Rachel memandang koridor penjara yang sedang dimasukinya bersama dengan Falco dan Gabi. Tangannya di borgol di depan dan dirinya dituntun oleh gadis menyebalkan yang dia temui di kapal terbang tadi. Seumur-umur dia tidak pernah masuk ke dalam penjara, jadi ini merupakan kali pertamanya. Bahkan dia tidak tahu dimana lokasi penjara yang akan ditempatinya ini karena selama perjalanan tadi kedua matanya di tutup oleh sebuah kain hitam. Meskipun dia merupakan (mantan?) anggota dari pasukan pengintai, bukan berarti dia akan dibebaskan begitu saja setelah kejadian di Liberio. Apalagi fakta bahwa Falco dan Gabi berada di bawah tanggung jawabnya.
"Cepat masuk!" Emma mendorong Rachel cukup keras hingga membuat gadis itu tersungkur ke lantai yang dingin.
Rachel hanya berdecih saat mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari prajurit dihadapannya itu. Matanya memandang Emma datar seakan menantang gadis itu.
Emma berjongkok untuk membuka borgol yang masih terpasang di tangan Rachel. Sekilas Rachel bisa melihat gadis itu tengah memandangnya remeh. Setelah borgolnya terlepas, entah kenapa tiba-tiba Emma menarik kerah baju Rachel dan mengeluarkan tatapan sinis miliknya.
"Aku tidak tahu siapa kau, tapi sampai kau berani dekat-dekat dengan Kapten Levi, aku akan membuat perhitungan padamu." Kata gadis itu ketus.
Rachel tertawa kecil mendengar ucapan kekanak-kanakan yang dikeluarkan Emma. "Aku bukan pesuruhmu yang harus mengikuti apa perkataanmu." Ucapnya datar.
Emma mendengus dan mencengkram pipi Rachel kasar. "Aku sudah memperingatimu!" Bentaknya.
"Hei kau, wanita jelek! Jangan ganggu kakakku!" Teriak Falco saat melihat Emma yang mengganggu kakak sepupunya itu.
"Kau ingin dipukul ya, bocah sialan?" Emma bangkit dan bersiap menghampiri Falco.
Rachel yang melihat itu langsung bangkit dan menahan tangan gadis itu yang sudah siap melayang ke wajah Falco. Emma sempat terkejut dengan kekuatan tangan yang menahannya, bahkan dia tidak bisa menggerakan tangannya sama sekali.
"Aku akan mematahkan tanganmu jika kau sampai menyentuh adik-adikku." Ucap Rachel datar, matanya memandang Emma dengan pandangan mematikan. Emma langsung berdecih dan keluar dari sel penjara itu dengan tergesa.
Suasana langsung sepi setelah para prajurit pasukan pengintai itu pergi meninggalkan mereka bertiga dalam sel penjara ini. Rachel mendudukkan dirinya di lantai dan memandang dua bocah yang tengah menunduk di hadapannya. Dia yakin, pasti Falco dan Gabi masih shock dengan kejadian barusan yang menimpa kota kelahiran mereka terutama saat melihat kematian teman mereka sendiri (Udo dan Sofia). Apalagi saat mengetahui fakta bahwa Zeke ternyata merupakan pengkhianat Marley yang telah mengetahui dan membantu rencana para bangsa Eldia dalam tembok untuk menyerang Liberio.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE // Levi Ackerman
Fanfiction[Sequel of SPECTRUM - Dalam tahap revisi] Semua ini hanyalah perihal jarak dan waktu yang memisahkan kita. Namun sebuah perasaan tidak akan pernah berbohong dengan apa yang telah dilaluinya. Cerita ini adalah tentang aku dan dia. Aku yang selalu ber...