3. Fliegen Werkz

1.9K 276 18
                                    

Keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya.

Matahari mulai terlihat turun dari singasananya, memunculkan semburat merah ke-orenan di kaki langit. Rachel memperhatikan kakaknya yang tengah mengantarkan tamu mereka–Pieck dan juga Galliard untuk keluar dari rumah ini. Dia juga tidak tahu apa yang mereka bicarakan dengan Raven, tapi dari raut wajah yang mereka tampilkan sepertinya ada sebuah hal serius. Meskipun Rachel tahu bahwa Raven dan Pieck merupakan teman lama, dia sangat jarang melihat wanita itu datang ke rumah mereka semenjak dirinya tinggal disini. Ah bahkan bukan hanya Pieck, semua orang yang terlibat dalam misi penghancuran tembok di pulau Paradise (kecuali Reiner) juga sangat jarang mengunjungi Raven. Mungkin karena keinginan kakaknya itu dalam bertemu kembali dengannya sudah tercapai dan Raven tak ingin terlibat kembali dalam pertempuran bangsa Marley.

"Apa yang mereka katakan?" Tanya Rachel saat melihat kakaknya sudah kembali ke dalam rumah.

Raven duduk di salah satu kursi yang ada di ruang tengah dan melihat ke arah adiknya. "Mereka mengajakku dalam misi terbaru Zeke untuk merebut kekuatan titan yang masih berada di pulau paradise." Katanya.

Rachel membuka mulutnya kaget, namun sebelum dia sempat berbicara, kakaknya itu segera melanjutkan perkataannya.

"Tenang saja. Aku tidak akan menerima ajakan mereka." Rachel langsung tersenyum lega saat mendengar ucapan Raven.

"Aku dengar, Keluarga Tybur akan mendeklarasikan kerja sama mereka dengan Marley dalam menyerang pulau paradise. Apakah itu benar?" Tanya Rachel seraya duduk di seberang kakaknya itu.

"Yap, benar. Mereka akan melakukan pidatonya di pusat kota malam ini. Semua orang juga akan berkumpul disana–"

"–Kau mau kesana?" Tanya Raven balik.

Rachel menggelengkan kepalanya, "Pasti akan sangat membosankan." Keluh gadis itu.

Raven tertawa melihat reaksi adiknya. Entah kenapa, tiba-tiba saja lelaki itu berdiri dan mengulurkan tangannya di hadapan Rachel.

"Apa?" Alis Rachel mengangkat bingung.

"Aku mau menunjukkanmu sesuatu." Kata Raven sambil menarik tangan Rachel.

Raven menuntun Rachel menuju halaman belakang rumah mereka. Memang halaman belakangan rumah ini tidak sebesar halaman belakang rumahnya dulu yang langsung terhubungan dengan hutan, namun cukup untuk mengumpulkan beberapa orang untuk bersantai disana.

"Tunggu sebentar." Kata Raven sambil kembali masuk ke dalam rumah dan membawa sesuatu  saat kembali.

"Alat terbang?" Tanya Rachel bingung.

Ada satu pasang alat terbang yang Raven bawa, membuat Rachel langsung bertanya-tanya dalam pikirannya.

"Mulai saat ini aku akan menyebutnya F-Werkz. Selain itu, aku juga membuatkan satu lagi alat ini untukmu." Kata Raven senang sambil mulai memasangkan alat tersebut kepada Rachel.

DISTANCE // Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang