49

4.4K 444 28
                                    

Taehyung masuk ke dalam rumahnya dengan gugup memikirkan apa yang harus ia bicarakan pada hyungnya. Namun, matanya melihat keadaan dengan terheran-heran ketika keributan disana. Hyung-hyungnya, pada maid, bahkan beberapa staff agency ada yang disana. Jantung Taehyung berdegup kencang ketika melihat beberapa perlengkapan medis.


"A-ada apa ini? Hyungdeul dimana?" tanya Taehyung namun semua orang sibuk, mengarah pada...

Kamar Jungkook.



Taehyung berlari cepat untuk menuju kesana bahkan menerobos kerumunan. Semakin dekat semakin terdengar isakan dari Jimin dan Jin.


"Kenapa? Ini kenapa tolong beritau aku!" tanya Taehyung yang total tidak paham.


Jimin yang menyadari kehadiran Taehyung menghampiriny dan memeluknya. "Hiks....T-taehyung....hiks...Taehyung aku harus bagaimana....hiks..."


"Hei, ada apa cepat jawab!" tanya Taehyung dengan tangan gemetar. Namun, belum sempat menjawab, Jimin terlanjur pingsan dipelukannya. "Jim...Jimin hyung hei! Tolong aku! Tolong bawa Jimin hyung!" teriak Taehyung meminta pertolongan.


"A-astaga Jimin..." Hoseok menghampiri dan mengangkat tubuh Jimin membantu Taehyung dan bodyguard yang lain untuk dibaringkan dikamarnya.


"Hobi Hyung...ini ada apa? Sampai sekarang tidak ada yang memberitau ku"


"T-tae...K-kookie..."


"Kookie? KOOKIE KENAPA???"


"Hiks...Kookie t-tadi kambuh, dia kejang-kejang hingga tidak sadarkan diri...hiks...j-jantungnya sempat berhenti berdetak Taehyung...hiks...mereka sedang mengusahakan...aigoo Jungkookie adik hyung....hiks..." Hosoek yang lemas hanya bisa bersandar di sandaran kasur dan menangis. Juga dengan tubuh Taehyug yang seketika melemas mendengar kabar itu. Dirinya runtuh, Taehyung terduduk karena kakiny tidak sanggup lagi menopang dia. Pandangannya kosong, hidupnya seakan hancur dan gelap.



Sementara keadaan ricuh dikamar Jungkook, Jin yang setia berada disamping Jungkook selama adiknya itu ditangani tidak bisa berhenti menangis sembari mengucapkan kalimat semangat untuk adiknya berjuang. Namjoon yang biasanya bisa menahan emosional, kali ini runtuh juga. Dia terduduk disudut kamar, memijat pangkal hidungnya sambil menangis



"Kookie sayangku, ayo kamu bisa sayang. Ayo kembali...hiks..." ucap Jin.


"Haaaakhhhh," tarikan nafas panjang akhirnya terlihat. Semua terkejut dan mengucap syukur. Dengan cepat dokter memerintahkan semua untuk membantu memindahkan Jungkook ke mobil agar bisa dibawa kerumah sakit.


"Ayo bantu angkat, hati-hati alat-alatnya," ucap Dokter.


"Syukurlah! Syukurlah sayang. Tunggu hyung hm Jungkookie hebat..." ucap Jin yang kemudian memilih mundur untuk memberi ruang bagi tim medis.


Jin menghampiri adiknya, Namjoon. Memeluknya erat, seorang leader hebat ini juga adiknya, adiknya yang ia ayomi. Jin memeluk Namjoon dan membiarkannya menangis dalam pelukan Jin sebagai kakak tertua. Menenenangkan Namjoon sebagaimana Namjoon biasa menenangkan dirinya jika ada masalah.


"H-hiks...d-dia kelemahanku hyung...hanya dia yang bisa menghancurkanku dan itu hampir terjadi...hiks..."



"Tidak. Dia kuat, dia sudah kembali karena kita Joon...ayo bangun, bersiap untuk menyusulnya hm?", kemudian Namjoon mengangguk.


Sambil menunggu Namjoon bersiap, Jin mendatangi kamar sebelah untuk memeriksa ketiga adiknya yang lain. Seingat dia, Jimin sempat pingsan tadi. Jin memasuki kamar tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Ia melihat Jimin sudah siuman dan sedang ditengankan Hoseok. Dan Taehyung, sangat kacau. Tubuhnya bergetar dengan air mata yang terus mengalir. Jin menghampiri Taehyung terlebih dahulu.


"Sshhh....semua baik-baik aja sayang...doakan adikmu hm?" Taehyung kemudian jatuh pada pelukan Seokjin. Ia menangis meraung-raung tidak bisa menerima semua ini.


"Adikmu sudah kembali sayang, ayo kita bersiap dan menyusulnya ya?"

"Tidak perlu bersiap. Aku harus menemuinya hyung," ucap Jimin. Seokjin mengangguk, membawa Taehyung berdiri kemudian merangkul Jimin juga Hoseok.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yoongi dengan penampilan berantakannya kini  mendatangi rumah keluarga dipinggiran kota Seoul. Dia perlu memastikan tempat yang aman untuk menyelesaikan ini. Seperti sekarang, ia sedang menunggu seseorang, seseorang yang ia percaya dapat membantunya.

Tidak lama kemudian, ia mendengar derap kaki yang menuju ke arahnya.


"Choi-ssi...kemarilah..."


"Jelaskan padaku secara detail," ucap Choi dan Yoongi menceritakan semuanya tanpa tertinggal satu kejadianpun.


"Sudah gila! Apa dia benar-benar merencanakan hal lain??" tanya Choi.


"Um. Tentu. Dia tidak akan berhenti begitu saja."



Ting

Ponsel mereka berbunyi, yang ternyata notifikasi dari agency. Keduanya sama-sama membuka ponsel mereka.


"Berita Hari Ini. Yoongi, rapper grup Bangtan terlapor melakukan penyerangan terhadap CEO Agency Park Hyungsuk"


"Brengsek!" Yoongi membanting ponselnya.



"Kau percaya padaku kan? Dia mengada-ngada berita!" ucap Yoongi.


"Kau tenang dulu Yoon. Aku percaya sepenuhnya padamu. Aku sudah lama ada di dunia ini. Dan aku sudah memahami karakternya. Hanya saja aku tidak menyangka dia  selicik ini," Yoongi mengusap wajahnya kasar.



Ting

Notifikasi lain terdengar oleh mereka. Yoongi yang abai tidak mengambil kembali ponselnya. Sekarang, giliran ponsel Choi yang terjatuh. Tangannya gemetar, lalu menatap Yoongi yang juga menatapnya tidak paham.


"Ada apa?" tanya Yoongi.



"A-adikmu, Jungkookie koma, dia...dia di ICU."


Yoongi tersentak, matanya terbuka total mendengar kalimat itu.

.
.
.
.
.
.

Behind The SweetlightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang