47

3.9K 462 24
                                    

Maaf typonya!

Enjoy~

.
.
.
.
.
.

Jungkook memasuki rumahnya dengan grasak-grusuk dan tentu dengan wajahnya yang terlihat marah. Ia mengabaikan semua sapaan dari semua penghuni rumah bahkan hyungnya sendiri. Jungkook berjalan lurus langsung menuju kamarnya, membanting pintu lalu menguncinya.


brak!


"Ada apa dengannya hyung?", tanya Jimin.


"Hyung juga tidak tau...anak itu terlihat marah. Yoongi dimana?", tanya Jin pada semuanya dan ia tidak mendapatkan jawaban apapun


"....hei, jelaskan padaku apa yang terjadi" ucap Jin pada Lee


"baik..", Lee kemudian menjelaskan secara detail yang terjadi pada Yoongi dan Jungkook dihotel tadi setelah diberi kabar adanya kejanggalan.




"Hyuung!! Jin hyung!! Namjoon hyung!!"


"Ada apa itu?", Jin dan Lee beranjak menuju sumber suara. Dengan bersamaan, Namjoon dan Taehyung juga datang. Sumbernga datang dari kamar Jungkook.


"Kenapa Jim? Ada apa?", tanya Namjoon panik.


"Jungkok...tenggorokannya sakit sekali katanya," ucap Jimin.

Namjoon menghampiri Jungkook yang memegangi tenggorokannya.


"Jungkook, apa yang dirasa? Bilang pada hyung," ucap Namjoon.


"S-sakit hyung...rasanya p-panas..akh..."


"Astaga ini kenapa..." ucap Jin panik.


"Aku sudah lapor ke manager-nim dan dokter sedang menuju kemari," ucap Taehyung

"Jim, ambilkan air hangat," ucap Jin.


"Ne, hyung,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yoongi memasuki gedung tinggi itu dengan emosi yang penuh.

"Ada yang bisa kami bantu?", tanya seorang pegawai.

"Pertemukan aku dengan bosmu," jawab Yoogi.


"Bos? Hyunsuk-Nim?"

"CEPAT BAWA DIA KE HADAPANKU!"

"B-baik t-tuan..." wanita itu kemudian berlari menuju ruangan pemilil gedung ini.

"Yoongi-ssi, kau harus tahan emosimu,"


"Tidak bisa. Dia berani menyentuh Jungkook," jawab Yoongi.


"T-tuan, kau dipersilahkan masuk ke ruangannya. Hanya kau," ucap wanita itu setelah kembali.


Yoongi menoleh ke arah bodyguardnya, "kabari keluargaku yang baik-baik jika terjadi apa-apa. Ku izinkan kau membuat-buat cerita kali ini," ucapnya kemudian menepuk bahu bodyguard itu dan berjalan menuju ruangan Hyunsuk.


"B-bagaimana aku bisa...."

.
.
.
.
.
.
.
.

Seokjin dengan setia menemani Jungkook diperiksa oleh dokter khusus mereka. Sementara yang lain diperintahkan untuk menunggunya diluar demi kelancaran pemeriksaan.

"Apa yang dia konsumsi terakhir kali?", tanya dokter.

"A-apa? Jungkookie, kau ingat sayang?", tanya Jin lembut.


"A-aku terakhir sarapan di hotel. Tapi aku belum sempat memakannya hyung, Yoongi hyung memukul tanganku dengan keras," ucapnya sembari memperlihatkan bekas luka goresan.


"Setelah itu kita terburu-buru keluar dari Hotel," jelas Jungkook.



"Hmm...apa kau yakin tidak sempat memakan apapun?", Dokter memastikannya.


"Ti- ah! Aku sempat meminum susunya. Hanya 3 teguk," jawab Jungkook.


"Dokter, apa karena itu? Ada apa di susunya?", tanya Seokjin.


"Sebenarnya kita harus memeriksakan darahnya di lab. Tapi, kemungkinan besar susu itu dicampur zat lain. Hal itu menyebabkan tenggorokanmu seperti terbakar. Tapi sepertinya zat itu tidak tercampur dengan baik. Tapi jika kau meminumnya sampai habis, ini akan lebih fatal."


Bukan Jungkook, tapi Seokjin yang sangat terkejut mendengar penjelasan dokter. Adiknya sedang dalam bahaya sekali. "A-apa?! Ada apa ini? Lalu bagaimana dokter? Apa Zat itu sudah hilang?"


"Akan saya berikan resep penetralan zat beracun. Serta makanan yang saya sarankan untuk sering dikonsumsi Jungkook, tuan Seokjin," ucap Dokter.


"B-baik, terimakasih dokter."


Kemduian Seokjin ditemani Namjoon mengantar dokter keluar dan bergantian hyungdeul lain masuk untuk melihat Jungkook.


"Hei, bagaiamana? Apa sudah lebih baik?", tanya Hoseok.


"Um...hanya sedikit sakit jika menelan," jawabnya.


Jimin menunduk berlutut menyamakan tingginya pada Jungkook lalu berucap lembut, "apa sesuatu terjadi padamu? Hm?", tanya Jimin.


Jungkook mengangguk, "a-aku takut..."


"Hush...tidak ada yang perlu ditakuti. Kita semua disini," ucap Hoseok kemudian memeluk Jungkook.

Taehyung yang juga tidak tega hanya bisa menatap Jungkook penuh kekhawatiran. Mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.


"Ah, hyung?"


"Um? Wae?", tanya Hoseok.


"D-dimana Yoongi hyung? Apa sudah sampai rumah?", tanya Jungkook.

"Um-...belum. Mungkin ada perlu dikantor," jawan Hoseok.


"Ah tidak! Kalian harus mencari tau Yoongi hyung kemana! Ayo hyung! Ayo Tae hyung, Jimin hyung, ayo cepat kita cari Yoongi hyung!"


"Hei tenang-, kau hanya masih panik. Istirahat dulu ya?"


"Tidak. Aku harus mencari tau Yoongi hyung. Semua tidak baik-baik saja! Percaya padaku!", ucap Jungkook yang masih memberontak. Jimin dan Hoseok hanya menganggap ia masih dalam situasi panik dan ketakutan akibat kejadian tadi yang mereka sendiri belum tau apa itu.


Jungkook tau kedua hyungnya hanya menganggap ini omong kosong. Hanya satu harapannya, Taehyung. Jungkook hanya bisa menatap Taehyung hingga kedua mata mereka bertemu. Dengan feelingnya yang kuat terhadap Jungkook, Taehyung mengerti dan segera beranjak dari sana untuk mengikuti apa yang dibicarakan Jungkook.


"Aku akan pergi mencari tau," ucapnya kemudian mengecup kening Jungkook sebelum pergi darisana.




"Aku percayakan padamu, Hyung..."

Behind The SweetlightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang