"Kuharap ini akan berhasil." Kata Raven sambil menyuntikkan sebuah serum ke lengan Rachel.
Rachel meringis kecil saat merasakan jarum suntik itu menembus kulitnya. Aliran serum tersebut langsung terasa mengalir ke seluruh tubuhnya dalam hitungan detik. Gadis itu menahan napasnya saat merasakan sensasi menyakitkan yang dia terima setelah disuntik. Nafasnya memburu dengan cepat diiringi degupan jantung yang berlomba-lomba seakan ingin keluar dari tempatnya. Bajunya mendadak basah akibat keringat yang terus-terusan keluar dari tubuhnya.
"Arghhhhh..." erang Rachel sambil menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang berada di lab tersebut.
Raven menatap cemas adiknya yang terlihat sangat kesakitan. Tangannya menggenggam tangan Rachel mencoba untuk menenangkan adiknya itu.
Sebenarnya dalam empat tahun ini Raven sudah melakukan percobaan untuk membuat serum yang sama dengan milik ayahnya. Hal ini dia lakukan untuk menyembuhkan penyakit Rachel yang diakibatkan serum yang ayahnya berikan sewaktu gadis itu kecil, belum mencapai kata sempurna. Berbekal catatan-catatan peninggalan milik ayahnya yang dia ambil dulu dan bantuan yang diberikan oleh Reiner untuk meminjamkan kekuatan titannya, dia langsung mencoba untuk membuat serum untuk menyembuhkan Rachel.
Melihat kondisi Rachel yang masih mengalami transisi menyakitkan tampaknya membuat Raven yakin bahwa penemuannya ini berhasil. Dia menghela napas pelan saat pada akhirnya sang adik jatuh pingsan. Tangannya mengelus kepala adiknya itu lembut dan membentangkan selimut untuk menutupi tubuh Rachel.
"Lekas sembuh." Ucapnya lembut lalu keluar dari lab penelitiannya untuk mengurus hal lain.
〰️
"Oi, bocah bar-bar."
Rachel membuka matanya saat mendengar sebuah suara yang sangat dikenalnya. Dirinya sempat terdiam kaget saat melihat sosok di depannya yang tengah menatapnya dalam.
"Levi-san?" Tanyanya kaget sambil berdiri dari duduknya.
Levi tersenyum kecil melihat reaksi Rachel yang terlihat heboh. Pria itu meraih lengan Rachel dan menariknya untuk keluar dari ruangan ini. Gadis itu hanya bisa pasrah mengikuti kemana pria dihadapannya ini membawanya.
Dahinya mengkerut saat melihat padang rumput disekitarnya yang terasa tidak asing. Matanya masih memperhatikan punggung pria didepannya yang masih setia menarik lengannya.
"Kita mau kemana?" Tanya Rachel.
Levi menghentikan langkahnya tepat saat mereka berada di depan sebuah tembok besar yang Rachel kenal. Pria itu membalikkan badannya untuk melihat Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...