21. Fight

1.6K 211 53
                                    

Levi mengetuk pintu rumah di depannya itu berkali-kali namun sudah hampir 15 menit lamanya dia menunggu tidak ada jawaban yang dia terima sampai sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Levi mengetuk pintu rumah di depannya itu berkali-kali namun sudah hampir 15 menit lamanya dia menunggu tidak ada jawaban yang dia terima sampai sekarang. Nafasnya memburu karena terburu-buru datang kemari, padahal kondisi tubuhnya juga masih belum stabil. Dia menghela napasnya berat sambil mendudukkan dirinya di depan pintu. Apa di dalam rumah ini tidak ada orang? Kemana perginya semua orang yang tinggal disini?

"Kapten Levi?" Pria itu langsung mengangkat kepalanya saat mendengar seseorang memanggilnya.

Ternyata orang tersebut adalah Annie yang disusul oleh Pieck dibelakangnya. Mereka berdua tampaknya baru saja pulang dari pasar melihat belanjaan yang berada di kedua tangan mereka.

"Dimana Rachel?" Tanya Levi tanpa basa-basi seraya bangkit dari duduknya.

"Ah, dia pergi ke rumah Erwin-sama dengan Reiner, Falco, dan Gabi." Jawab Annie sambil membuka kunci pintu rumah tersebut.

Levi mendesah kecewa. Kenapa disaat dia ingin bertemu dengan gadis itu, keadaannya malah seperti ini.

"Kau ingin masuk, Kapten?" Tanya Annie.

"Tidak, terima kasih. Aku akan menyusulnya ke rumah Erwin." Tolak Levi halus.

Annie mengangguk dan mengajak Pieck untuk masuk ke dalam rumah. Sedangkan Levi langsung menuju ke kudanya dan pergi dari sana menuju ke rumah Erwin.

Selama di perjalanan, Levi tidak bisa berpikir dengan jernih. Dirinya hanya fokus pada sosok Rachel. Apa selama ini gadis itu tersiksa karena dia yang melupakan dirinya? Tentu saja, dasar Levi bodoh.

Pria itu menggeram kesal di atas kudanya. Rumah Erwin mungkin hanya membutuhkan waktu satu jam untuk sampai kesana, tapi kenapa Levi merasa waktu berlangsung sangat lama? Yang jelas dia ingin cepat-cepat bertemu dengan Rachel dan memeluk gadis itu.

〰️

"Suster– maksudku Marie-san, terima kasih atas makanannya" Ujar Rachel sambil membawa piring-piring kotor yang berada di meja makan ke belakang untuk di cucinya.

"Dengan senang hati, Rachel. Jika bisa, seminggu sekali pergilah kesini bersama anak-anak untuk menemani Archie." Balas Marie.

Rachel mengangguk, "Tentu saja, kami pasti akan sering main kesini." Jawabnya antusias.

Gadis itu mulai mencuci piring kotor dengan santai. Dia sebenarnya sangat senang bisa bermain ke rumah Erwin hari ini, apalagi dia sudah lama tidak bertemu dengan Archie dan Marie. Namun tak dia pungkiri bahwa dia masih memikirkan kondisi Levi yang masih sakit di markas pusat sana. Meskipun dia sudah menitipkan pria itu pada Mikasa, tetap saja dia merasa khawatir karena tidak melihat langsung kondisinya. Mungkin jika nanti dia sempat, dia akan mengunjungi markas pusat lagi untuk mengecek kondisi Levi.

DISTANCE // Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang