Pagi hari sekali Rachel pergi ke markas pusat pasukan pengintai bersama Reiner untuk menemui Erwin. Kakaknya itu bilang ada sesuatu yang ingin dia berikan kepadanya dan kebetulan juga pria itu sedang ada urusan disana.
"Kau tidak merasa di repoti olehku kan, Reiner?" Tanya Rachel sambil memandang temannya itu.
Sejujurnya dia sudah menolak tawaran Reiner untuk menemaninya ke sini, namun pria itu tetap saja memaksa untuk menemaninya dengan dalih bahwa akan berbahaya jika dirinya pergi sendirian.
"Aku justru akan tambah kerepotan jika ada apa-apa denganmu di tengah jalan." Jawab Reiner sok keren.
Rachel yang melihat itu langsung memukul pria itu kesal. Yang di pukul hanya tertawa melihat reaksi temannya itu. Mereka berdua terus berjalan menuju ke ruangan Hanji, yang dulunya merupakan ruangan Erwin karena kakaknya itu yang menyuruhnya kesana.
"Ah itu Armin. Kurasa aku akan berbincang dengannya seraya menunggumu selesai bertemu dengan Erwin-sama." Kata Reiner sambil menunjuk Armin yang tengah melambaikan tangannya ke arah mereka.
"Ya, pergilah." Jawab Rachel sambil membalas lambaian tangan Armin.
Setelah itu, Rachel kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangan Hanji. Gadis itu mengetuk pintu pelan sebelum masuk ke dalam sana.
"Oh, Rachel? Masuklah." Kata Hanji.
"Selamat pagi, Hanji-san." Sapa Rachel sopan.
Hanji memeluk gadis itu sebagai balasan,"Huaaaaa, sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Apa perasaanmu sudah membaik?" Tanya Hanji.
"Ya, kurasa begitu." Jawab Rachel sambil melayangkan senyumannya pada Hanji.
"Ah iya, nanti sore aku akan mengantarkan peralatan terbangmu ke rumah. Maaf baru bisa mengembalikannya hari ini." Sesal Hanji.
"Tidak apa. Lagipula aku tidak tahu harus memakainya untuk apa selama disini." Rachel melepaskan pelukan wanita itu dan duduk di salah satu tempat duduk yang ada disana.
Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Erwin yang baru saja masuk. Pria itu duduk di hadapannya dan Hanji sambil memegang sesuatu di tangannya. Rachel mengangkat kedua alisnya saat menyadari bahwa buku tersebut adalah miliknya.
"Bagaimana kabarmu, Rachel?" Tanya Erwin lembut.
Rachel tersenyum tipis melihat muka khawatir yang kakaknya itu berikan. "Aku baik-baik saja, Erwin-san. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...