27. The Rainbow - END

2.4K 239 57
                                    

Langit kelabu disertai dengan rintik-rintik hujan seakan mendukung kesedihan yang tengah dirasakan oleh orang-orang di pemakaman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit kelabu disertai dengan rintik-rintik hujan seakan mendukung kesedihan yang tengah dirasakan oleh orang-orang di pemakaman itu. Suara isakan yang terdengar jelas dari mulut gadis kecil itu menambah kesuraman di sekitar sana.

Rachel kembali menghapus air mata yang terjatuh di kedua pipinya. Matanya menatap tubuh Gabi yang masih setia terduduk di tanah sambil memeluk batu nisan bertuliskan nama Reiner Braun. Falco yang berada di sebelah gadis kecil itu hanya mampu merangkulnya dari samping dan menangis dalam diam.

Lagi-lagi Rachel menghapus air mata yang jatuh di pipinya.

"Reiner bodoh." Gumamnya pelan.

"Kau benar-benar sudah berniat mati kan sejak dulu? Kau itu– hiks... benar-benar jahat... hiks... Kau bahkan langsung menyerah setelah aku menolak pernyataan cintamu! Dasar pecundang! Hiks...."  Lanjutnya.

Levi yang sedang memayungi gadis itu tepat disampingnya langsung menepuk-nepuk pundak Rachel pelan.

"Padahal kita semua sudah berjanji untuk piknik bersama secara lengkap setelah Eren kembali. Tapi kenapa kau malah pergi?"

Perkataan Rachel kali ini sontak membuat teman-temannya langsung menatapnya. Yap, benar. Sore itu, semua teman-temannya hadir untuk mengantarkan kepergian Reiner untuk yang terakhir kalinya. Meskipun mereka semua tahu bahwa kuburan itu pun sebenarnya kosong–tanpa jasad pria itu.

Bisa dilihat betapa terpukulnya para lulusan angkatan ke-104 yang lagi-lagi harus kehilangan salah satu teman mereka. Terlebih Eren yang belum pernah berbicara kembali dengan Reiner setelah peperangan sebelumnya berakhir. Mata pemuda itu tampak kosong melihat makam di hadapannya.

"Rachel. Ada yang ingin menemuimu." Rachel langung mengalihkan pandangannya saat mendengar perkataan Armin.

Dia bisa melihat Finnick yang terduduk di kursi roda beberapa meter dari tempatnya ditemani oleh Emma yang berdiri di belakangnya. Gadis itu menelan ludanya ragu setelah menyadari bahwa kedua orang itulah yang ingin menemuinya.

Levi tiba-tiba saja menggenggam tangannya lembut, mencoba memberikan kekuatan pada Rachel melalui tangannya tersebut.

"Jangan takut. Aku akan menemanimu." Ujar Levi.

Rachel mengangguk pelan. Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian, dia dan Levi berjalan menuju pasangan bapak dan anak tersebut.

Emma terlihat menundukkan kepalanya, merasa tak enak dengan kejadian yang baru saja terjadi tadi pagi pada orang di depannya ini.

"Hari dimana orangtuamu meninggal, aku sebenarnya akan bertemu dengan Arthur di gudang penelitiannya malam itu." Ucap Finnick membuka percakapan mereka.

DISTANCE // Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang