50

4.6K 456 21
                                    

Mental keluarga ini sangat hancur. Tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain berharap keajaiban datang. Jin, sebagai yang tertua harus menahan rasa sedihnya demi menenangkan semua adiknya. Bahkan Namjoon, yang dikenal paling tegar dan bijaksana saja hancur.


Tidak hanya mental mereka, karir mereka juga terancam. Pasalnya, schedule yang padat terancam buyar. Mereka bahkan sudah melewati dua agenda. Dan dipastikan besok dan lusa mereka belum siap untuk tampil. Agency kalang kabut mengurus kontrak mereka dengan berbagai macam acara. Tidak ada yang bisa disalahkan, tetapi juga mamakan kerugiam. Dan lagi, mereka tidak tau Yoongi ada dimana.


"Kau sudah dapat kabar tentang Yoongi?" tanya Jin.


"M-maaf, belum..."


"Hahh....kemana dia. Dia harus tau keadaan adiknya. Pasti dia sama hancurnya, atau bahkan lebih hancur...."



"H-hyung...." lirih Namjoon.

"Hm? Ada apa?"

"M-maafkan aku. Aku tidak bisa saat ini memerani dua peran. Senagai leader dan sebagai kakak. Maaf hyung, aku lebih memilih sebagai kakak. Aku tidak sanggup, pikiranku kacau. Maaf jika aku menjadi leader yang tidak berguna sekarang...."

"Hei....pilihanmu sudah tepat. Tidak ada yang lebih penting dibandingkan keluarga. Kau ingat pesan dari eomma dan appa kan?"


"Um...t-tapi, agency pasti sedang kewalahan, harusnya aku ada disana ikut memberi masukan,"


"Tidak. Bukan urusanmu. Mereka punya banyak pekerja untuk mengurus kita. Kita sudah memberikan yang terbaik. Leader juga punya adik, leader juga punya hati, Namjoon. Kau tidak salah sama sekali,"



"A-pa Jungkookie baik-baik saja?"


"Kau adik hyung yang realistis. Hyung hanya bisa menjawab, kita harus selalu berdoa. Berdoa untuk adikmu ya?" Namjoon mengangguk.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Flashback

Jungkook terus mencoba menghubungi Yoongi atau Taehyung bergantian. Dia berharap salah satu dari mereka mengabari hal baik. Jujur perasaannya tidak enak. Sesak didadanya semakin mendominasi.


"Jungkookie, sudah. Kau perlu istirahat. Kemarikan ponselmu," ucap Hoseok.


"T-tidak hyung. Aku harus tau dimana Yoongi hyung. Dia pasti mencari pelaku yang mercauniku...."


"Itu urusan dia Kookie. Ayo istirahat. Percayakan semuanya pada hyungmu. Yoongi bukan orang yang gegabah, kau tau betul itu kan. Ayo sayang, kemarikan ponselmu...."


Ting

Jungkook melihat sebuah pesan masuk dengan nomor tidak dikenal.

"apa yang kau cari? Hyungmu akan habis ditanganku"

"H-hyung...Y-yoongi h-hyung....akh...hyung.."


"Kookie?! Hei, kenapa?? Kemarikan ponselmu!" Hoseok merebut ponsel milik Jungkook dan melihat isi pesannya.


"J-jungkookie, kau jangan cepat percaya eoh?? Sudah banyak sasaeng yang ingin meneror kita. Ini hanya pesan kosong!"


Ting

Satu notifikasi lagi, Jungkook merebut ponselnya dari Hoseok, dan ia melihat suatu headline berita yang cukup membuat jantungnya berdegup kencang.

Behind The SweetlightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang