53

4.4K 475 45
                                    

Setelah kepulangannya dari rumah sakit, untuk pertama kalinya setelah satu minggu ia tidak mengecek ponsel, kini Jungkook harus menghadapi pahitnya pemberitaan dimana-mana mengenai keluarganya. Tangannya terasa lemas, mengetahui beban yang sedang hyungdeulnya pikul saat ini. Jungkook paling tidak bisa melihat hyungnya kesusahan, apalagi ini dibenci dimana-mana. Dan yang paling menyakitkan, ketika setiap hari, hyungnya selalu bersikap seolah tidak ada apa-apa didepannya.


"H-hyung...a-ada apa in-..."


Ceklek


"Sayang, ayo mak-.... kenapa?" Jimin bergegas menghampiri sang adik, berlutut dihadapannya untuk memeriksa wajah Jungkook yang sudah berlinang air mata.


"Kenapa? Apa ada yang sakit?" tanya Jimin khawatir.


"H-hiks....ada apa ini hyung? Apa kalian sedang kesulitan? Hiks..."


"Hei, kamu kenapa bisa bicara seperti it-..." Jimin melihat ponsel yang digenggan Jungkook dan langsung merampasnya.



"Darimana kau dapatkan ponselmu?! Sudah kubilang jangan bermain ponsel dan istirahat!"



"Hiks...aku sudah baca hyung....hiks....kapan? Kapan persidangan Yoongi hyung? Aku mau kesana! Aku mau temani hyungku!"



"Jangan berbicara omong kosong. Aku akan mengambil makan siangmu. Kau tungg-,"

"Jangan membuatku semakin tidak berguna hyung! Setidaknya berikan andil agar aku bisa melakukan sesuatu untuk keluarga ini....hiks..." langkah Jimin terhenti mendengar ucapan Jungkook.


"Aku mohon....berbagilah beban kalian denganku...."


Jimin berbalik, berjalan mendekat Jungkook. Tangannya tergerak menghapus air mata dikedua pipi adik bungsunya.


"Hari ini....Yoongi hyung sidang hari ini...."


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Benar saja seperti apa yang dibayangkan semua orang. Hyungsuk begitu licik menimpali semua pembelaan Yoongi. Hingga saatnya Seokjin geram, ia maju untuk memperlihatkan bukti video penyerangan Yoongi oleh anak buah Hyungsuk.



"Apa benar yang terjadi pada video tersebut adalah anak buahmu, Hyungsuk?" tanya Hakim.


"Sial. Bukankah semua cctv sudah aku block?! Anak buah tidak becus!"


"Yang Mulia, zaman semakin canggih. Mereka bisa membuat teori-teori MV berbagai rupa, bisa saja ini hanya rekayasa dan salah satu rencananya. Tidak mustahil jika orang-orang tersebut adalah crewnya juga," bela Hyungsuk.



"YAKK!! KAU MANUSIA ATAU SETAN HAH?! BISA-BISANYA KAU MEMUTAR BALIKKAN FAKTA!" amuk Seokjin.


Toktok

"Harap tenang! Jika ada keributan, kau akan dikeluarkan!"


"Hyung, sabar dulu..." bisik Taehyung menenangkan Seokjin.


"Aku membawa 2 diantara mereka sebagai saksi Yang Mulia. Jika diperkenankan, akan ku persilahkan masuk," ucap Choi.


"Baik. Berikan kesaksiannya,"


Kedua anak buah Hyungsuk memasuki ruang persidangan. Mereka terlihat menatap Hyungsuk ketakutan dengan wajah penuh lebam.


"Siapa mereka?! Aku tidak mengenalinya!" ucap Hyungsuk.


Sakit hati ketika mendengar pernyataan bos nya atau (mantan bos), salah satunya mengangkat kepala dengan geram, "Keparat! Setelah apa yang kau lakukan kepada kami, menjebak kami, dan kau tidak mengakui kami sebagai anak buah yang kau manfaatkan untuk kelakuan busukmu!"


Seisi ruang sidang terkejut mendengarnya. Orang itu seperti bukan anak buahnya. Ia kacau dan marah, seakan ikut menuntut Hyungsuk.


"Yang Mulia, aku dan dia memang benar ada di dalam video tersebut. Kami menyerang Yoongi atas perintah dia,"

"....lalu, ketika dia tau Yoongi berhasil lolos dan menjadikan ancaman untuknya, dia menyiksa kami,"


"Aku sudah muak bekerja denganmu Hyungsuk! Jika bukan karena keluarga kecilku yang membutuhkan uang dan segala ancamanmu, aku tidak akan sudi!"



"Berani beraninya kau berbicara seperti itu setelah apa yang aku lakukan untuk keluargamu! Kaum miskin tidak tau diri!" amuk Hyungsuk bahkan dia ingin berlari meninju mantan anak buahnya itu.


"Tenang! Harap tenang!"


Yoongi hanya bisa menyeringai ketika mendapati posisinya berbalik saat ini. Hyungsuk terlihat sangat gila ditimpa fakta-fakta yang menyudutkan dirinya. Tapi itu tidak cukup untuk membuatnya tenang. Manusia keparat ini pasti memutar otak.




Brak!


"Biarkan aku memberikan kesaksian juga Yang Mulia..."


Semua menoleh, terutama Yoongi yang mengenal suara tidak asing itu.


"K-kookie?" Yoongi sontak bediri, berniat untuk menghampiri adiknya yang baru saja keluar dari rumah sakit. Namun, langkahnya ditahan.


"Hyung, biarkan aku memberi kesaksian. Aku juga korbannya hyung," ucap Jungkook. Yoongi menggeleng cepat.



"Enggak. Nggak! Kamu gak terlibat apa-apa. Yang Mulia, tolong, jangan libatkan dia,"



"Hyung... percaya padaku. Biarkan aku ikut andil untuk keluarga ini.... ku mohon..." pinta Jungkook yang sudah semakin dekat dengannya.



Yoongi meraih tangan gembil adiknya, menatap matanya penuh kekhawatiran.

"Duduk aja, oke?" ucap Yoongi lembut.


Jungkook menggeleng, melepas genggaman hyungnya. Ia berjalan ke arah Hyungsuk dengan emosi penuh. Ekspresi terkejut hyungsuk tidak bisa disembunyikan, Jungkook tersenyuj miring.



"Kenapa? Kaget aku masih hidup?"



"Yang Mulia, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku juga korban disini..."


"....dia....telah melakukan perencanaan untuk mencelakaiku, lebih dari dua kali,"


"Berhenti bicara omong kosong bocah!" Hyungsuk berdiri.


"Tenang saudara Hyungsuk! Lanjutkan kesaksianmu, nak..."


Jungkook kemudian menceritakan semua yang terjadi padanya. Tragedi fanmeeting, kecelakaan mobil, hingga susu beracun, ia ungkapkan semua dengan bukti yang tekumpul  atas bantuan Jimin dan bodyguard yang juga ikut menjadi saksi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Palu berakhir diketuk dengan tuduhan berbalik pada Hyungsuk. Ketika semua bersorak gembira, Jungkook menghela nafasnya kasar dan tersungkur. Yoongi bangkit untuk mendekatinya.


"Kookie! Jungkookie hei!"


"H-hyung....k-kita menang...." ucapnya tersenyum, sebelum penghilatannya kabur dan ia tidak sadarkan diri.




.
.
.
.
.
.
.
.

I'm back!

Maaf typonya ya! Nanti aku koreksi hehe

Behind The SweetlightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang