Baik Reiner maupun Pieck sudah terlebih dahulu pergi mendekati Zeke untuk melakukan pembujukan. Hal ini merupakan rencana yang Erwin berikan untuk menghentikan pria itu dalam melawan rombongan kecil ini. Setidaknya jika Zeke akhirnya bisa mengerti, mereka jadi lebih mudah untuk melawan Eren dengan bantuan kekuatan Beast Titan. Namun apabila gagal, kedua orang tersebut lah yang harus menaklukan Zeke pertama kali.
Rachel mengambil senjata laras panjang yang sempat dia ambil sebelumnya saat di Distrik Shinganshina dan memberikannya kepada Gabi yang tengah bersembunyi bersama Falco dan Annie di sela-sela pepohonan yang ada disana.
"Ambil ini sebagai pegangan. Jika keadaannya semakin parah, ambil lah salah satu kuda yang ada disini dan pergi dari sini sejauh mungkin." Kata Rachel sambil menatap kedua bocah itu.
"B-bagaimana bisa kami meninggalkan kalian disini?" Tanya Gabi dengan badan yang bergetar.
"Mereka semua pasti bisa menghentikannya, Gabi! Ada Raven-san, Reiner-san dan Pieck-san juga yang akan menyadarkan Zeke-san!" Sahut Falco untuk menenangkan temannya itu.
Rachel tersenyum singkat mendengar perkataan Falco. Bocah lelaki itu selalu bisa berpikir dengan tenang meskipun dalam keadaan terdesak seperti ini.
"Falco benar. Kita pasti akan menang." Tambah gadis itu.
Rachel beralih pada Annie yang sejak tadi hanya menatapnya dalam diam. "Annie, kumohon jaga mereka baik-baik."
Annie mengangguk pelan, "Aku akan memastikan mereka berdua tetap aman."
Setelah selesai berbicara dengan tiga orang dihadapannya, dia langsung bangkit dan berjalan ke arah teman-temannya yang sudah bersiap untuk menyerang Titan Eren san Beast Titan. Namun langkahnya terhenti saat melihat Levi yang juga sudah bersiap dengan peralatan 3D Manuver Gearnya, entah kenapa melihat itu membuat Rachel langsung berjalan mendekati pria itu.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya bingung.
Levi sempat tersentak kaget saat melihat Rachel yang mengajaknya berbicara.
"Aku yang akan menghadapi Beast Titan." Jawab pria itu singkat sambil kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kau masih sakit!" Cerca Rachel.
Levi memandang gadis yang berada didepannya itu dengan malas, "Apa pedulimu?"
Rachel mengepalkan lengannya kencang tak suka dengan perkataan yang dilemparkan oleh pria itu. Dia memperhatikan kepala Levi yang masih di perban akibat luka tempo hari dan juga lengan kiri pria itu yang menggunakan gips akibat retak yang dia terima. Gadis itu mengakui bahwa pria di hadapannya ini adalah orang yang sangat kuat dan mahir dalam bertarung, namun dengan kondisi seperti ini? Yang ada malah bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...