Suasana di dapur markas pasukan pengintai tampak sepi karena tidak ada satu orang pun disana. Tentu saja karena sekarang bukanlah jam makan siang. Rachel mengambil bahan-bahan yang ada di dapur lalu membuat bubur untuk Levi makan nanti.
Tangannya sibuk mengaduk bubur yang sedang dia masak agar tidak gosong. Namun siapa sangka pikiran gadis itu terus memikirkan Levi yang masih menunggunya di kamar. Kenapa pria itu harus repot-repot menunggunya tadi hanya untuk mengatakan hal tersebut? Apalagi kondisi kesehatannya sedang tidak stabil. Apakah Levi mengingatnya? Atau hanya merasa tidak enak dengannya? Tapi untuk apa pria itu merasa seperti itu.
Gadis itu menghela napasnya berat. Dia mematikan kompor dan menuangkan bubur yang sudah matang itu ke mangkok yang sudah dia siapkan.
"Sedang apa kau disini?" Rachel menghentikan pergerakannya saat mendengar sebuah suara dari belakangnya.
Dia membalikkan badannya dan menemukan Emma berdiri tak jauh darinya dengan tatapan tak suka.
"Kau tidak bisa lihat?" Tanya Rachel malas sambil melanjutkan pekerjaannya kembali.
Dia bisa mendengar suara decihan yang dikeluarkan oleh Emma, namun Rachel berusaha tidak menghiraukannya.
"Bagaimana bisa orang asing sepertimu keluar-masuk markas ini dengan seenak jidat." Sarkas Emma dari balik sana.
Rachel memejamkan matanya kesal. Dia meletakkan mangkok bubur yang sudah dia buat tadi ke atas nampan bersama segelas air putih, lalu membawa nampan itu bersamanya.
Dia berjalan mendekati Emma yang berada di sebelah pintu keluar dapur ini. Gadis itu menghentikan langkahnya tepat di depan Emma yang masih menatap tajam dirinya.
Rachel mengangkat alisnya menantang, "Aku sudah menjadi bagian dari tempat ini sejak umurku 10 tahun dan itu sudah 11 tahun yang lalu. Jadi siapa yang orang asing disini?" Ujarnya santai.
Emma terdiam di tempatnya, kedua tangannya mengepal kesal karena merasa direndahkan oleh orang di depannya. Rachel yang melihat hal tersebut hanya menyeringai kecil.
"Aku tak ada waktu untuk meladenimu. Levi-san harus segera memakan ini agar sakitnya tidak tambah parah." Lanjut Rachel sambil melanjutkan langkahnya.
"Apa? Kapten Levi sakit?" Tanya bocah itu sambil mengikutinya dari belakang. Bisa terdengar dari nada suara Emma yang berubah saat membicarakan Levi.
"Bukankah kalian berkencan? Kenapa kau tidak tahu bahwa dia sedang sakit?" Tanya Rachel pura-pura tak tahu.
"Eh—?"
"Kenapa? Apa dia menolakmu kemarin?" Lanjut Rachel sambil memandang Emma yang sudah berjalan di sampingnya.
Bocah itu terlihat gelagapan mendengar pertanyaan Rachel.
"Hey, Emma! Apa yang kau lakukan? Kita harus segera pergi sekarang!" Panggil seseorang dari depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...