar. Apalagi Aera, Haechan bahkan tak berani membantah apa yang Aera pikir benar. Dia tak mau berdebat dengan gadis yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Gadis yang membuat dia berjanji pada seseorang untuk selalu menjaganya.

"Kamu masih memikirkan mereka, Chan?" Suara Sejeong memasuki gendang telinga Haechan, memecah lamunan panjang tentang kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika Aera dan Doyoung ditinggalkan berdua di tempat yang sama.

Haechan segera sadar bahwa kini dia tengah belanja kebutuhan bahan makanan di supermarket bersama Sejeong dan Sera. Dia lalu tersenyum tipis, menggeleng pelan.

"Aku hanya sedang berpikir mau membeli apa lagi Nuna."

Sejeong tahu Haechan berbohong, terlihat jelas di wajah laki-laki itu. Namun untuk mengikuti permainan kebohongan Haechan, Sejeong memilih tertawa, lantas menunjuk beberapa barang di rak dekat mereka. "Siapa tahu butuh mie instan, ya walau tak baik memakannya terlalu banyak."

Haechan mengangguk, berjalan menuju rak bersisi mie instan. Dia mengambil beberapa bungkus sekaligus, mengingat Aera hanya memasak pagi hari sebelum pergi.

"Kenapa mengambil sebanyak itu?" tanya Sejeong heran melihat Haechan memasukkan cukup banyak mie instan ke troli.

Haechan menggaruk pelipis. "Itu ... aku suka kelaparan tengah malam di rumah, jadi sekalian saja beli banyak untuk stok."

Kebohongan lagi.

Sejeong bisa menangkap jelas banyak kebohongan dari Haechan. Laki-laki itu sepertinya tak tahu kalau gelagat kebohongan yang dia lakukan sangat kentara.

"Kalau begitu sedia yang banyak biar tidak kelaparan." Sejeong tersenyum di akhir kalimat.

Haechan mengangguk. "Sudah cukup, Nuna."

"Ya sudah, kita pindah ke tempat lain."

Haechan mengikuti Sejeong yang menggendong Sera dari belakang sembari mendorong troli. Pikirannya melayang sebentar ke Aera.

Entah kenapa, Haechan jadi membayangkan kalau saat ini dia tengah pergi belanja bersama Aera dan anak mereka. Mendengarkan celotehan suara anak kecil yang meminta dibelikan banyak hal, lalu Aera yang tersenyum sambil memberitahu anak mereka kalau tak baik membeli banyak barang secara berlebihan.

Bukankah bayangan seperti itu adalah hal yang diinginkan Haechan ketika menikahi Aera dua tahun lalu?

"Aera, kapan kita bisa belanja bersama?"

___Cerita Mentari___

Apa yang Haechan khawatirkan benar-benar terjadi di apartemennya. Pertemuan Doyoung dan Aera siang itu di apartemen membuat suasana dingin menjalar ke seluruh ruangan.

[2] Cerita Mentari | LHC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang